Fri. Sep 20th, 2024

OJK: IHSG Menguat 0,60% Sejak Awal Tahun, Investor Asing Beli Saham Rp 18,44 Triliun

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Kepala Eksekutif Pasar Keuangan, Produk Keuangan, dan Perdagangan Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi mencatat, mulai 29 Februari 2024, Indeks Harga Barang Terintegrasi (IHSG) naik sebesar 0,60%. Posisi 7.316 sampai sekarang.

“Pasar saham Indonesia per 29 Februari 2024 terus menguat. IHSG menguat 0,60% ke 7.316,11,” kata Inarno saat konferensi pers bulanan RDK secara online pada Februari 2024, Senin (3 Maret 2024).

OJK meyakini pasar keuangan dalam negeri mampu tumbuh baik pada tahun 2024, karena diperkuat dengan pembelian saham oleh investor asing.

Inarno mengatakan, OJK mencatat pada dua bulan pertama tahun 2024, antusiasme investor asing untuk masuk ke pasar saham dalam negeri sangat besar. Hal ini terlihat dari banyaknya aktivitas belanja bersih yang dilaporkan. Harga bersih tercatat Rp 18,44 triliun ytd, kata Inarno. Pengelolaan reksa dana

Inarno mengatakan, nilai aset yang dikuasai manajemen investasi hingga 29 Maret 2024 tercatat sebesar Rp 824,4 triliun. Turun 0,04% year to date dengan nilai aset reksa dana (NAB) sebesar Rp 495,79 triliun atau turun 1,13% year to date dengan total pelunasan tercatat Rp 16,72 triliun. Pasar saham Indonesia tetap kuat meskipun terjadi resesi global

Diberitakan sebelumnya, Departemen Jasa Keuangan (OJK) mencatat pasar saham Indonesia per 16 Maret 2024 masih menunjukkan kekuatan di tengah pelemahan perekonomian global.

CEO Otoritas Pengawas Pasar Modal, Derivatif Keuangan, dan Pertukaran Korban OJK Inarno Djajadi menjelaskan hal itu terlihat ketika IHSG menguat 0,86% ytd menjadi 7.335,55 dan mencatatkan harga Rp 20,05 triliun. Pada 5 Januari 2024, IHSG mencapai level tertinggi 7.403,08.

Beberapa peran IHSG pada Februari 2024 (hingga 16 Februari 2024), kata Inarno dalam jumpa pers Konferensi Tahunan Industri Jasa Keuangan OJK 2024, Selasa, 20 Februari. ) masih kuat, termasuk sektor kesehatan dan sektor jasa keuangan. dasar. departemen konsumen.” 2024.

Inarno mengatakan dari sisi pertumbuhan, kapitalisasi pasar saham per 16 Maret 2024 tercatat sebesar Rp 11.603 triliun atau awal tahun turun tipis 0,61%. Pada 4 Januari 2024, kapitalisasi pasar menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa yakni Rp 11.810 triliun. Dari sisi perdagangan finansial, rata-rata nilai perdagangan di pasar saham per 16 Februari 2024 tercatat sebesar Rp 10,66 triliun ytd.

Sementara di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI pada 16 Maret 2024 meningkat 0,60% dibandingkan awal tahun menjadi 376,87. Year over year (13 Februari 2024), produk SBN meningkat rata-rata 4,73 bps di seluruh pertumbuhan dan non-residen mencatatkan total penjualan sebesar Rp 3,30 triliun ytd.

“Untuk pasar obligasi korporasi, investor nonresiden juga melaporkan total penjualan sebesar Rp1,59 triliun dibandingkan awal tahun,” ujarnya.

Kini, di industri manajemen investasi, nilai Asset Under Management (AUM) manajemen investasi per 15 Februari 2024 tercatat sebesar Rp 800,30 triliun (menurun 2,96% dibandingkan awal tahun), dengan The Net Nilai Aset (NAV) reksa dana tercatat sebesar Rp 477,28 triliun atau turun 4,82% dan mencatatkan total pelunasan sebesar Rp 5,29 triliun.

Menariknya, kata Inarno, antusiasme penggalangan dana di pasar modal masih tetap ada, dengan nilai Penawaran Umum tercatat Rp 12,34 triliun dan dilaporkan ada 11 emiten baru yang masuk per 16 Maret 2024.

Sementara itu, masih terdapat 86 proyek Penawaran Umum dengan perkiraan nilai Rp 50,02 triliun, termasuk proyek IPO 59 emiten baru.

Sementara itu, Securities Crowdfunding (SCF), sumber pembiayaan lain bagi usaha kecil dan menengah, sejak penerapan ketentuan SCF hingga 16 Mei 2024, memiliki 16 editor yang disahkan oleh OJK. dengan 509 donor dan 169.851 investor. dan total dana yang terkumpul mencapai Rp 1,07 triliun.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan Indonesia sudah melewati masa wait and see pasca Pemilu 2024.

“Indonesia tidak dalam posisi wait and see seperti yang disampaikan menjelang pemilu,” kata Mahendra saat membuka Konferensi Tahunan Jasa Keuangan 2024 di Jakarta, Selasa (20 Februari 2024).

Ia berharap semua pihak dapat memanfaatkan masa pasca pemilu 2024 ini untuk memperkuat pembangunan ekonomi negara dan stabilitas industri keuangan.

“Kami berharap Presiden, Wakil Presiden, dan seluruh Kabinet Indonesia Berkelanjutan, DPR, DPD, seluruh lembaga pemerintah, dan masyarakat Indonesia menjadikan momen istimewa ini sebagai perlombaan pada akhirnya menuju akhir yang cerah di akhir tahun. Presiden.” masa jabatan presiden dan masa jabatan legislatif saat ini,” ujarnya.

Ia mengatakan, jumlah pemilih pada pemilu tahun ini sangat besar, yakni mencapai 164 juta jiwa. Jumlah ini lebih besar dibandingkan jumlah pemilu di dunia. Misalnya saja di AS hanya terdapat 158,43 juta pemilih terdaftar, Brazil memiliki 123,68 juta pemilih.

“Kita patut bersyukur minggu lalu masyarakat Indonesia menyelenggarakan pesta demokrasi. Pemilu kelima dan pemilu presiden terakhir dengan 204,8 juta pemilih terdaftar dan sah adalah sekitar 80%, 164 juta calon, jumlah yang sangat besar.” lebih besar dari jumlah pemilih pada pemilu presiden lainnya di dunia,” kata Ketua OJK terbesar di dunia itu

Artinya, Indonesia bukan lagi negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, melainkan negara demokrasi presidensial terbesar di dunia.

Selain itu, kata Mahendra, pemilihan presiden di Indonesia dilaksanakan secara bebas dan langsung, dibandingkan Amerika Serikat yang biasa menggunakan perwakilan di setiap negara.

“Jadi ini harus kita manfaatkan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan perekonomian negara dan menstabilkan sektor keuangan,” tutupnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *