Thu. Sep 19th, 2024

Pasar Saham Jepang Cetak Rekor Tertinggi dalam Sejarah, Tapi Kok Resesi?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Resesi dan resesi yang terjadi di Jepang dinilai tidak akan berdampak negatif terhadap pasar modal Indonesia karena indeks Nikkei 225 saat ini sedang berada pada level tertinggi. Hal itu diungkapkan Manajer Pasar Modal Tegu Hidayat.

“Pasar modal Nikkei kini berada di salah satu pasar tertinggi sepanjang sejarah. Oleh karena itu, jangan sampai terjadi dampak negatif terhadap pasar modal kita,” kata Tegu Hidayat dikutip Antara, Minggu (18/2/2024).

Menurutnya, jika melihat laporan pasar saham yang kini sudah menembus angka 38.000 dan mendekati level tertinggi sepanjang masa, tidak ada resesi di Jepang.

Namun diakuinya, terjadi resesi di Negeri Sakura yang tercermin dari pertumbuhan ekonominya yang kurang dari 3,3 persen pada kuartal III dan minus 0,4 pada kuartal IV tahun lalu.

Selain itu, Teguh mengatakan pertumbuhan PDB Jepang juga akan turun dari 1,7 persen pada tahun 2022 menjadi 1 persen pada tahun 2023.

“Namun angka pertumbuhan sebesar itu masih sangat tinggi untuk negara maju,” ujarnya.

Pada Jumat pekan lalu, indeks Nikkei 225 ditutup pada level 38.487,24, naik 329,30 poin atau sekitar 0,86 persen.

Indeks naik ke level tertingginya dalam 34 tahun terakhir karena sentimen positif terhadap Wall Street akibat optimisme penurunan suku bunga The Fed dalam waktu dekat.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyoroti perekonomian Inggris dan Jepang yang mencapai ambang resesi teknis pada kuartal terakhir tahun 2023. PDB Jepang turun 0,4 persen, dan PDB Inggris turun 0,3 persen.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiyarso mengatakan perlambatan ekonomi yang terjadi di negara maju seperti Jepang dan Inggris lebih banyak disebabkan oleh inflasi dan buruknya permintaan dalam negeri yang menjadi penyebab perlambatan tersebut. pembangunan di negara-negara tersebut

Susiwijono dari matthewgenovesesongstudies.com mengatakan, “Penurunan pertumbuhan ekonomi selama dua kuartal berturut-turut mengindikasikan Jepang dan Inggris sedang memasuki resesi teknis. Namun, masih terlalu dini untuk memprediksi kedua negara akan memasuki resesi ekonomi.” .” Sabtu (17/2/2024).

Ia pun mencontohkan, menurut National Bureau of Economic Research (NBER), resesi dapat diartikan secara luas sebagai penurunan aktivitas ekonomi yang menyebar ke seluruh perekonomian, berlangsung lebih dari beberapa bulan, yang biasanya tercermin pada PDB riil. . , pendapatan riil, lapangan kerja, manufaktur, dan penjualan eceran.

Namun dampak lambatnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara tersebut juga perlu mendapat perhatian khusus, khususnya Jepang.

Sebab Indonesia saat ini mempunyai hubungan kerja sama yang baik dengan Jepang seperti investasi dan ekspor-impor. Saat ini Jepang merupakan salah satu tujuan ekspor utama kami dengan ekspor utama batubara, komponen elektronik, nikel, dan mobil.

“Pemerintah akan terus memperhitungkan bagaimana dampak krisis ekonomi global terhadap perekonomian Indonesia,” ujarnya.

Saat ini perekonomian Indonesia masih kuat dan stabil didukung oleh data makroekonomi yang terus membaik. Pertumbuhan ekonomi ditopang oleh permintaan domestik yang masih tumbuh dan ditopang oleh inflasi yang terkendali.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *