Thu. Sep 19th, 2024

Menyantap Ragam Kuliner Jakarta yang Terilhami Resep Masakan Warisan Soekarno dalam Mustikarasa

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Terinspirasi dari buku masak yang digagas Presiden Soekarno, Mustikarasa Hotel Indonesia Kempinski Jakarta meluncurkan program berjudul sama untuk merayakan keberagaman warisan kuliner lokal. Secara khusus, hotel bintang lima ini akan menonjolkan kuliner Jakarta sebagai ciri khas ‘rumah’ mereka.

Melalui serangkaian pemaparan yang dikurasi, partai ingin menelusuri kembali perjalanan Jakarta yang sempat dikenal sebagai kota pelabuhan hingga berubah wajah menjadi ibu kota. Sepanjang perjalanannya, Mustikarasa mempertemukan cita rasa lokal yang dibudidayakan dengan tradisi kuliner Tiongkok, Arab, India, dan Eropa.

Chef de Cuisine Signatures Restaurant, Widodo, mengatakan setiap hidangan dipilih dengan cermat untuk mencerminkan pertukaran antara dua budaya. Misalnya yang berafiliasi dengan China ada asinan sayur, soto betawi, dan laksa, ujarnya saat temu media di sebuah hotel di kawasan Tamrin, Jakarta Pusat, Selasa, 7 Mei 2024.

“Kalau menu kuliner Jakarta yang dipengaruhi budaya Arab, ada nasi goreng kambing dan kambing. Lalu India, karena kebanyakan tidak makan daging sapi, kami sediakan gulai ayam.

Tak mau kalah, ada juga makanan Betawi perpaduan budaya Eropa, yaitu semur daging yang disajikan dengan kentang, steak lidah, dan daging babi.

Lengkapi menunya, tersedia pula sejumlah hidangan penutup yang tak kalah menggugah selera. Dua item yang disajikan adalah es selendang mayang, yang menurut Chef Widodo “enak sekali”, dan puding manis berbahan tepung beras. Keduanya disebut-sebut merupakan menu hidangan penutup yang dipengaruhi budaya Tiongkok.

Diumumkan bahwa susunan menu Mustikarasa akan berubah setiap dua bulan hingga akhir tahun di Signatures Restaurant. Dimulai dari budaya kuliner Jakarta dengan budaya Tionghoa, dilanjutkan dengan makanan yang dipengaruhi budaya Arab, India, dan Eropa.

Edisi spesialnya akan berlangsung pada Agustus 2024 dalam rangka merayakan hari jadi Hotel Kempinski Indonesia Jakarta. Bertepatan dengan momen tersebut, mereka ingin merefleksikan masa transformasi Presiden Soekarno di Ende, Flores, di mana ia mengembangkan secara mendalam visi kemerdekaan Indonesia.

Masa kritis dalam hidupnya ditandai dengan kedekatannya dengan masyarakat dan aktivitas kreatif, termasuk teater, musik, dan menulis, yang membantu membentuk kerangka ideologisnya untuk masa depan bangsa. Rangkaian perayaan ulang tahun hotel bersejarah ini akan mencerminkan momen tersebut, menampilkan makanan dan minuman tradisional Andy.

“Indonesia adalah negara yang sangat beragam, dan kami selalu berusaha menemukan cara baru untuk memperkenalkan aspek lokal yang berbeda kepada para tamu kami,” kata Harald Fitzek, general manager Kempinski Hotel Jakarta, Indonesia, dalam sebuah pernyataan.

Fitzek melanjutkan. “Kali ini kami ingin menonjolkan hidangan tradisional yang luar biasa. Program rotasi Mustikarasa kami memberi penghormatan kepada beragam rasa yang telah membentuk peta kuliner Indonesia, memberikan kesempatan kepada para tamu untuk menemukan esensi bangsa melalui makanan.

“Kami berharap semua orang yang bergabung dalam perjalanan ini dapat memperoleh apresiasi lebih dalam terhadap dinamika budaya dan warisan Indonesia,” ujarnya.

Lifestyle matthewgenovesesongstudies.com berkesempatan mencicipi kuliner dalam rangkaian “Mustikarasa”. Pertama ada bubur ASI. Dengan rasa yang tidak terlalu tajam, hanya didominasi oleh asinnya sawi dan tekstur sereal yang lembut, hidangan ini cocok dijadikan sebagai hidangan pembuka.

Tekstur tambahan tahu, putih telur, dan potongan daging yang manis membuat setiap gigitan tidak terlalu membosankan. Sebagai tambahannya, Anda juga bisa menambahkan daun bawang cincang, kacang tanah sangrai, dan sambal untuk rasa pedas yang bisa disesuaikan dengan selera masing-masing.

Lalu saya mencicipi steak lidah, sup daging dan kentang, nasi goreng kambing. Sepertinya kombinasi yang solid. Ternyata tidak, karena rasanya tetap serasi di lidah.

Tekstur lidahnya lembut namun tidak sampai gembur, nikmat dipadukan dengan kuah steaknya yang cenderung gurih. Sedangkan kuahnya, sesuai dugaan, didominasi rasa manis, namun tidak terlalu manis. Kentangnya empuk, menambah tekstur bagus pada daging yang direbus, yang juga sama empuknya.

Nasi goreng kambingnya enak, dengan potongan daging kambing yang cenderung renyah. Bumbunya juga tidak begitu dominan sehingga masakan ini masih cukup serasi dengan kombinasi lauknya.

Untuk hidangan penutup, saya memiliki es krim selendang mayang dan puding manis yang cantik. Es selendang mayang rasanya klasik, mengenyangkan dan familiar, mengingatkan saya pada jajanan SD yang biasa saya beli. Sebagai orang yang tidak suka permen, saya merasa skeptis saat melihat puding manis utuh.

Namun perpaduan campuran tepung beras dan pudingnya memberikan tekstur yang enak dan yang terpenting tidak terlalu manis. Makanan penutup ini bahkan menjadi favorit saya dari set menu. Jadi, apakah Anda tertarik untuk mencobanya?

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *