Thu. Sep 19th, 2024

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Jokowi Duga karena Efisiensi hingga Kalah Saing

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Presiden Joko Widodo atau Jokowi menilai penutupan pabrik sepatu Bata di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat karena efisiensi perusahaan. Selain itu, ia menilai penutupan pabrik tersebut karena kalah bersaing dengan produk barunya.

“Iya, kalau masalahnya pabriknya tutup, bisnisnya akan naik turun mengikuti keadaan, mungkin karena kualitas pekerjaan, karena kalah bersaing dengan produk baru. Banyak hal,” kata Jokowi di bidang Alat Telekomunikasi. Balai Inspeksi, Depok, Jawa Barat, Selasa (5 Juli 2024).

Meski demikian, penutupan pabrik sepatu Bata tidak berdampak pada perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Pasalnya, perekonomian Indonesia berhasil tumbuh sebesar 5,11 persen pada kuartal I tahun 2024.

“Dari sudut pandang makro, terlihat jelas bahwa perkembangan ekonominya sangat baik, 5.11,” ujarnya.

Sebelumnya, perusahaan sepatu Bata mengumumkan rencana penghentian produksi di pabriknya di Jalan Raya Cibening, Kecamatan Bungursar, Purwakarta pada akhir Maret lalu.

Salah satu penyebabnya adalah empat tahun lalu pabrik sepatu Bata mengalami kerugian karena minimnya pesanan.

Direktur Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Purwakarta Didi Garnadi pada kesempatan lain mengatakan, PT Sepatu Bata memecat pekerjanya karena kurang tertib. Jumlah pegawai yang diberhentikan sebanyak 233 orang.

PT Khau Bata Tbk membangun pabrik di Purwakarta pada tahun 1994 dan ditutup pada awal Mei 2024. Penutupan inventaris pabrik sepatu tersebut diumumkan melalui publikasi informasi di Bursa Efek Indonesia pada 2 Mei 2024.

PT Shoes Bata Tbk (BATA) diketahui menutup pabriknya di Purwakarta, Jawa Barat pada 30 April 2024. Menanggapi hal tersebut, Kementerian Perindustrian berencana memanggil manajemen perusahaan tersebut.

Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni mengatakan, ke depannya akan dihubungi manajemen Bata. Ia diminta menjelaskan penutupan pabrik Bata di Purwakarta.

“Kami sedang menghubungi industri sepatu Bata,” kata Febri saat ditemui di kantor Kementerian Perindustrian di Jakarta, Senin (6/5/2024).

Ia menemukan sebagian besar perusahaan Bata sendiri bergerak di sektor ritel. Setelah itu barangnya diisi dengan barang impor. Sementara itu, hanya sedikit pabrikan Indonesia yang memproduksi sepatu.

“Hanya sebagian kecil perusahaan Bata yang benar-benar memproduksi sepatu, meski bahan bakunya diimpor. Jadi kami tunjukkan ada laki lartas (pembatasan dan larangan) yang berharap sepatu laki lartas bisa digunakan di industri sepatu tanah air untuk mulai membangun pabrik. di Indonesia,” jelasnya.

Dia menjelaskan, larta digunakan untuk produk jadi yang diimpor ke Indonesia. Pada saat yang sama, akses bahan mentah ke pasar tidak dibatasi.

Hal ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh produsen sepatu seperti Bata untuk mendorong berdirinya pabrik di Tanah Air. Saya harap ini membuka peluang karir.

“Kami (Bata) ingin memperkuat pabriknya di Indonesia. Kebijakan Lartas adalah mendorong investasi industri alas kaki pada sektor yang terkena dampak lartas dan mendirikan pabrik di Indonesia,” ujarnya.

February menolak berspekulasi mengenai alasan penutupan pabrik Bata di Purwakarta. Pasalnya, dalam posisi tersebut Kementerian Perindustrian berperan sebagai regulator terhadap industri. “Kita urus beritanya, bagaimana? Tidak ada yang bisa kita lakukan, kita kendalikan,” tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Dinas Tenaga Kerja dan Migrasi Kabupaten Purwakarta Jawa Barat menyebutkan, lebih dari 200 orang terkena PHK akibat penutupan PT Khau Bata Tbk, pabrik sepatu Bata di wilayah tersebut.

Direktur Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Purwakarta Didi Garnadi mengatakan, pihaknya mendapat informasi dari manajemen mengenai situasi PT Sepatu Bata yang berhenti beroperasi karena kurang tertib.

Ia mengatakan, sebelum ditutup, sekitar akhir Maret lalu, perusahaan sepatu Bata itu mengumumkan rencana penghentian produksi di Jalan Raya Cibening, Kecamatan Bungursar, Purwakarta.

Salah satu penyebabnya adalah empat tahun lalu pabrik sepatu Bata mengalami kerugian karena minimnya pesanan.

“Pada Mei 2024, kami mendapat pemberitahuan PHK karena perusahaan tutup,” ujarnya, Senin (6 Mei 2024), seperti dikutip Antara.

Menurut dia, karena minimnya pesanan, PT Sepatu Bata merumahkan karyawannya. Jumlah pegawai yang diberhentikan sebanyak 233 orang.

“Perusahaan mengumumkan akan menyelesaikan seluruh hak karyawan yang diberhentikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” ujarnya.

PT Khau Bata Tbk mendirikan pabrik di Purwakarta pada tahun 1994 dan ditutup pada Mei 2024.

Penghentian produksi di pabrik sepatu Bata yang berlokasi di Jalan Raya Cibening kawasan Bungursar Purwakarta diumumkan melalui informasi yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia pada 2 Mei 2024.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *