Thu. Sep 19th, 2024

Pakar ITB: WHO Sebut Bahaya Mikroplastik bagi Tubuh Belum Bisa Dibuktikan Secara Medis dan Kimia

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Pakar polimer dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Ir Ahmad Zainal Abidin MSc PhD, menyoroti ketakutan masyarakat terhadap bahaya mikroplastik yang masuk ke dalam tubuh.

Dari sudut pandang keilmuannya, Zainal mengatakan mikroplastik pada dasarnya bersifat inert. Oleh karena itu tidak heran jika banyak kemasan makanan yang terbuat dari plastik.

Berdasarkan keterangan resmi yang diperoleh Health matthewgenovesesongstudies.com pada Rabu, 31 Mei 2023, disebutkan, “Degradasi mikroplastik dari kemasan makanan dan minuman menjadi produk sama sekali tidak membahayakan kesehatan konsumen.”

“Apalagi kalau di badan Mikroplastik sama sekali tidak berbahaya bagi kesehatan. Karena tidak bisa diserap ke aliran darah melalui usus, mikroplastik akan kembali keluar dari tubuh,” tambahnya.

Ia kemudian mengatakan, sejauh ini belum ada penelitian yang membuktikan bahwa mikroplastik berbahaya bagi kesehatan manusia.

“Tapi kalau ukurannya nano Timbul pertanyaan apakah darah bisa menyerapnya atau tidak. Kemudian akan menumpuk di jaringan tertentu di tubuh kita. Oleh karena itu menurut saya Yang kita bicarakan saat ini adalah nanoplastik. yang berisiko Namun hal ini masih diperdebatkan dalam artian masih dipelajari. Apa pendapat WHO tentang bahaya mikroplastik?

Zainal melanjutkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri belum menangani bahaya mikroplastik. Sebab, belum bisa dibuktikan baik secara medis maupun kimia.

“Jadi fakta medis atau kimianya belum ada. Dan tidak ada yang bisa menggantikan kemasan plastik sebagai wadah makanan dan minuman,” ujarnya.

 

Selain itu, Bruce Gordon, koordinator air dan sanitasi WHO, mengatakan kadar mikroplastik dalam air minum tidak menimbulkan banyak bahaya bagi kesehatan manusia.

Dalam penelitiannya mengenai dampak paparan mikroplastik pada air keran dan air minum kemasan, WHO menyatakan bahwa risiko mikroplastik pada air minum sangat rendah.

“Untuk menciptakan kepercayaan konsumen air minum di seluruh dunia. Kami melaporkan dari penelitian ini bahwa risiko mikroplastik pada air minum rendah,” ujarnya.

Meski risikonya sangat kecil, WHO tetap merekomendasikan langkah-langkah tertentu yang dapat dilakukan untuk mencegah dampak mikroplastik terhadap kesehatan manusia.

“Pembuat kebijakan dan masyarakat harus mengambil tindakan untuk mengelola plastik dengan lebih baik. Masyarakat juga perlu mengurangi penggunaan plastik sedapat mungkin,” kata Gordon.

 

 

WHO mengatakan, informasi yang tersedia saat ini mengenai keberadaan mikroplastik dalam air minum sangat terbatas, kata Bruce. Banyak penelitian yang belum mengkaji masalah ini. Hal ini menyulitkan mereka untuk menganalisis hasilnya.

Oleh karena itu, WHO meminta para peneliti untuk mengkaji lebih dalam potensi dampak plastik terhadap kesehatan manusia.

WHO juga menyerukan pengurangan laju pencemaran sampah plastik demi lingkungan yang berkelanjutan.

“Kita perlu mengetahui lebih banyak tentang dampak mikroplastik terhadap kesehatan. Karena mereka ada dimana-mana,” kata Maria Nira, Direktur Departemen Kesehatan Masyarakat WHO.

 

Sebelumnya, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lucito mengakui belum ada standar kadar aman mikroplastik dalam minuman.

Pasalnya, WHO selaku Organisasi Kesehatan Dunia belum mengeluarkan batasan jumlah mikroplastik dalam standar air minum.

Soal standar air minum, kami mengacu pada WHO. Karena belum ada penelitian mengenai hal tersebut, maka WHO mengeluarkan pernyataan hanya untuk mengkaji temuan tersebut, ujarnya.

Andrea, peneliti kimia Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), juga mengatakan pihaknya belum pernah mempelajari dampak mikroplastik terhadap kesehatan manusia.

“Kami belum pernah melakukan hal ini terhadap dampak kesehatan dari mikroplastik dalam darah,” jelas Andries.

Sementara itu, dosen ahli sekaligus guru besar di Laboratorium Pengolahan dan Rekayasa Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB) mengatakan, semua kemasan termasuk plastik Ini memainkan peran penting dalam melindungi produk kemasan.

Tahan terhadap kerusakan fisik (guncangan, abrasi, goresan, dll.) dan kerusakan kimia. (akibat reaksi dengan oksigen dan air) dari lingkungan

Pengemasan pangan juga berfungsi untuk mencegah kontaminasi, baik itu kontaminasi dari mikroorganisme, serangga, hewan pengerat, maupun bahan kimia pada produk pangan yang dikemas.

Oleh karena itu, pemilihan bahan pengemas yang tepat dan proses pengemasan yang baik sangat penting dalam menentukan tanggal kadaluarsa suatu produk pangan kemasan.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *