Sun. Sep 8th, 2024

Pabrikan Tiongkok Diprediksi Bakal Kuasai Sepertiga Pasar Mobil Listrik Dunia

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Di masa depan, pabrikan China diperkirakan akan menguasai sepertiga pasar kendaraan listrik global pada tahun 2030. Hal ini akibat perang harga dan inovasi yang agresif.

Hal ini berdasarkan penelitian International Institute of Management and Development (IMD) dan menurut Howard Yu, direktur IMD Center for Future Readiness.

Seperti diketahui, beberapa produsen mobil China menjual kendaraan listriknya dengan harga terjangkau.

Langkah ini memberi mereka keunggulan kompetitif dan menimbulkan ancaman serius bagi produsen mobil di Eropa dan negara lain.

Melihat dominasi China di sektor kendaraan listrik semakin agresif dengan harga yang murah. Baru-baru ini, Presiden AS Joe Biden mengumumkan kenaikan tarif pajak sebesar 100 persen.

Aturan ini diberlakukan untuk melindungi produsen mobil listrik Amerika dari serbuan kendaraan listrik impor asal Negeri Tirai Bambu.

Menyikapi situasi tersebut, Yu mengatakan ke depan produsen mobil listrik China akan menerapkan sistem white label untuk menghindari aturan bea cukai tersebut.

Mirip dengan strategi “Intel Inside”. Produsen notebook menggunakan prosesor Intel, tanpa memasang CPU sendiri. Pabrikan Tiongkok akan menjual komponen, baterai, teknologi, dan semikonduktornya.

Saat ini BYD juga memasok chipset dari pabrik semikonduktornya ke Fiat dan Toyota di China. Oleh karena itu, hal serupa mungkin akan segera diterapkan di negara lain, termasuk Amerika Serikat.

“Margin yang didapat dengan cara ini bisa lebih tinggi. Misalnya, tidak ada produsen yang menghasilkan uang dari perakitan AC. Produsen kompresor memiliki pendapatan tertinggi. Begitu pula dengan komputer. Perakitan PC tidak menghasilkan uang lebih banyak dibandingkan mereka yang menjual chipset. dan soft devices, menurut saya industri otomotif juga menuju ke arah yang sama,” jelasnya.

 

BYD dan produsen kendaraan listrik Tiongkok lainnya belakangan ini gencar melakukan ekspor ke beberapa pasar Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Langkah ini mereka ambil untuk mengarahkan kelebihan kapasitas produksi ke pasar domestik Tiongkok.

Potensi di sini dinilai besar. Hal ini semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat produksi kendaraan listrik di Asia Tenggara. Yu menyarankan serangkaian langkah.

Pertama, mengembangkan kebijakan, peraturan, dan insentif untuk mendukung adopsi dan produksi kendaraan listrik. Misalnya saja berupa keringanan pajak, subsidi, pengisian infrastruktur dan persyaratan kandungan lokal.

Kedua, fokus pada penyediaan listrik untuk angkutan umum (bus, roda 2, roda 3) dan armada komersial. Karena lebih menguntungkan.

Langkah ketiga adalah menarik investasi asing dan kerja sama dalam produksi kendaraan listrik, produksi baterai, dan pengolahan mineral. Keempat, wajib mengeksploitasi cadangan nikel Indonesia yang besar dan menawarkan insentif.

Memberikan keringanan pajak dan subsidi kepada produsen kendaraan listrik dan baterai. Peningkatan kapasitas pemrosesan dan produksi baterai dan kendaraan listrik diharapkan terjadi. 

Ke depan, Indonesia mampu bersaing dengan China, Korea Selatan, dan Jepang yang memiliki teknologi dan produksi baterai yang unggul.

Kelima, bekerja sama dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya untuk menyelaraskan standar, insentif, dan infrastruktur kendaraan listrik. Dengan cara ini, Anda dapat menciptakan pasar dan rantai pasokan regional.

Sumber: Oto.com

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *