Thu. Sep 19th, 2024

Meta AI Bakal Hadir di WhatsApp, Instagram, dan Facebook! Siap Saingi ChatGPT dan Copilot?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Melihat pesatnya perkembangan kecerdasan buatan, Meta tak tinggal diam. Perusahaan induk Facebook telah mencari cara untuk memasukkan kecerdasan buatan ke dalam ekosistemnya dalam beberapa bulan terakhir.

Merujuk Android Headlines pada Sabtu (20/4/2024), CEO Meta Mark Zuckerberg menyampaikan beberapa pengumuman, salah satunya mengumumkan Meta AI akan hadir di berbagai layanan Meta.

Meta AI akan tersedia sebagai obrolan di platform media sosial Meta seperti Instagram, WhatsApp, Facebook, dan Facebook Messenger. Untuk mengakses chatbot, pengguna cukup mengaksesnya langsung dari bilah pencarian aplikasi.

Zuck juga mengumumkan bahwa Meta AI akan memiliki website sendiri. Website Meta AI umumnya akan terlihat seperti website chat dengan antarmuka yang khas, kotak teks untuk memasukkan perintah.

Tak hanya itu, terdapat tombol Imagine yang dapat membuat gambar AI kreatif dari perintah teks.

Bersamaan dengan pengumuman tersebut, Meta juga akan memperkenalkan model baru bernama Llama Model 3. Model AI ini akan membawa Meta AI ke level selanjutnya dan akan mengalami peningkatan dibandingkan Llama 2.

Meta sepertinya mengikuti jalur Google dan menggunakan tiga ukuran berbeda. Dua dari tiga model AI dirilis hari ini.

Ini adalah model yang mendukung Meta AI dan didistribusikan oleh pengembang. Llama 3 juga mendukung SageMaker Amazon.

Tidak hanya itu, perusahaan juga akan memperkenalkan model multifungsi yang lebih besar yang akan diluncurkan dalam beberapa bulan mendatang.

Meta menyadari penerapan kecerdasan buatan akan menimbulkan penyalahgunaan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Salah satu sikap tegas Meta terhadap masalah ini adalah perusahaan akan mengambil tindakan tegas terhadap gambar AI vulgar yang dibagikan di platform mereka.

Meski pelarangan konten seksual di media sosial Meta sudah tertulis jelas, Dewan Perbankan ingin mengkaji ulang kejelasan kebijakan Meta. Mereka juga ingin mengetahui efektivitas strategi penegakan hukum ketika bekerja dengan gambaran jelas yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan.

Hal ini menyebabkan peningkatan perilaku pelecehan seksual di media sosial, dan banyak pengguna yang meminta Meta untuk menerapkan aturan yang lebih ketat terkait gambar-gambar tersebut.

Dalam dua kasus tersebut, komisi regulasi meminta Meta, termasuk Facebook, untuk mengadopsi aturan baru untuk menangani pelecehan semacam itu di platform mereka.

Dalam satu kasus, postingan Instagram yang memperlihatkan foto seorang wanita India telanjang dengan kecerdasan buatan diposting oleh akun anonim yang hanya memposting gambar wanita India dengan kecerdasan buatan.

Catatan tersebut dilaporkan ke Meta, namun laporan tersebut ditutup setelah 48 jam karena kurangnya penyelidikan. Pengguna yang sama mengajukan banding atas keputusan tersebut, tetapi banding tersebut juga ditutup dan tidak pernah disidangkan.

Helle Thorning-Schmidt, ketua dewan pengawas, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dewan sedang menangani dua kasus untuk menilai potensi kesenjangan dalam bagaimana kebijakan Meta ditegakkan.

“Kami tahu Meta lebih cepat dan efisien dalam mengelola konten di berbagai pasar dan bahasa dibandingkan platform media sosial lainnya,” kata Thorning-Schmidt.

Dia menambahkan: “Dengan menghapus satu kasus dari AS dan satu dari India, kami ingin melihat apakah Meta cukup melindungi semua perempuan di seluruh dunia.

Dewan sedang mencari komentar publik selama dua minggu ke depan dan akan merilis keputusannya dalam beberapa minggu mendatang, bersama dengan proposal kebijakan untuk Meta.

Sementara itu, Meta telah memperbarui kebijakannya terhadap konten yang dihasilkan AI dengan memberikan label “Made With AI” yang berlaku pada platform media sosial Instagram, Facebook, dan Threads.

Menurut laporan The Verge, Meta akan memberikan tag khusus untuk video, audio, dan gambar jika dikatakan dibuat oleh AI.

Label tersebut akan muncul pada konten yang telah diakui sebagai buatan AI dan konten yang telah diakui sebagai buatan AI. Meski Meta tidak memberikan detail mengenai sistem pendeteksiannya.

“Dalam empat tahun terakhir, dan khususnya setahun terakhir, masyarakat telah mengembangkan jenis konten AI realistis lainnya, seperti suara dan gambar, teknologi ini berkembang pesat,” tulis Meta dalam postingan blognya, dikutip Senin (4/8). /2024).

Pembaruan kebijakan media tahun 2020 yang melarang pembuatan atau pengeditan video AI yang membuat seseorang mengatakan sesuatu yang sebenarnya tidak mereka katakan. Sekarang meta tersebut mengubah cara mereka menangani konten yang dihasilkan AI.

Mulai Juni 2024, Meta akan berhenti menghapus konten AI yang tidak melanggar Pedoman Komunitas. Kebijakan ini merupakan rekomendasi dari Dewan Konteks mengenai konten dan bukan pembatasan.

Konten yang melanggar kebijakan lain, seperti konten yang terkait dengan penindasan, campur tangan pemilu, dan pelecehan, akan dihapus terlepas dari apakah konten tersebut dibuat oleh AI atau tidak.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *