Fri. Sep 20th, 2024

Neta Indonesia Produksi 6.000 Mobil Listrik Tahun Ini, Bakal Dipasarkan di 50 Dealer

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita bertemu dengan jajaran direksi perusahaan otomotif China Hozon Energy Automobile Co., Ltd. (Huzon). Dalam pertemuan tersebut, Agus mengatakan pemerintah Indonesia menyampaikan terima kasih kepada Huzon yang telah berinvestasi di industri mobil listrik Indonesia di bawah bendera PT Neta Auto Manufacturing Indonesia.

“Kami tentunya berharap kedepannya kegiatan produksi Neta Indonesia semakin meningkat. Selain itu, strategi pasar Neta adalah menggunakan 50 persen dari total produksinya sebagai barang ekspor, dan perusahaan telah mengekspor ke 40 negara di seluruh dunia,” kata Agus dalam sebuah pernyataan. keterangan tertulis pada Sabtu (15/6/2024). 

Kemenperin ingin mendorong NITA tumbuh bersama membangun industri otomotif yang berdaya saing global.

“Pemerintah memiliki beberapa fasilitas insentif yang bisa dimanfaatkan NITA untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi dan hub ekspor, khususnya kendaraan setir kanan,” ujarnya. Sasaran Indonesia 

Pemerintah Indonesia juga serius dalam mempercepat pertumbuhan dan pengembangan ekosistem kendaraan listrik.

 

“Pada tahun 2030, populasi EV di Indonesia akan mencapai 600.000 unit, dan ini merupakan hal yang luar biasa,” tambahnya.

 

Selain itu, peluang pengembangan industri mobil di Indonesia juga besar, artinya jika dilihat dari data, rasio kepemilikan mobil di Indonesia sekitar 99 unit per 1000 orang. Sedangkan negara pesaing lainnya seperti Malaysia rasionya 490 unit per 1000 orang dan Thailand 275 unit per 1000 orang.

Namun angka yang rendah ini bisa menjadi peluang, karena berarti masih ada ruang untuk tumbuh. Apalagi jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di negara tersebut, Nita bisa melihatnya sebagai pusat ekspor, jelas Menperin.

 

Pasar ekspor kendaraan listrik yang akan dijajaki NETA antara lain adalah negara-negara di kawasan ASEAN dan Oceania.

“Kami melihat ada kemungkinan ekspor ke Australia, karena negaranya belok kanan. Mungkin akan menguntungkan secara ekonomi, dan kita berharap produksinya juga bisa di Indonesia,” kata Agus.

Kemenperin juga berharap Nita melakukan kajian pasar secara menyeluruh terhadap selera masyarakat Indonesia sehingga produk yang dihasilkan dapat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Selain itu, Kemenperin mendorong NITA untuk mempercepat lini produksi kendaraan listrik lainnya di Indonesia.

Pada saat yang sama, wakil presiden Nita Auto dan presiden Departemen Bisnis Luar Negeri, Mr. Zhou Jiang mengapresiasi pertemuan dengan Menteri Perindustrian Agus dan jajarannya. Menurutnya, hal ini merupakan bentuk nyata dukungan dan bantuan dari pemerintah Indonesia.

“Kita sudah mencapai tingkat lokalisasi (TKDN) sebesar 40 persen di Indonesia. Bulan Mei model Neta V kita produksi di China, dan bulan Juni kita produksi massal di Indonesia. makanan

 

Tahun ini, Nita akan memasarkan 6.000 unit produksinya ke pelanggan Indonesia dan membuka 50 gerai di Indonesia.

Model Neta X cukup populer bulan lalu dengan lebih dari 30.000 unit, tambahnya. Selain Neta X, perusahaan juga berjanji akan meluncurkan Neta baru Model L tahun depan.

NITA juga berkomitmen untuk memenuhi 60% TKDN pada akhir tahun 2025. “Kami ingin terus menjalin kerja sama dengan Indonesia, meningkatkan kerja sama dalam pengembangan produk otomotif di Indonesia,” ujarnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *