Sat. Sep 21st, 2024

OCBC Target Akuisisi Bank Commonwealth Rampung Kuartal II 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Akuisisi PT Bank Commonwealth (PTBC) dari Commonwealth Bank of Australia (CBA) oleh PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) akan selesai pada kuartal II tahun 2024.

Pervati Surjavadaja, Presiden OCBC Bank Indonesia, mengatakan akuisisi Bank Federal masih dalam tahap awal setelah mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

“Kami berharap akuisisi ini dapat menciptakan sinergi di segmen ritel, usaha kecil dan menengah (UKM) serta lintas kapabilitas,” kata Parvati dalam paparan publik dalam RUPS, Senin (18 Maret 2024).

Parvati menambahkan, proses integrasi akan terus berlanjut setelah akuisisi ditargetkan selesai pada kuartal II 2024. Akuisisi ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan perseroan dalam memberikan layanan keuangan komprehensif kepada konsumen dan usaha kecil, menengah, dan mikro.

RUPS juga menyetujui pembagian dividen tunai senilai Rp 1,65 triliun. Dividen tersebut menyumbang 40,4% dari laba bersih tahun fiskal 2023 sebesar Rp 4,09 triliun. Oleh karena itu, dividen per saham adalah Rs 72.

Pervati Surjavadaja, Presiden OCBC Indonesia, mengatakan dividen tahun ini meningkat 163% dari tahun lalu Rp 22.

RUPS juga menyetujui pembelian kembali saham perseroan sebanyak-banyaknya 420.000 lembar saham, dengan pengalihan saham hasil pembelian kembali tersebut untuk memberikan bonus yang bersifat variabel sesuai POJK dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) sepakat membagikan dividen tunai senilai Rp 1,65 triliun pada rapat umum tahunan (RUPS) Senin (18 Maret 2024).

Dividen tersebut menyumbang 40,4% dari laba bersih tahun fiskal 2023 sebesar Rp 4,09 triliun. Oleh karena itu, dividen per saham adalah Rs 72.

Pervati Surjavadaja, Presiden OCBC Indonesia, mengatakan dividen tahun ini meningkat 163% dari tahun lalu Rp 22.

Parvati dalam jumpa pers, Senin (18 Maret 2024), mengatakan, “Telah disetujui penggunaan laba bersih tahun anggaran 2023 sebesar Rp 72 triliun atau Rp 1,65 triliun sebagai dividen tunai atau 40,4% dari laba bersih.”

Selain itu, Rs 10 crore akan disisihkan sebagai cadangan umum dan sisanya akan digunakan sebagai laba ditahan, tambah Parvati.

Parvati menjelaskan laba yang diraih pada tahun 2023 meningkat 23% dibandingkan tahun sebelumnya mencapai SR3,3 triliun.

Pada saat yang sama, rasio kecukupan modal (CAR) perseroan juga sangat tinggi, mencapai 23,7%, jauh lebih tinggi dari ketentuan minimum. Kinerja baik perseroan disebabkan oleh pertumbuhan kredit tahunan sebesar 12% dan kualitas kredit yang baik.

Berkat kinerja positif tersebut, return on equity (ROE) meningkat menjadi 12,0% pada akhir tahun 2023, dengan total aset bank mencapai Rp 250 triliun.

Hal ini terjadi setelah PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) mengumumkan kinerja baik untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, OCBC Indonesia meraih laba bersih sebesar Rp4,1 triliun, meningkat 23% dari Rp3,3 triliun pada periode yang sama tahun lalu. maju.

Selain itu, rasio kecukupan modal (CAR) bank juga terjaga pada level 23,7%, jauh di atas ketentuan minimum.

Kami mengakhiri tahun 2023 dengan baik. Kinerja positif tersebut juga didorong oleh pertumbuhan kredit sebesar 12% per tahun, dengan tetap menjaga kualitas kredit yang baik. Hasilnya, return on equity (ROE) meningkat menjadi 12,0% pada akhir tahun 2023. Presiden OCBC Indonesia Pervati Surjavadaja dalam keterangan resmi dikutip Rabu (31 Januari 2024) mengatakan total aset bank tersebut mencapai Rp 250 triliun.

Likuiditas OCBC Indonesia tetap sehat dengan rasio cakupan likuiditas (LCR) sebesar 206,2%, berada di atas ketentuan regulator. Dana pihak ketiga (DPK) bank tersebut berjumlah Rp 182 triliun dengan rasio CASA sebesar 55,8%. Pada saat yang sama, skala dana tabungan meningkat 14,6% dibandingkan tahun sebelumnya.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, pendapatan bunga dan pendapatan syariah masing-masing sebesar Rp15,53 triliun dan Rp893,14 miliar. Pendapatan bunga pada tahun 2023 meningkat 27,03% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$12,23 triliun.

Sedangkan pendapatan syariah meningkat 83,02% dari Rp 488 miliar pada tahun 2020. Seiring dengan peningkatan pendapatan, beban bunga dan beban syariah meningkat masing-masing menjadi Rp6,08 triliun dan Rp417,59 miliar per 31 Desember 2023. Rupiah Indonesia 2022, biaya. 3,8 triliun, belanja syariah 176,45 miliar riyal.

Setelah biaya lain-lain dan pajak, laba bersih perusahaan yang diatribusikan kepada pemilik unit utama adalah $4,1 triliun. Laba tersebut meningkat 23% dari tahun lalu sebesar $3,3 triliun.

Dari sisi aset perseroan, per 31 Desember 2023, aset perseroan tercatat sebesar Rp249,76 triliun, lebih tinggi dibandingkan per 31 Desember 2022 sebesar Rp238,5 triliun. Liabilitas meningkat menjadi Rp212,44 triliun dari sebelumnya Rp204,29 triliun. Sementara itu, modal saham per 31 Desember 2023 juga meningkat menjadi Rp37,32 triliun dari Rp34,21 triliun per 31 Desember 2022.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *