Fri. Sep 20th, 2024

Pabrik Citroën di Indonesia Berambisi Ekspor Mobil Listrik Jika Produksi Lancar

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Bekerja sama dengan PT Indomobil Wahana Trada, Citroën Indonesia akan bergabung dengan pabrik Indomobil di Purwakarta, Jawa Barat mulai 20 April 2021 untuk melakukan perakitan lokal (total knock down/CKD). Jika produksi berjalan lancar, Indomobil berharap Stellantis ingin pabriknya di Indonesia menjadi hub ekspor untuk pasar ASEAN.

Dimulai dari produksi yang masih berjalan, Citroën akan fokus terutama pada kendaraan listrik yang rencananya akan diluncurkan pada paruh kedua tahun ini.

“Pertama kita akan mulai memproduksi kendaraan listrik yaitu mobil E-C3. Kami berencana pada tahun 2024 ini, kami sudah bisa menyediakan dan memproduksi kendaraan listrik ini di Indonesia,” kata Tan Kim Piau, CEO (CEO). distributor nasional PT Indomobil pada peluncuran Citroën C3 Aircross di Jakarta, Selasa (23 April 2024).

“Melihat proses yang ada saat ini, semester II pasti sudah bisa kita lakukan produksinya. Hanya saja kalau kita tanya apakah Januari, Juli, Agustus atau September, kita ragu menjawabnya,” ujarnya lagi.

Melanjutkan bicara soal proses produksi Citroën E-C3, Tan mengatakan saat ini pabriknya masih dalam tahap pengujian.

“Jadi, jika kami menyebut build ini sebagai eksperimen, kami telah berhasil mencapai produksi pertama X0, dan sekarang kami mulai menguji produksi X1. Jadi ada tingkatannya,” jelas Tan.

Citroën berencana mencapai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) 20 hingga 40 persen pada mobilnya.

Grup Indomobil sebelumnya telah menguraikan rencana ekspor jangka panjangnya. Menguraikan lebih lanjut, Tan mengungkapkan bahwa ini adalah tujuan Stellantis yang belum terpecahkan.

“Kami belum mengambil keputusan soal ini (ekspor), tapi saya melihat sampai saat ini Stellantis (sudah memutuskan) satu-satunya negara di ASEAN yang punya kapasitas produksi adalah Indonesia. Jadi Thailand belum ada,” kata Tan optimis.

Oleh karena itu, saya kira kalau semuanya berjalan lancar, maka bagus, (ekspor) baik-baik saja, tapi jujur ​​saja ini belum diputuskan, belum dibicarakan, ”tegasnya.

Sebagai informasi, model E-C3 yang dibuka pemesanan di Indonesia masih CBU dari pabrik India. Model ini diharapkan siap memasuki garasi konsumen pada Mei mendatang ketika sebagian besar sudah selesai dibangun.

Keputusan mendatangkan merek kendaraan listrik Perancis ke Indonesia karena keikutsertaan Citroën dalam program insentif kendaraan listrik pemerintah.

Meski produksinya tetap fokus pada kendaraan listrik dalam hal penawaran powertrain di pasar domestik Indonesia, Tan menjelaskan Citroën hanya akan fokus pada kendaraan bermesin pembakaran internal (ICE) dan kendaraan listrik (EV) dalam waktu dekat.

“Dari segi produk, Citroën memang punya (hybrid), tapi saat ini di pasar Indonesia masih membicarakan mesin pembakaran dan kendaraan listrik. Jadi kami tidak melangkah sejauh itu dalam mengembangkan hibrida,” kata Tan.

“Agar tetap kompetitif dalam beradaptasi dengan populasi dan basis pasokan, kita harus mengintensifkan dalam hal pembangkit listrik, kami menawarkan bahan bakar dan mesin listrik untuk Citroën hari ini, dan masih banyak penelitian yang dilakukan pada pembangkit listrik lainnya. Hanya itu yang bisa saya lakukan. Saya dapat memberitahu Anda,” jelas Chief Operating Officer Stellantis ASEAN Daniel Gonzalez kepada wartawan di agenda yang sama.

Belum ada kabar mengenai produksi kendaraan pembakaran internal di pabrik Indomobil untuk Citroën, baik hybrid maupun pembakaran murni.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *