Sun. Sep 8th, 2024

Orang di Atas 50 Tahun yang Kesepian Kronis Berisiko Lebih Tinggi Terkena Stroke

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Risiko kesehatan mengintai para lansia yang kesepian. Sebuah studi baru dari Harvard T.H. Chan School of Public Health menemukan bahwa orang lanjut usia yang sangat kesepian memiliki risiko 56 persen lebih tinggi terkena stroke dibandingkan mereka yang tidak kesepian.

Tahun lalu, Kepala Petugas Medis Dr. Murthy Vivek menarik perhatian pada epidemi kesepian dan isolasi sosial yang berskala nasional. Laporan tersebut juga memperingatkan bahwa kurangnya koneksi sosial meningkatkan risiko kematian dini lebih dari 60 persen.

Kini, para peneliti Harvard mengatakan mereka termasuk orang pertama yang meneliti hubungan antara perubahan kesepian dan risiko stroke dari waktu ke waktu.

Para peneliti merekrut 12.161 orang dewasa berusia 50 tahun ke atas yang belum pernah menderita stroke untuk berbagi informasi tentang kesepian mereka. Empat tahun kemudian, 8.936 lansia yang masih berpartisipasi dalam penelitian ini ditanyai pertanyaan yang sama.

Seperti dilansir New York Post, mereka dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan dua skor: “secara konsisten rendah” (mereka yang mendapat skor rendah dua kali pada skala kesepian); “menghilangkan” (mereka yang mendapat nilai tinggi pada kali pertama dan rendah pada kali kedua); “onset baru-baru ini” (mereka yang pada awalnya mendapat skor rendah dan kemudian tinggi_); dan “tinggi secara konsisten” (mereka yang mendapat skor tinggi pada kedua kali). 

 

 

Para peneliti menemukan bahwa kelompok kesepian yang “tinggi secara konsisten” memiliki risiko stroke 56% lebih tinggi dibandingkan kelompok “yang secara konsisten rendah”.

Pada dua kelompok lainnya – “remisi” dan “baru-baru ini” – tidak ada peningkatan risiko stroke. Menurut peneliti, pengaruh kesepian terhadap risiko stroke terjadi dalam jangka panjang.

Hasilnya dipublikasikan di eClinicalMedicine.

 

Menurut penulis utama studi tersebut, penilaian berulang-ulang ini membantu mengidentifikasi mereka yang mengalami kesepian kronis.

“Menilai kesepian secara berulang-ulang dapat membantu mengidentifikasi mereka yang mengalami kesepian kronis dan karena itu berisiko lebih tinggi terkena stroke,” kata pemimpin penulis Yenee Soh, seorang peneliti di Departemen Ilmu Sosial dan Perilaku. “Jika kesepian tidak diatasi pada tingkat mikro dan makro, hal ini akan menimbulkan konsekuensi kesehatan yang serius.”

Soh menunjukkan bahwa kesepian dan isolasi sosial bukanlah hal yang sama. Peneliti Harvard menjelaskan bahwa isolasi sosial adalah kurangnya kontak antarmanusia atau hubungan yang bermakna, sedangkan kesepian adalah perasaan sendirian karena hubungan Anda tidak memenuhi kebutuhan Anda akan koneksi.

Tim Soh berharap penelitian lebih lanjut dapat menjelaskan bagaimana hubungan antara kesepian dan asam urat bekerja.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *