Fri. Sep 20th, 2024

Nyeri Kronis Berdampak Luas pada Kehidupan Pasien, RSCM Kencana Kenalkan Executive Pain Clinic

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Sakit kronis merupakan masalah kesehatan yang serius di Indonesia. Prevalensi masalah ini mencapai 12 hingga 45 persen penduduk.

Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa nyeri kronis tidak hanya berdampak pada kesejahteraan fisik dan emosional individu, namun juga memiliki dampak ekonomi dan sosial yang signifikan terhadap masyarakat.

Menurut ahli anestesi RSCM Anggara Gilang Dwiputra, nyeri merupakan gejala yang timbul dari adanya suatu penyakit.

“Nyeri ini merupakan gejala umum yang dialami hampir semua orang, mungkin semua orang pernah merasakan nyeri,” kata Anggara saat peluncuran Executive Pain Clinic RSCM Kencana di Jakarta, Selasa (30/4/2024).

Lantas, nyeri seperti apa yang mengharuskan pasien segera memeriksakan diri ke dokter?

Untuk itu, Anggara menjelaskan, nyeri secara umum biasanya masih bisa diatasi dengan obat-obatan oral seperti obat pereda nyeri.

“Nah, kalau sudah berobat, sudah minum obat tapi sepertinya nyerinya masih ada, tidak enak badan, atau nyerinya semakin parah, bisa ke Puskesmas Nyeri.”

Karena nyeri kronis atau nyeri hebat yang tidak diatasi dapat mengganggu produktivitas pasien, maka pengobatan yang tepat harus diberikan.

Hal ini pula yang menjadi latar belakang RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kencana dalam peluncuran Executive Pain Clinic.

Executive Pain Clinic adalah fasilitas untuk mengatasi tantangan nyeri yang dihadapi masyarakat.

Menurut Direktur Utama RSCM Supriyanto, keberadaan Executive Pain Clinic sangat penting untuk memenuhi kebutuhan para penderita nyeri kronis.

Klinik Penyakit Eksekutif kami akan dilengkapi dengan fasilitas dan teknologi terkini dalam pengobatan nyeri, serta dikelola oleh tim medis terdiri dari dokter yang berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada pasien, kata Supriyanto di Jakarta, Selasa. (4/4) berkata. 30/2019). 2024).

“Kami percaya bahwa pendekatan holistik yang kami tawarkan, yang mencakup evaluasi komprehensif, manajemen nyeri multidisiplin, dan dukungan psikososial, akan membantu pasien kami mencapai kesehatan dan kesejahteraan yang optimal,” tambahnya.

Anggara menjelaskan Executive Pain Clinic diciptakan sebagai platform layanan bagi pasien nyeri yang membutuhkan terapi komprehensif.

Anggara menambahkan, Executive Pain Clinic tidak hanya melibatkan dokter anestesi dalam menangani pasien. Tapi, juga beberapa dokter spesialis lainnya.

“Misalnya kemungkinan akan ada dokter rehabilitasi medis, ortopedi, bedah saraf, dan psikologi untuk pasien nyeri kronis yang membutuhkan dukungan psikologis,” jelas Anggara.

Anggara melanjutkan memaparkan penanganan pasien nyeri di Executive Pain Clinic.

Menurutnya, masyarakat yang datang ke fasilitas ini untuk berobat akan dianggap sebagai penderita sakit.

Nah, untuk melakukan penilaian nyeri ini kita bisa melakukan beberapa tahapan. Biasanya kita melakukan anamnesis atau mencari, menjelaskan bagaimana pasien merasakan nyeri.

“Setelah itu, kami melakukan pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk mengetahui penyebab nyeri tersebut. Anda bisa melakukan pemeriksaan fisik atau pemeriksaan penunjang, misalnya dengan USG, MRI atau CT scan.”

Setelah mengetahui penyebab dan ciri-ciri nyeri, dokter akan menentukan pengobatan yang tepat bagi pasien.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *