Thu. Sep 19th, 2024

NASA Akan Bekerja Sama dengan SpaceX untuk Hancurkan ISS

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA) Amerika Serikat berencana menonaktifkan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada akhir tahun 2030. Dalam rencana ini, NASA bekerja sama dengan SpaceX milik Elon Musk,

SpaceX sedang membangun pesawat ruang angkasa untuk membatalkan orbit ISS. NASA dan SpaceX akan meluncurkan ISS ke atmosfer Bumi, NASA dan SpaceX pada Jumat (28 Juni 2024), demikian laman resmi NASA.

Nantinya, SpaceX akan mengembangkan pesawat luar angkasa deorbital. Pesawat luar angkasa ini akan mendorong ISS yang jatuh ke atmosfer bumi, sehingga ISS diperkirakan akan hancur secara dahsyat.

Stasiun Luar Angkasa Internasional NASA pertama kali diluncurkan pada tahun 2000. Pesawat luar angkasa ini mengorbit sekitar 445 kilometer di atas Bumi dan membawa lebih dari 200 astronot dari 19 negara dalam misi luar angkasa.

NASA menjamin ISS akan melakukan dorong aman saat memasuki atmosfer bumi. Sedangkan sebagai pengganti ISS, NASA akan menggunakan platform luar angkasa baru yang dioperasikan secara komersial sebagai sarana melakukan kolaborasi dan penelitian ilmiah.

 

ISS, atau Stasiun Luar Angkasa Internasional, adalah struktur buatan manusia terbesar yang pernah mengorbit Bumi. Ukurannya sebesar lapangan sepak bola dan bobotnya hampir sama dengan Boeing 747, yakni 45.000 ton.

Stasiun luar angkasa ini diluncurkan pada tahun 1998 oleh beberapa negara yaitu Amerika Serikat, Rusia, Kanada, Jepang dan anggota Badan Antariksa Eropa (ESA).

Dengan ukurannya yang sangat besar, ISS dibangun dengan total biaya sekitar 100 miliar dolar yang sebagian besar dibiayai oleh Amerika Serikat. ISS mengorbit Bumi setiap 90 menit pada ketinggian rata-rata 400 km.

Korolev menjadi tokoh yang mengembangkan banyak roket perintis dan pesawat ruang angkasa untuk Uni Soviet. Dia juga mulai merencanakan stasiun luar angkasa.

ISS kemudian berubah menjadi proyek konstruksi multinasional yang melibatkan banyak negara. Pembangunan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dimulai pada tahun 1998.

Proyek ini merupakan hasil kerja lebih dari satu dekade oleh 16 negara. Pembangunan ISS dimulai dengan peluncuran modul kendali Zarya Rusia pada 20 November 1998.

Modul ini berfungsi sebagai pembangkit listrik dan stasiun docking awal. Bulan berikutnya, unit dok, yang diproduksi di Amerika Serikat, dihubungkan ke orbit oleh para astronot pesawat ulang-alik Amerika.

ISS terbagi menjadi dua bagian utama yaitu Russian Orbital Segment (ROS) dan US Orbital Segment (USOS). Konstruksi utama ISS selesai antara tahun 1998 dan 2011.

ISS telah ditempati secara permanen oleh kru yang dipimpin oleh Rusia dan Amerika sejak November 2000. Mereka biasanya tinggal selama sekitar 6 bulan untuk melakukan eksperimen gayaberat mikro (tanpa bobot).

Eksperimen ini tentunya memiliki penerapan praktis di Bumi. Eksperimen ini tidak hanya akan membantu mempersiapkan misi Mars di masa depan.

Astronot NASA Mark Vande Hei memegang rekor masa tinggal terlama di ISS, tepatnya 355 hari. Lima badan antariksa dari 15 negara mengelola stasiun luar angkasa ini.

NASA dan badan antariksa Eropa (ESA), Kanada (CSA) dan Jepang (JAXA) mengelola segmen orbit AS. Mereka bertanggung jawab menyediakan energi matahari.

Sedangkan segmen orbit Rusia dari stasiun luar angkasa ini dioperasikan oleh badan antariksa Rusia Roscosmos. Mereka bertanggung jawab atas propulsi dan pemeliharaan lintasan.

 

ISS yang biasa digunakan sebagai laboratorium penelitian luar angkasa, dijatuhkan ke wilayah terpencil di Samudera Pasifik bernama Nemopont. Nemo Point merupakan sebuah wilayah di lautan yang letaknya sangat jauh dari daratan.

Luas wilayahnya sekitar 4.828 km dari pantai timur Selandia Baru dan 3.218 km sebelah utara Antartika. Alih-alih dekat dengan Bumi di Bumi, Point Nemo jauh lebih dekat dengan stasiun luar angkasa ISS jika Anda mengukur jaraknya sendiri.

Jarak antara titik Nemo dan stasiun luar angkasa adalah 400 kilometer. Oleh karena itu, cara paling ideal untuk mencapai titik Nemo bukanlah dengan menggunakan perahu.

Namun, dia sebenarnya sedang menerbangkan pesawat luar angkasa di atasnya. Point Nemo telah menjadi kuburan laut bagi tangki bahan bakar titanium dan sampah luar angkasa berteknologi tinggi.

Hingga saat ini, badan antariksa dunia umumnya sengaja membuang roket, pesawat luar angkasa, dan satelit bekas. Hal ini dilakukan agar benda luar angkasa yang jatuh ke bumi tidak mengancam pemukiman penduduk.

Sejauh ini, objek terbesar yang turun dari langit untuk mendarat di Nemo Point adalah laboratorium luar angkasa Rusia MIR, yang berbobot 120 ton pada tahun 2001.

(Tiffany)

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *