Thu. Sep 19th, 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Nascar yang terkenal dengan balap mobilnya sepertinya akan melirik sesi balap yang lebih ramah lingkungan di masa depan.

Organisasi balap ikonik ini baru saja meluncurkan prototipe kendaraan listrik (EV) pertamanya, bekerja sama dengan perusahaan elektrifikasi Swedia, ABB.

Seperti diberitakan The Verge, Senin (7/8/2024), prototipe mobil EV Nascar lebih mirip Ford Mustang Mach-E dibandingkan mobil stok tradisional.

Nascar mengatakan EV ini memiliki tiga motor listrik – satu di depan dan dua di belakang – yang ditenagai oleh baterai berpendingin cairan 78kWh.

Motor listrik pada mobil EV Nascar dapat menghasilkan tenaga hingga 1.000 kW, kata Nascar dalam pernyataannya.

Mobil Nascar EV pertama ini menggunakan sasis Next Gen Nascar versi modifikasi yang diperkenalkan pada tahun 2022, dirancang untuk beralih ke bahan bakar alternatif.

Selain dikembangkan oleh ABB, pabrikan ponsel ternama seperti Chevrolet, Ford, dan Toyota juga disebut-sebut turut andil dalam pengembangan mobil EV ini.

Sebelum diperkenalkan secara resmi di Chicago Street Race, mobil prototipe EV senilai $1,5 juta ini pertama kali dikendarai oleh pembalap Nascar David Ragan.

Ragan berkata, “Putaran tercepat saya di Martinsville Speedway di Virginia adalah dua persepuluh detik lebih lambat pada prototipe EV.”

Tampilan prototipe EV seluler Nascar tidak serta merta menggantikan mobil stok tradisional dalam waktu dekat.

Namun dengan semakin canggih dan pesatnya perkembangan teknologi EV, tidak menutup kemungkinan ajang balap ternama dunia akan diisi dengan mobil listrik di masa depan.

Di sisi lain, satu dari tiga mobil yang terjual di seluruh dunia pada tahun 2030 akan dibuat oleh produsen mobil Tiongkok. Ini merupakan prediksi yang relatif baru dari para pakar industri yang telah mempelajari kurva pertumbuhan mobil di Tiongkok.

Menurut Carscoops, mobil di Negeri Tirai Bambu sudah menguasai 21 persen pasar, namun para analis meyakini industri di negeri ini akan berkembang pesat dan merebut pangsa pasar 33 persen pada tahun 2030.

 Sebagian dari pertumbuhan otomotif Tiongkok akan mengorbankan merek-merek Barat, dengan pabrikan lokal meningkatkan pangsa pasar mereka dari 59 persen menjadi 72 persen.

Namun yang lebih mengkhawatirkan bagi merek-merek Barat adalah sebagian besar penjualan tambahan akan datang dari luar Tiongkok.

 

AlixPartners memperkirakan penjualan mobil Tiongkok di luar negeri akan meningkat dari 3 juta unit pada tahun 2024 menjadi 9 juta pada akhir dekade ini. 

Meskipun tarif baru sebesar 100% yang diberlakukan oleh Amerika Serikat akan membatasi kemampuan merek Tiongkok untuk memasuki pasar Amerika Utara, Jepang juga akan sulit untuk menindaknya.

Menurut penelitian tersebut, produsen mobil Tiongkok akan melipatgandakan pangsa pasar mereka di Eropa menjadi 12% pada tahun 2030, dan meningkatkan pangsa pasar mereka di pasar Rusia dari 33% menjadi 69%.

Penjualan di Timur Tengah dan Afrika akan tumbuh dari 8 menjadi 39 persen, sementara pengiriman ke Amerika Tengah dan Selatan dapat meningkat dari 7 persen menjadi 28 persen, CNBC melaporkan. 

Sementara itu, produsen mobil Tiongkok memperoleh keuntungan lebih tinggi, dan strategi penetapan harga mereka sudah dikenal luas. Namun para analis telah mengidentifikasi keuntungan penting lainnya.

Hal ini mencakup waktu pengembangan yang setengah dari waktu pengembangan produsen mobil Barat dan, sebagai hasilnya, kemampuan Tiongkok untuk memperbarui jajaran modelnya lebih sering.

“Merek Tiongkok lebih mengutamakan fitur-fitur yang dapat dinikmati pelanggan, seperti desain dan teknologi di dalam kabin. Mereka tanpa henti mempertahankan keunggulan harga, bahkan ketika mereka membangun pabrik di luar negeri dan merintis bidang teknologi baru, termasuk produksi baterai,” ujarnya Andrew Bergbaum, dari AlixPartners.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *