Thu. Sep 19th, 2024

Pabrikan AS Diminta Keluar dari China agar Pasar Elektrifikasi Lebih Kompetitif

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Pasar mobil China memang terbesar di dunia. Lebih dari 21 juta mobil baru diperkirakan akan terjual di negeri tirai bambu itu sepanjang tahun 2023, menurut data China Passenger Car Association (CPCA).

Namun, karena persaingan yang ketat antara pabrikan global dan pabrikan lokal Tiongkok, produsen mobil terkemuka AS seperti Ford dan General Motors (GM) disarankan untuk keluar dari pasar Tiongkok. Hal ini untuk menghemat modal saat kita semakin beralih ke kendaraan listrik.

“Saya pikir [Tiga Besar Detroit: Ford, General Motors, dan Chrysler] harus keluar dari Tiongkok sesegera mungkin,” kata analis Bank of America Securities John Murphy dalam laporan tahunannya tentang Wars Cars yang ditulisnya pada Minggu (7). seperti dilansir Reuters./7/2024).

Usulan yang diajukan oleh seorang analis terkemuka di negeri Paman Sam ini muncul di tengah perdebatan mengenai upaya efisiensi biaya yang harus dilakukan Ford dan GM.

Menurut John, kedua merek asal Amerika ini harus mengambil langkah lebih drastis dengan mengurangi anggarannya agar lebih kompetitif di era elektrifikasi.

“Loyalitas konsumen dalam negeri terhadap produk dan merek dalam negeri sangat kuat. China tidak ramah terhadap produsen luar negeri,” kata Murphy.

Ya

Jelas sekali, pasar Tiongkok belum bersahabat dengan banyak pabrikan asing, terutama dalam beberapa tahun terakhir. Penjualan Ford dan GM juga menurun dalam dekade terakhir.

Faktanya, Tiongkok sendiri merupakan pasar terbesar GM sejak awal, namun produsen mobil tersebut saat ini sedang berjuang untuk mendapatkan keuntungan di pasar Tiongkok.

Pada saat yang sama, Ford menyadari ketatnya persaingan dari pesaing lokal seperti BYD dan Geely dan mengubah operasinya di Tiongkok menjadi pusat ekspor.

Sementara itu, untuk tetap bersaing dengan pabrikan China di pasar kendaraan listrik, CEO Ford Jim Farley mengumumkan perusahaannya akan menjual kendaraan listrik senilai USD 30.000 atau Rp 400 juta pada awal tahun 2027.

Merek asal Negeri Paman Sam itu yakin bisa meraup untung besar dengan menawarkan kendaraan roda empat bertenaga baterai dengan harga terjangkau.

Dalam pidatonya di Aspen Ideas Festival, Farley mengatakan rahasia mobil listrik akan siap dalam waktu sekitar dua setengah tahun, menurut kutipan dari Carscoops.

Ia tidak membeberkan detail mengenai mobil listrik murahnya tersebut, namun mengakui bahwa model tersebut dirancang untuk bersaing dengan mobil listrik China seperti model baru BYD dan Tesla.

Ya

Farley juga mengatakan Amerika Serikat perlu menghentikan kebiasaan menggunakan kendaraan besar untuk membantu transisi menuju masa depan yang bersih dan berlistrik.

“Kita perlu memulai kembali mobil kecil. Ini sangat penting bagi masyarakat kita dan adopsi kendaraan listrik,” kata Farley dalam wawancara dengan CNBC.

“Kami menyukai truk monster, dan saya juga menyukainya, tapi ini soal bobot,” tegasnya.

Secara terpisah, Farley menekankan bahwa Ford memprioritaskan pembuatan kendaraan listrik kecil karena tidak masuk akal secara ekonomi untuk melistriki kendaraan listrik besar.

“Kita perlu melakukan perubahan mendasar agar kendaraan listrik bisa menguntungkan,” kata Farley. “Hal pertama yang perlu kita lakukan adalah menginvestasikan seluruh modal kita pada kendaraan listrik yang lebih kecil dan lebih murah.

Ya

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *