Fri. Sep 27th, 2024

Orang Indonesia Lebih Pilih Belanja Online atau Offline? Ini Hasil Risetnya

matthewgenovesesongstudies.com, Belanja di Jakarta sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Menurut data Kementerian Perdagangan, sektor perdagangan merupakan sektor terbesar kedua dengan memberikan kontribusi sebesar 12,94% terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pandemi beberapa tahun lalu sangat mempercepat adopsi belanja online. Meski begitu, konsumen Indonesia belum meninggalkan kebiasaan belanjanya secara offline.

Menyadari fenomena menarik dalam tren belanja, data dan wawasan, Populix mencoba menggali lebih jauh pola belanja konsumen di Indonesia melalui laporan penelitian bertajuk Preferensi Konsumen dalam Belanja Online dan Offline. Studi ini melihat tren belanja offline dan online, serta situasi pascapandemi yang juga mempengaruhi perilaku belanja konsumen.

“Di Indonesia pascapandemi, kami melihat adanya transformasi menarik dalam perilaku belanja konsumen. Meskipun pandemi telah menyebabkan peningkatan signifikan dalam belanja online, temuan kami menunjukkan bahwa belanja offline tetap menjadi pilihan yang melengkapi pengalaman berbelanja konsumen dan terus berkembang setelahnya. pandemi. “Penelitian kami menunjukkan dinamika kompleks antara ritel online dan offline, menunjukkan bahwa keduanya tidak hanya akan bertahan, tetapi juga berkembang secara harmonis untuk memenuhi beragam kebutuhan konsumen,” kata Inda Tanip, kepala penelitian Populix, Minggu ( 21/4/2024 ).Bandingkan preferensi komersial: sebelum, selama, dan setelah epidemi

Studi Populix membandingkan preferensi belanja konsumen dalam tiga periode, yakni sebelum, saat, dan setelah pandemi. Karena faktor kesehatan dan pembatasan aktivitas sosial, 54% dari seluruh responden yang aktif berbelanja online dan offline lebih memilih berbelanja online di masa pandemi. Setelah epidemi berakhir, 49% di antaranya masih sering melakukan aktivitas belanja online.

Berbeda dengan persentase belanja online yang sedikit menurun, jumlah konsumen yang lebih memilih aktivitas belanja offline meningkat lebih dari dua kali lipat setelah pandemi berakhir. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun tren belanja online akan sangat populer, namun penyedia jasa masyarakat Indonesia juga suka membeli pakaian secara online.  

 

Dari sisi konsumen, memiliki toko offline dan online tentunya dapat mengakomodir kebutuhan belanja yang berbeda-beda. Secara umum konsumen Indonesia cenderung memiliki preferensi tersendiri ketika membeli jenis produk tertentu. Studi ini menemukan bahwa produk fashion dan kecantikan (masing-masing 46%) dibeli secara online, sedangkan produk sehari-hari seperti bahan makanan (34%) sebagian besar dibeli secara offline.

Selain itu, penelitian ini juga menyoroti beberapa faktor pendorong yang membuat konsumen memilih membeli produk baik secara online maupun offline: Online: kenyamanan dan kemudahan dalam membandingkan harga.

Kenyamanan (67%) dan kemudahan dalam membandingkan harga (66%) menjadi faktor nomor satu yang mendorong konsumen berbelanja online, disusul metode pembayaran yang berbeda (60%) di peringkat ketiga. Kemudahan proses pengembalian (25%) juga menjadi salah satu alasan utama konsumen lebih memilih berbelanja online.

 

 

Kejelasan atau dapat memegang/merasakan produk secara langsung (77%), tidak ada biaya pengiriman (66%), disusul kedekatan dengan toko (62%) menjadi tiga faktor utama yang membuat konsumen membeli produk secara offline.

“Pada akhirnya, transaksi belanja offline dan online mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendorong kemajuan perekonomian Indonesia. Bapak Indah menginformasikan bahwa: untuk terus berkontribusi aktif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, kerjasama bahu membahu antara ritel dan online penting dilakukan untuk memenuhi beragam kebutuhan konsumen Nesia di India.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *