Thu. Sep 19th, 2024

Minta Anggaran Rp 14 Triliun, AHY Beri Penjelasan

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurthy Yudhoyono (AHY) membeberkan alasan Kementerian ATR/BPN meminta anggaran hingga Rp14. miliar pada tahun 2025. Misalnya, ada target sektor pertanahan yang perlu diperluas.

Hal ini juga terkait dengan percepatan program reforma agraria yang diusung Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak 2014. Diakui AHY, anggaran tersebut terbilang sedikit dibandingkan tahun lalu.

“Kita alokasikan sekitar Rp 6,5 miliar, turun dari tahun lalu Rp 7,3 miliar. Defisitnya sekitar Rp 800 miliar. Kalau kita tanya cukup atau tidak, kita perkirakan akan ada peningkatan seiring berjalannya waktu. cukup untuk apa yang kita jalankan,” kata AHY usai KTT Reforma Agraria 2024, Sanur, Bali, Sabtu (15/6/2024).

Ia mengatakan, Komisi II DPRI menyetujui usulan tersebut. Ia menegaskan, ada kebutuhan mendesak untuk mempercepat sektor pertanahan yang membutuhkan tambahan anggaran.

Mulai dari percepatan program Pendaftaran Tanah Sistematis Total (PTSL), redistribusi tanah, hingga sektor perencanaan daerah. Di bidang penataan ruang, AHY belum berbuat banyak dan baru mencapai 25% dari target yang ditetapkan.

“Ingat, kita masih punya tugas untuk mencapai 2.000 RDTR, rencana detail tata ruang. Tidak mudah, kita saat ini baru punya 500, artinya kita masih baru 25 persen, jadi perlu mencapai 100%. anggaran itu perlu,” tegasnya.

Menurutnya, pengaturan RDTR ini dapat membuka peluang bagi investor untuk melakukan diversifikasi dana. Investasi selanjutnya diharapkan juga dapat menggairahkan perekonomian masyarakat.

“Kenapa penting? Misalnya karena dengan itu kita bisa lebih recovery dan memudahkan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Jadi penting dan mutlak perlu diterapkan,” kata AHY.

Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, AHY mengaku mengajukan pinjaman lunak ke Bank Dunia. Harganya mencapai USD 635 juta atau setara Rp 10,3 triliun.

“Mencari skema bantuan atau pinjaman lunak yang akan berlaku 5 tahun ke depan dengan mekanisme yang baik. Jadi mudah-mudahan ini juga bisa membantu dalam kegiatan reformasi dan kita bisa mencapai tujuan kita,” ujarnya.

Pengajuan pinjaman ini merupakan upaya antara alokasi anggaran masing-masing kementerian/lembaga. Putra sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono ini sadar masih banyak prioritas pembangunan lain selain Kementerian ATR/BPN.

“Tentu kami sangat bersimpati dengan prioritas anggaran pemerintah yang lain karena yang mendapat prioritas bukan hanya Kementerian ATRBPPN, artinya orang lain juga punya prioritas. Kami sedang berusaha mencari anggaran lain,” ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi II DPR RI Junimart Girsang mengamini anggaran Kementerian Pertanian dan Perencanaan Khusus/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) ditingkatkan. Jadi totalnya pada tahun 2025 adalah Rp 14 triliun.

Diketahui, pagu anggaran ATR/BPN Kementerian ditetapkan sebesar Rp6,45 triliun. Namun Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengajukan tambahan anggaran sebesar Rp7,5 triliun sehingga totalnya menjadi Rp14 triliun.

“Jadi kita dorong karena komisi (Komisi II DPRRI) punya anggota di Bangar (Badan Anggaran), untuk mendorong Kemenkeu, tidak hanya Rp 14 triliun,” kata Jonmart soal reformasi pertanian 2024. Pertemuan di Sanur, Bali, Jumat (14/6/2024).

Ia mengaku meminta Sekjen Kementerian ATR/BPN Suisse Vindiana mengkaji ulang anggaran tersebut. Peningkatan anggaran terutama untuk mendukung kerja ATR/BPN.

“Khususnya melaksanakan program pertama yang disebut teknologi IT yang tentunya membutuhkan banyak biaya. Kedua mengenai pendampingan hukum ATR/BPN, karena hampir 40% waktunya dalam praktek. sendiri di kantor selalu dianggap menyulitkan dan selalu ada yang mengganggu pekerjaan kepala kantor pertanahan, berurusan dengan APH (aparat penegak hukum), “jelasnya.

Senada, anggota legislatif PDI Parjuangan, ATR/BPN meminta kementerian memberikan dukungan hukum kepada kepala kantor pertanahan. Tujuannya agar pekerjaan berjalan lancar.

Junemart mengaku akan berkoordinasi dengan Bangor DPRI terkait penambahan anggaran tersebut. Bangar DPRI diharapkan juga bisa mendiskusikannya dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

“Kami akan menghubungi Bangar DPRRR dan kami minta Bangar juga bisa menghubungi Kementerian Keuangan untuk memenuhi kebutuhan pekerjaan. Kenapa? Karena tanah ini benar-benar milik rakyat,” tutupnya.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *