Thu. Sep 19th, 2024

Pagu Anggaran 2025 Turun Jadi Rp 6,22 Triliun, Ini Tanggapan Menteri KKP

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Pagu anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang disetujui untuk tahun anggaran 2025 adalah Rp 6,22 triliun. Anggaran ini berkurang dibandingkan anggaran 2024 yang mencapai Rp6,55 triliun.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menjelaskan anggaran tersebut berdasarkan surat bersama Menteri Keuangan no. S-612/MK.02/2024 dan Keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bapenas No./B-480/D.8/ΠΡ/04/03/07/2024 tanggal 19 Juli 2024 tentang Pagu Anggaran belanja Kementerian Lembaga dan Dana Hibah Khusus Tahun 2025 dan penyelesaian Program Kerja dan Anggaran Kementerian Lembaga Tahun 2025.

“KKP mendapat pagu anggaran sebesar Rp 6,22 triliun,” kata Sakti Wahyu Trenggono saat rapat kerja dengan Pansus IV DPR di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (3 September 2024).

Anggaran tersebut terdiri dari rupee bersih Rp4,36 triliun, pinjaman luar negeri dan hibah Rp1,38 triliun, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp351 miliar, Badan Layanan Umum (BLU) Rp92 miliar, dan Surat Berharga Negara Syariah (SBSN). ). . Rp 25 miliar.

Selain itu, berdasarkan pagu anggaran Dewan Pengawas, pagunya sebesar Rp 6,22 triliun dan biaya non operasional (53 persen) sebesar Rp 3,30 triliun. Rp.

Sedangkan kinerja penyerapan anggaran Kementerian Pelayaran dan Perikanan (KKP) tahun anggaran 2024 per 30 Agustus baru mencapai 53,87 persen atau Rp3,53 triliun atau total pagunya Rp6,55 triliun. “Kami laporkan pelaksanaan KKP pada 30 Agustus 2024 ditambah dengan sisa kontrak sudah mencapai 53,87 persen. batas sebenarnya sebesar 6,55 triliun. Rp,” tutupnya.

 

Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat ekspor udang Indonesia ke Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan sebesar 15,8% pada semester I 2024 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Direktur Utama Peningkatan Daya Saing Produk Hasil Laut dan Perikanan KKP, Budi Sulistiyo, mengatakan pada Januari-Juni 2024, Amerika Serikat masih menjadi tujuan utama ekspor udang Indonesia senilai USD 477,29 juta atau sekitar Rp 7,41 triliun (dengan asumsi nilai tukar Rp 15.531/USD). .

Namun secara year-on-year, ekspor udang Indonesia ke Amerika justru mengalami penurunan. Volume ekspor udang ke Amerika tercatat sebesar 62,17 ribu. nada.

“Amerika Serikat tetap menjadi yang tertinggi. Nilai ekspornya sebesar USD 477,29 juta dan pangsa ekspor Indonesia mencapai 63,1%. Tapi kalau dilihat perkembangannya, terlihat ada penurunan sebesar 15 persen,” kata Budi dalam jumpa pers. *Update di halaman Kasus Pengaduan Dumping Udang AS* di Media Center KKP, Gedung Mina Bahari IV, Jakarta, Senin (02/09/2024).

Budi mengungkapkan, penurunan tersebut disebabkan oleh berkurangnya konsumsi di Amerika seiring dengan semakin selektifnya masyarakat Amerika dalam berbelanja akibat kebijakan suku bunga yang tinggi.

 

Sementara itu, nilai ekspor udang Indonesia ke pasar global pada Januari hingga Juni 2024 juga mengalami penurunan sebesar 13,6%. dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Penurunan ekspor terbesar terjadi di pasar Amerika yaitu sebesar 15,8 persen dan merupakan pasar utama udang Indonesia yang mencapai 63 persen dari total ekspor udang Indonesia, kata Budi.

Di sisi lain, penurunan ekspor tidak hanya terjadi di Amerika Serikat. Ekspor udang Indonesia ke Jepang, Tiongkok dan ASEAN juga mengalami penurunan masing-masing sebesar 8,3%, 24,4% dan 29,3% year-on-year.

Sementara itu, ekspor udang global dari Indonesia masih didominasi oleh udang beku – 63,7%, disusul udang kaleng – 31,9% dan udang segar dingin – 4,4%.

 

Sebelumnya, Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Hubungan Luar Eda Putra Irrawaddy menyatakan, penerapan bea masuk antidumping terhadap udang beku Indonesia di pasar Amerika Serikat masih memiliki aspek positif.

Di sisi lain, Indonesia akan mendapatkan pasar ekspor baru. Pasalnya, margin dumping seluruh eksportir udang beku Indonesia lainnya hanya dikenakan bea masuk antidumping sebesar 6,3%.

Sementara di negara lain seperti Ekuador, margin dumping bagi eksportir udang beku dikenakan bea masuk anti dumping sebesar 10,8%.

“Positifnya kalau melihat margin tertinggi, Ekuador punya margin 10,8 persen. Artinya pembeli udang dari Ekuador akan berbondong-bondong datang ke kami karena harga kami lebih murah dan margin kami lebih rendah 6,3 persen. Tapi itu akan terjadi karena pasar sedang melarikan diri. mereka beli dari India dan Thailand akan ke Indonesia untuk mencari udang Indonesia,” kata Edy dalam konferensi pers pengaduan dumping udang AS di Media Center KKP, Gedung Mina Bahari IV di Jakarta, Senin (9 September 2024).

 

Dampak negatifnya adalah berkurangnya volume ekspor produk udang Indonesia ke Amerika Serikat. Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat penurunan ekspor udang ke pasar Amerika Serikat yang merupakan pasar utama udang Indonesia sebesar 15,8% dibandingkan total ekspor udang Indonesia ke dunia. Total ekspor udang Indonesia ke dunia pada Januari-Juni 2024 sebanyak 98,51 ribu. ton, dan nilainya sebesar USD 760 juta.

“Dampak negatifnya kita rasakan, dari semester pertama yang sama dengan tahun lalu sebanyak 170 ribu. nada. Jadi sekarang hanya 70 ribu ton. Kalau dikalikan dua pasti terjadi penurunan volume ekspor,” ujarnya.

Dampak negatif lainnya adalah semakin terpuruknya daya saing ekspor produk udang Indonesia akibat margin dumping atau tarif bea masuk anti dumping sebesar 6,3%.

Meski bea masuk antidumping Indonesia sebesar 6,3 persen, namun tarif tersebut masih lebih rendah dibandingkan negara lain. Oleh karena itu, Indonesia berpotensi memperoleh pasar baru dari negara-negara yang bea masuk antidumping lebih tinggi.

“Daya saing kami berkurang karena margin dumping. Pasti akan terjadi penurunan, artinya negara pengimpor yaitu Amerika akan mencari pasar pemasok baru,” tutupnya.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *