Fri. Sep 20th, 2024

Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 51 Bulan Beruntun, Juli 2024 Capai USD 470 Juta

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia akan mengalami surplus sebesar $470 juta pada Juli 2024. Artinya, Indonesia sudah 51 bulan berturut-turut mengalami surplus perdagangan hingga Mei 2020.

“Pada Juli 2024, neraca perdagangan barang mencatat surplus sebesar 0,47 miliar dolar AS atau turun 1,92 persen secara bulanan,” kata Plt. Kepala BPS Amalia A. Widyasanti saat jumpa pers BPS, Kamis (15/8/2024).

Amalia mengatakan, surplus Juli tahun ini lebih kecil dibandingkan periode sebelumnya atau dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya, di tengah kenaikan harga bahan baku.

Surplus neraca nonmigas pada Juli 2024 lebih rendah dibandingkan bulan lalu dan bulan yang sama tahun lalu, ujarnya.

Lebih lanjut Amalia mengatakan, surplus Juli 2024 ditopang oleh surplus bahan baku nonmigas yakni sebesar $2,61 miliar dengan bahan bakar mineral, lemak dan minyak nabati serta besi dan baja menjadi produk utama penyumbang surplus tersebut.

Pada saat yang sama, neraca perdagangan migas menunjukkan defisit sebesar $2,13 miliar, dengan minyak dan komoditas berkontribusi terhadap defisit tersebut.

Defisit perdagangan migas pada Juli 2024 lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya atau bulan yang sama tahun lalu, ujarnya.

Berikut tiga negara penyumbang surplus terbesar pada Juli 2024, antara lain Amerika Serikat sebesar $1,273 miliar, India sebesar $1,234 miliar, dan Filipina sebesar $742,9 miliar.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor mencapai 22,21 miliar dolar AS pada Juli 2024, meningkat 6,55 persen dari bulan sebelumnya.

“Pada Juli 2024, nilai ekspor mencapai 22,21 miliar dolar AS, meningkat 6,55 persen dibandingkan Juni 2024,” kata Plt. Kepala BPS Amalia A. Widyasanti saat jumpa pers BPS, Kamis (15/8/2024).

Rinciannya, nilai ekspor migas tercatat sebesar 1,42 miliar dolar AS atau meningkat 15,57 persen. Nilai eksportir nonmigas juga meningkat sebesar 5,98 persen dengan nilai sebesar $20,79 miliar.

Peningkatan ekspor bulanan pada Juli 2024 terutama didorong oleh peningkatan ekspor produk nonmigas yaitu bijih logam, terak, dan abu (HS26) yang meningkat sebesar 3.973,44 persen dengan pangsa sebesar 3,32 persen.

Selain itu, logam mulia dan permata atau permata (HS 71) tumbuh 51,11 persen dengan pangsa 1,28 persen, mesin listrik dan peralatan serta bagiannya (HS 85) tumbuh 14,89 persen dengan pangsa 0,81 persen.

“Selama ini peningkatan ekspor migas terutama didorong oleh peningkatan nilai ekspor minyak dengan kontribusi sebesar 0,82 persen,” ujarnya.

Secara tahunan, nilai ekspor mengalami peningkatan sebesar 6,46 persen pada Juli 2024. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan ekspor nongas, terutama logam mulia dan permata (71 SA); bijih logam, terak dan abu (HS 26) serta kakao dan hasil olahannya (HS 18).

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *