matthewgenovesesongstudies.com, Manado – Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi atau lebih dikenal dengan Sam Ratulangi merupakan salah satu tokoh sentral pergerakan kemerdekaan Indonesia, termasuk di dunia pendidikan. Hingga saat ini makam Sam Ratulangi masih sering dikunjungi masyarakat, berkat perannya dalam kemerdekaan Indonesia.
Dikutip dari indonesiakaya.com Sam Ratulangi lahir pada tahun 1890 di Tandano, Sulawesi Utara. Pahlawan nasional ini meninggal dunia pada usia 58 tahun.
Tokohnya diakui sebagai sosok yang sangat berdedikasi dalam memajukan ilmu pengetahuan di Indonesia. Untuk menghormati jasanya kepada negara, maka dibangunlah kompleks makam Sam Ratulangi di desa Wawalintouan, Tondano, Sulawesi Utara.
Banyak relief yang menggambarkan kehidupan Sam Ratulangi, termasuk masa-masa perjuangannya dan dedikasinya terhadap dunia pendidikan. Pemakaman ini juga memiliki halaman yang sering digunakan sebagai tempat berbagai kegiatan memperingati Hari Nasional Indonesia, Hari Kemerdekaan, pada 17 Agustus.
Di dinding tersebut jelas tertulis ‘Si Tou Timou Tumou Tou’, sebuah ungkapan Minahasa. Kalimat ini sering digunakan oleh Sam Ratulangi.
Ungkapan ini bermakna bahwa manusia hidup untuk dimanusiakan. Melalui ungkapan tersebut, Sam Ratulangi mengajarkan moral tentang pentingnya saling menghargai dan menghargai perbedaan.
Kawasan tersebut juga dihiasi dengan patung Sam Ratulangi yang di belakangnya terdapat monumen tujuh lantai. Monumen ini melambangkan perjuangan gigih Sam Ratulangi untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.
Tentu saja pengunjung juga bisa menemukan makam Sam Ratulangi hanya dengan beberapa langkah ke bawah. Makam Sam Ratulangi dikelilingi taman yang indah dengan bunga berwarna-warni dan pepohonan rindang.
Masyarakat dapat datang ke makam tersebut untuk berdoa dan bermeditasi atas jasa dan pengorbanan Sam Ratulangi untuk Indonesia. Peziarah dapat mengunjungi kompleks makam secara gratis mulai pukul 09.00 hingga 17.00 waktu setempat.
(penjualan lagi)