Fri. Sep 20th, 2024

Pakar Ingatkan Polusi Udara Bukan Cuma Berdampak ke Paru

matthewgenovesesongstudies.com, Profesor Tjandra Yoga Aditama, direktur studi pascasarjana Universitas Yarsi Jakarta, mengatakan tidak hanya paru-paru yang terkena dampak polusi udara. Mata dan kulit juga terkena dampak kualitas udara yang tidak sehat.

“(Dampak polusi udara) pada paru-paru sudah pasti. Tapi debu kecil juga bisa menempel di mata, itulah sebabnya beberapa orang mengeluh sakit mata.” ? dengan matthewgenovesesongstudies.com pada Jumat, 23 Agustus 2024.

Selain itu, partikel tersebut juga menempel pada kulit sehingga tentunya dapat mempengaruhi bagian terluar tubuh.

Tjandra juga menyebutkan polusi udara juga dapat mencemari sumber air. Misalnya jika sumur terbuka, polusi udara bisa meresap ke dalam air.

Air yang diminum secara langsung atau tidak diolah dengan baik dapat menyebabkan gangguan pencernaan, kata Tjandra.

Berbicara mengenai dampak jangka panjang dari polusi udara, selain kemungkinan menyebabkan kanker, juga meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung.

“Ini sangat buruk, pasti buruk bagi kesehatan Anda,” katanya.

Tidak dapat memilih cuaca

Berbeda dengan makanan, ketika kita membeli makanan kita bisa memilih makanan mana yang sehat dan bersih, cuaca tidak bisa melakukan itu.

Jika kualitas udara di suatu tempat buruk, Anda tidak bisa lagi menghirupnya.

“Kita tidak bisa memilih, kalau di suatu tempat ada pencemaran, kita mau menyerapnya atau tidak,” kata Tjandra.

 

Dalam kesempatan tersebut, Natan Rozendi, CEO dan pendiri Nifas, mengatakan ada dua faktor utama penyebab pencemaran udara di Jakarta dan sekitarnya.

Pertama, transportasi. Menurut Indeks Kualitas Hidup Udara (AQLI) tahun 2021, transportasi di Jakarta menyumbang sekitar 31,5 persen polusi PM2.5 di kota tersebut.

Kedua, emisi gas rumah kaca dari industri di sekitar Jakarta mempengaruhi kualitas udara di ibu kota.

“Kalau mau lihat mana yang lebih besar, sulit sekali. Tidak semuanya berasal dari Jakarta, juga banyak industri dari luar Jakarta yang mendatangkan udara ke Jakarta,” kata Nathan.

Tjandra menambahkan, aktivitas sehari-hari masyarakat juga menimbulkan polusi udara, salah satunya pembakaran sampah. Kemudian, Guru Besar Ilmu Kedokteran Paru dan Pernapasan FK UI juga menyoroti kebiasaan merokok masyarakat yang turut menyebabkan polusi udara.

Jadi jangan merokok, yang penting hindari polusi udara, kata Tjandra.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *