Fri. Sep 20th, 2024

Pakar: Hati-Hati Janji Manis Hacker Brain Cipher yang Akan Rilis Kunci Ransomware PDNS 2

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Kelompok peretas Brain Cipher yang menyerang server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 akhirnya angkat bicara soal aksi tersebut. Pada unggahan terbarunya, tim mengumumkan akan memberikan Key Deskripsi Data PDNS 2 secara gratis.

Menanggapi pernyataan tersebut, pakar keamanan siber Akuncom, Alphonse Tanujaya mengatakan, pernyataan tersebut memang dikeluarkan Brain Cipher melalui situsnya.

Namun tindakan ini belum tentu dapat diandalkan. Pasalnya, kelompok tersebut tidak menyebutkan secara jelas kapan kunci tersebut akan dilepas.

“Saya sebagai orang Indonesia tentu senang karena data saya ada di PDN, tidak dikelola dengan baik, asal-asalan, hati-hati, jangan mudah tertipu dengan janji palsu,” ujarnya dalam keterangannya, Selasa. (07.02.2024).

Seperti yang dikatakan Alphonse, kita tidak boleh langsung mempercayai klaim tim peretas tanpa menentukan jangka waktu tertentu.

“Kalau Rabu 3 Juli 2024 tidak disebutkan, kita percaya, Rabu akan dibebaskan,” jelasnya. Selain itu, semakin spesifik tanggal rilisnya, semakin besar kemungkinan tim akan merilisnya.

Pasalnya, kata Alphonse, di kalangan pencuri ada kehormatan. Artinya, jika Brain Cipher tidak merilis kunci dalam jangka waktu yang dijanjikan, mereka akan menghadapi permusuhan dari pembuat ransomware lain di industri tersebut.

Selain itu, ada hal lain yang perlu mendapat perhatian. Dalam situsnya, Brain Cipher PDNS 2 juga menyertakan counter yang berisi berapa kali kunci dekripsi telah dirilis.

Namun informasi sensus menyebutkan 3150 hari. Tentunya jika mengacu pada pengumuman grup yang akan merilis kunci dekripsi PDNS 2 pada hari Rabu, waktunya 12 atau paling lama 24 jam.

“Anda membagi 3.150 hari itu menjadi 365 hari, yaitu kira-kira 8,5 tahun. Mungkin 8,5 tahun kemudian pada hari Rabu akan dirilis jika memenuhi syarat,” kata Alphonse.

Jadi, Alphonse mengatakan sebaiknya menunggu dan melihat apakah Brain Cipher benar-benar merilis kuncinya untuk mengetahui detailnya. Ia juga menyatakan, jika kelompok itu menepati janjinya, ia akan berdonasi.

Sekadar informasi, para peretas Brain Cipher mengatakan bahwa mereka menerima sumbangan sukarela melalui dompet digital Monero. Menurut Alphonse, Monero digunakan karena akun Bitcoin sulit dilacak.

Sebelumnya, Brain Cipher, kelompok peretas yang melumpuhkan server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 selama berhari-hari dengan ransomware, akhirnya terbuka.

Melalui postingan forum yang dibagikan @stealthmole_int di Media Sosial X, kelompok peretas Brain Cipher bermaksud memberikan kunci dekripsi data PDNS 2 secara gratis.

“Rabu ini kami akan membagikan kuncinya secara gratis. Kami berharap serangan ini akan membuat Anda menyadari pentingnya mendanai industri ini dan mempekerjakan ahli yang berkualitas,” tulis kelompok peretas tersebut.

Selain itu, pelaku juga menyatakan tidak ada konten politik dalam serangan siber ransomware ini.

“Tindakan ini tidak ada muatan politiknya, hanya pentest (uji penetrasi) yang pada akhirnya membuahkan hasil.”

Hacker Brain Cypher telah meminta maaf karena tindakannya berdampak besar bagi banyak orang.

Apalagi mereka bertindak dengan rasa syukur dan kesadaran serta kemandirian dalam mengambil keputusan tersebut.

Kelompok peretas juga menyatakan akan menerima sumbangan sukarela yang dapat dikirim melalui dompet digital Monero.

Selama penutupan, kelompok peretas memastikan bahwa kunci ransomware masih disediakan untuk menumbangkan PDN secara gratis.

“Kami membuat dompet monero untuk donasi dan pada hari Rabu kami mendapatkan sesuatu. (Kami ulangi: kami memberikan kunci secara gratis dan atas inisiatif kami sendiri),” kata penjahat dunia maya tersebut. 

Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengabarkan Pusat Data Nasional (PDN) diretas oleh kelompok peretas Brain Cipher Ransomware pada tahun 2024.

Pihak yang tidak bertanggung jawab ini telah mengunci data pemerintah dengan data publik di dalamnya.

Samuel Pangerapan, CEO Aptika, membeberkan kasus kelompok Brain Cipher Ransomware yang menyerang pusat data nasional.

“Server Pusat Data Nasional diserang pada Kamis (20/6/2024) pagi. Data yang ada di PDN dienkripsi oleh peretas,” ujarnya.

“Pada Kamis pagi kami mengetahui ada data PDN yang diserang,” tambah Samuel saat konferensi pers pemutakhiran Pusat Data Nasional Sementera di Kantor Komunikasi dan Informatika di Jakarta, Rabu (24/6/2024). 6/2024). 

Setelah mendalami permasalahan tersebut, Kominfo dan tim forensik masih mencari sumber wabah tersebut. Sejauh ini Kominfo belum memberikan hasil apa pun terkait penyelidikan tersebut.

“Kami masih menyelidiki masalah ini,” kata Samuel.

Sekadar informasi, serangannya adalah Brain Cipher Ransomware. Malware tersebut merupakan evolusi dari LockBit 3.0 yang telah memakan korban sebelumnya, salah satunya adalah Bank Syariah di Indonesia pada Mei 2023.

Varian malware ini menyerang PDN dengan taktik yang kurang lebih sama dengan serangan BSI, namun metode yang digunakan sedikit berbeda, tambah Samuel.

Terkait serangan Ransomware, Kominfo dan BSSN pun meminta maaf.

“Kami mohon maaf kepada masyarakat yang merasa terganggu dengan persoalan PDN, khususnya persoalan keimigrasian,” kata Hinsa Siburyan, BSSN.  

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *