matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Ikatan Dokter Anak (IDAI) menekankan tiga hal dalam memastikan keamanan pangan pada anak untuk mencegah penyakit. Ketiga hal tersebut meliputi produksi, penyimpanan dan persiapan penyajian.
“Keamanan pangan bukan hanya soal makanan siap saji, tapi bagaimana makanan itu disiapkan, disimpan, dan disajikan,” kata Dr. Moretta Damayanti, Sp.A(K), M.Kes. ANTARA memberitakan debat online hari Selasa pada Hari Ketahanan Pangan Sedunia di Jakarta.
Setiap bahan pangan, jelas Moretta, harus tersertifikasi bersih dan bebas bakteri, virus, parasit, dan protozoa sebelum diolah menjadi pangan jadi.
Anda juga harus memperhatikan pola makan Anda untuk menghindari racun, obat-obatan dan logam berat. Selain itu, suhu penyimpanan juga harus diperhatikan.
Sedangkan dari segi pelayanan perlu dipastikan bahwa peralatan yang digunakan dalam proses memasak bebas dari kontaminasi debu atau mikroba serta terbuat dari bahan yang aman (fog steel).
“Selain menjaga kebersihan makanan, kami juga memperhatikan perlengkapan makanan yang digunakan agar tetap aman. Perilaku orang yang memberi makan anak juga harus aman, misalnya tidak tersedak.”
Selain itu, diare merupakan penyakit paling umum yang disebabkan oleh anak-anak yang mengonsumsi makanan tidak aman, kata Moretta.
Selain itu, diare adalah penyakit paling umum yang disebabkan oleh anak-anak yang menangani makanan yang tidak aman, kata Moretta.
Di seluruh dunia, terdapat sekitar 1,7 miliar kasus diare pada anak setiap tahunnya. Menurut IDAI, jutaan anak meninggal di seluruh dunia setiap tahunnya akibat penyakit diare yang berkaitan erat dengan makanan yang terkontaminasi bakteri, virus, atau parasit seperti daging, unggas, ikan, dan susu.
Oleh karena itu, pendidikan tentang keamanan pangan penting untuk diketahui orang tua agar anak tumbuh sehat dan terhindar dari penyakit.
“Kontaminasi makanan berperan besar terhadap terjadinya diare,” ujarnya.