Thu. Sep 19th, 2024

Nilai Transaksi Bursa Karbon Capai Rp 36 Miliar

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Presiden Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rahman mengatakan bursa karbon memperdagangkan lebih dari 600 ribu ton unit karbon setara CO2, dengan total nilai lebih dari Rp 36 miliar.

“Pada saat yang sama, pengguna jasa juga meningkat dari 16 pengguna jasa menjadi hampir 70 pengguna pertukaran karbon pada hari pertama perdagangan,” kata Iman saat memberikan sambutan pada diskusi dan konferensi pers SAFE 2024, Senin (22/7/2024). . .

Di Bursa Efek Indonesia (BEI), setidaknya 90 persen emiten telah menyampaikan laporan keberlanjutan, tambah Iman.

Pada saat yang sama, imbuh Iman, untuk mendorong emiten menjadi teladan di pasar modal Indonesia, BEI telah memperkenalkan indeks saham terkait lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG), yang menawarkan insentif berupa pengurangan biaya pencatatan obligasi ramah lingkungan. .

“Kemudian ada kerja sama dengan lembaga pemeringkat ESG internasional untuk memberikan layanan ESG bagi perusahaan yang terdaftar dalam layanan penilaian ESG untuk IDG dan Bursa Efek Indonesia,” kata Iman.

Selain itu, Peraturan Badan Jasa Keuangan No. 51/POJK.03/2017 mendorong dunia usaha untuk menerapkan kebijakan keberlanjutan berdasarkan implementasi. . Perusahaan publik.

Sebelumnya, Dede Indra Permana Swediro, Anggota Bagian Hubungan Hukum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN Indonesia), menyampaikan potensi perdagangan kredit karbon di International Carbon Exchange. 

Mekanisme perdagangan kredit karbon saat ini diterapkan oleh negara-negara maju untuk memberikan insentif pasar bagi mereka yang berhasil menerapkan upaya pengurangan karbon. Pada tahun 2023, perdagangan karbon global akan mencatat nilai perdagangan sebesar USD 480 miliar atau Rp 8000 triliun.

Dede menjelaskan, Indonesia memiliki hutan tropis terluas ketiga di dunia, dengan luas 125,9 juta hektar, mampu menyerap 25 miliar ton emisi karbon. 

“Jika Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bisa memanfaatkan potensi perdagangan kredit karbon, bisa dibayangkan berapa besar pendapatan negara melalui pajak dan PNBP,” kata Dede dalam keterangan resmi, Minggu ( 21/7/2024).

 

Dede Indra Permana yang menjabat Anggota Komisi III DPR RI mengatakan, potensi pasar internasional untuk perdagangan kredit karbon sangat besar, namun sayangnya peraturan kita belum memperbolehkan perdagangan kredit karbon dalam perdagangan internasional. 

“Kami berharap ada perundingan aturan perdagangan kredit karbon untuk pasar internasional agar kita tidak ketinggalan dibandingkan negara-negara maju yang sudah melakukan perdagangan kredit karbon,” jelasnya.

Lebih lanjut, Dede menegaskan, keberadaan aturan ini harus memberikan nilai tambah bagi pemerintah.

“Potensi kredit karbon kita terlalu besar untuk diperdagangkan hanya melalui pertukaran karbon dalam negeri. Akan lebih baik jika kita memiliki zona hukum yang kuat untuk perdagangan kredit karbon dalam perdagangan internasional.” – dia menyimpulkan.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *