Thu. Oct 3rd, 2024

Naik Mobil Innova dan Menginap di Kedubes Vatikan, Ini Fakta Lain Kesederhanaan Paus Fransiskus

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Paus Fransiskus tiba di Indonesia pada Selasa, 3 September sore. Ia terbang dari Bandara Internasional Leonardo da Vinci, Fiumicino, pada Senin, 2 September 2024 dengan pesawat komersil Alitia.

Setelah menempuh perjalanan puluhan jam puluhan ribu kilometer, Paus Fransiskus dan rombongan tiba di Bandara Soekarno Hatta, Banten pada Selasa, 3 September 2024 sore. 

Ia segera masuk ke dalam mobil Innova Zenix berwarna putih dengan plat SCV 1 yang telah disiapkan. SCV di sini mengacu pada Status Civitatis Vaticanae alias Negara Vatikan.

Bagi Paus Fransiskus, ia lebih memilih berkendara dengan mobil yang banyak digunakan masyarakat di Indonesia.

Dalam kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, pria berusia 87 tahun itu menginap di Kedutaan Besar Vatikan di Jakarta. Sementara itu, rombongan menginap di hotel.

Pilihan Paus Fransiskus untuk tidak membawa mobil mewah atau hotel mewah ke Indonesia mendapat respons dari masyarakat. Banyak yang terkejut dengan terpilihnya pria asal Argentina tersebut.

“Populer sekali,” kata seorang warganet di X.

“Sederhananya, mencerminkan pemimpin sejati,” sahut yang lain.

Sementara itu, seorang warganet juga mengingatkan bahwa para pemimpin Katolik mempunyai nazar atau janji suci. Salah satunya adalah kaul kemiskinan.

“Anda tidak bisa boros jika Anda seorang pemimpin Katolik,” kata salah satu jaringan.

 

Bukan sekadar kunjungan ke Indonesia, Paus Fransiskus menginginkan sesuatu yang mewah. Ada beberapa catatan sederhana, antara lain:

1. Tidak tinggal di Istana Vatikan

Biasanya ketika seseorang menjadi Paus atau pemimpin tertinggi Gereja Katolik, mereka tinggal di Istana Apostolik atau Istana Vatikan. Istana ini terletak di utara Basilika Santo Petrus. Namun, Paus Fransiskus memilih tinggal di apartemen sederhana dengan dua kamar di Domus Sanctae Marthe.

Menurut juru bicara Vatikan, Federico Lombardi, hal ini karena Paus Fransiskus ingin tetap berada di komunitas.

“Dia menginginkan sesuatu yang sederhana. Hidup adalah persekutuan dengan orang lain,” kata Lombardi seperti dikutip Catholic Herald.

Kemudian pada bulan Juni 2013, Paus Fransiskus berbicara tentang alasan tinggal di apartemen.

“Bagi saya, ini masalah pribadi: itu saja. Saya harus hidup di antara orang-orang, dan jika saya hidup sendiri, mungkin sedikit terisolasi, tidak ada gunanya bagi saya,” kata Paus Fransiskus.

Keputusan Paus Fransiskus tentu mengejutkan karena ia merupakan Paus pertama dalam seratus tahun terakhir yang memilih tinggal di luar Istana Vatikan.

Pilihan Paus Fransiskus untuk tidak tinggal di Istana Vatikan juga mendapat perhatian dari Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suhario Hardjoatmodjo.

Saat ini dia tidak tinggal di Istana Kepausan, tapi tinggal bersama pejabat Vatikan, itu juga merupakan pilihan yang sangat simbolis, kata Suhario pekan lalu. 

“Wartawan ‘membacanya’ sebagai simbol peralihan dari pola kepemimpinan raja yang monarki menjadi kepemimpinan yang melayani,” kata Suharyo.

Paus Fransiskus memilih memakai sepatu hitam daripada merah, seperti tradisi kepausan di Gereja Katolik.

“Dia selalu memakai sepatu berwarna hitam yang ada garis-garisnya. Artinya sudah lama dipakai,” kata Suhario.

“Ini kecil, tapi sangat simbolis,” kata Suhario dalam konferensi pers di hadapan Paus Fransiskus pekan lalu. 

Masih di negara asalnya Argentina, pria bernama lengkap Jorge Mario Bergoglio ini tinggal di apartemen sederhana dan memasak makanannya sendiri.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *