Sat. Sep 7th, 2024

Ngabuburit Seru dengan Ikut Kelas Tembikar di Taman Ismail Marzuki

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Sangat disarankan untuk mengisi waktu dengan berbagai kegiatan bermanfaat selama bulan Ramadhan. Jika Anda bingung atau bosan dengan rutinitas, Anda bisa mengisi waktu dengan mengikuti kelas kerajinan tangan di Taman Ismail Marjuki (TIM) Jakarta Pusat.

Pada kelas kerajinan, peserta diajak membuat sesuatu dari tanah liat, seperti gelas, mangkok, vas bunga, dan lain-lain. Selama bulan Ramadhan, kelas kerajinan dibuka setiap hari mulai pukul 11.00 hingga 22.00. Letaknya tepatnya di lantai 5 gedung TIM Trisno Sommerdjo.

Terdapat spanduk yang menyatakan bahwa ini adalah kelas kerajinan yang membantu calon peserta langsung menuju kelas. Tempatnya nyaman, bahkan pemandangan Jakarta bisa dilihat dari atas gedung.

Ada beberapa paket yang bisa dipilih. Misalnya saja paket lempar roda yang bisa ditempuh dengan membayar Rp 49.999. Selain dana tersebut, peserta juga akan mendapatkan 500 gram tanah liat, alat kerajinan dan celemek, serta pelatihan selama satu jam.

Ada pula paket kerajinan tangan dan lukisan dengan biaya Rp 79.999. Peserta akan mendapatkan bisque (keramik), peralatan kerajinan dan celemek, cat lapisan bawah dan sesi pelatihan selama satu jam.

Sedangkan paket lukisan keramik harganya Rp 89.999. Fasilitas tersebut meliputi 300 gram periuk tanah liat, peralatan tembikar dan celemek, cat glasir, dan sesi pembuatan tembikar selama satu jam. Kelas terbuka untuk anak-anak dan orang dewasa.

 

 

Peserta dapat langsung tiba tanpa perlu reservasi. Setelah selesai, Anda bisa langsung membawa pulang hasilnya. Jika hasilnya harus keramik dan bisa digunakan untuk makan, minum dan food grade akan dikenakan biaya tambahan sebesar Rp 125 ribu. 

“Waktu pembakaran paling cepat dua minggu dan paling lama empat minggu,” kata Lost in Clay, pendiri Dwiki kepada tim gaya hidup matthewgenovesesongstudies.com, Rabu, 3 April 2024.

 

 

Bahkan peserta yang baru pertama kali mencoba membuat kerajinan tidak perlu khawatir untuk mencobanya. Disebutkannya, para peserta akan dibimbing dan dibimbing dalam pembuatan materi dan penggunaan alat-alat yang tersedia oleh pemandu. Setelah selesai peserta dapat melukis kreasinya dengan cat dan kuas yang telah disediakan.

Secara umum, ada tiga kelas utama yang tersedia bagi peserta. Yang pertama adalah lempar roda, yaitu pembuatan gerabah dari tanah liat dengan menggunakan alat pemutar tangan. Berikutnya adalah pembuatan tangan dan pengecatan. Ini adalah kelas bagi mereka yang datang untuk membuat pot tanah liat dengan menggunakan beberapa teknik dasar dengan tangan, dan hasilnya bisa langsung diwarnai.

Yang terakhir adalah pengecatan pada keramik. Ini adalah kategori untuk mewarnai keramik olahan. Kelas ini umumnya direkomendasikan untuk anak usia 4-12 tahun.

Lost in Clay adalah studio tembikar yang didirikan pada November 2023. Namun kelas gerabah baru dibuka di TIM pada tanggal 9 Maret 2024. Lost in Clay merupakan tempat yang aman dan nyaman bagi orang-orang yang ingin mencoba sesuatu yang baru. Suatu bidang seni tanpa rasa takut akan aturan bahwa seni harus indah dan mempunyai bentuk yang baik. 

“Bagi saya, banyak orang yang memang ingin melakukan kegiatan seni atau mencoba sesuatu yang baru, tapi masih takut, karena tertarik pada seni itu harusnya artistik. Padahal konsepnya seperti mencoba makanan. Setiap selera bisa kita nikmati. Dan nikmatilah. sensasi taktil. Dengan mencoba hal baru,” kata Dwicky.

Dijelaskannya, ide awal dibukanya ruang kelas di TIM karena melihat potensi TIM sebagai tempat banyak diadakannya pameran dan kegiatan seni. Namun, ruang bagi anak-anak hingga orang dewasa untuk menciptakan karya seninya sendiri masih terbatas. Karena tempat tersebut relatif baru, kini partai tersebut fokus untuk mempromosikan tempat tersebut baik secara tradisional maupun digital.

 

Mereka biasanya membagikan brosur kepada pengunjung di sekitar TIM dan memasang spanduk di berbagai tingkatan TIM. Partai juga gencar mempromosikannya melalui media sosial dan mulut ke mulut. 

Lost in Clay kini memiliki lima karyawan. Dua orang merupakan pegawai tetap, tiga sisanya merupakan pegawai paruh waktu. “Kalau tetap tetap kenalan, kalau part-time kita kerja sama,” jelas Dwicki.

Meski tergolong baru, tempat ini sudah banyak dikunjungi orang. Rombongan mereka akan mengikuti kelas pada hari Sabtu, 6 April 2024. “Dari komunitas yang terdiri dari mahasiswa pertukaran antardaerah,” ujarnya.

Ruang kelas yang tersesat di tanah liat dapat menampung 30 hingga 40 orang. Mereka memiliki 10 alat putar manual dan satu alat putar elektrik otomatis. Oleh karena itu, kelas lempar roda sebaiknya bergantian dengan durasi satu jam per sesi.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *