Fri. Sep 20th, 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Pelayanan publik yang menggunakan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 kabarnya akan mulai aktif bekerja pada Juli 2024. Hal tersebut disampaikan Hadi Tijajanto, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam). ) –

Pada konferensi pers Menko Polhukam PDNS 2 didukung di lokasi dingin di Batam. Oleh karena itu, stasiun tersebut akan berkembang menjadi stasiun panas khusus untuk pelayanan strategis.

Dalam jumpa pers yang digelar pada Senin (7/1/2024), ia mengatakan, “Berdasarkan hasil rapat koordinasi, Saya menyimpulkan layanan berbasis PDNS 2 sudah bisa aktif beroperasi pada Juli 2024.”

Menko Polhukam mengatakan DRC (Disaster Recovery Centre) dapat memberikan layanan otomatis dan interaktif di Batam.

“Jadi kalau melihat kejadian kemarin Imigrasi belum mampu melayani masyarakat, sehingga kapasitas pelayanan bisa segera kita tingkatkan pada Juli mendatang,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Ditegaskan, setiap penyewa atau kementerian harus memiliki dana cadangan. Setelah serangan terhadap pusat data nasional Pencadangan data akan diwajibkan bagi penyewa.

“Setiap tenant atau kementerian harus punya cadangan. Ini wajib. tidak lagi menjadi pilihan, jadi jika PDNS diaktifkan Masih ada cadangan,” ujarnya.

Untuk informasi anda Diketahui, PDNS 2 di Surabaya, Jawa Timur diserang ransomware Brain Chipper pada pekan lalu.

Brain Cipher disebut-sebut sebagai ransomware yang bekerja menggunakan teknologi Lockbit 3.0 yang menurut berbagai sumber sulit untuk diretas.

Pelaku serangan ransomware menuntut uang tebusan sebesar $8 juta (sekitar R131 miliar) untuk pengembalian data terenkripsi.

Sebelumnya Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Komunikasi dan Informatika) telah memberikan update mengenai perubahan yang dilakukan dalam kasus Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) .

Herlan Wijanarko, Direktur Jaringan dan Solusi IT Telkom, mengatakan sejumlah upaya tengah dilakukan untuk memulihkan PDNS 2 Surabaya.

“Dari bencana hingga saat ini Kami mendapat bantuan dari BSSN, Cominfo dan para tenant, sumber dayanya digunakan untuk mengupayakan pemulihan,” kata Herlan dalam jumpa pers, Rabu (26/6/2024).

Namun, dia mengatakan Cominfo tidak dapat mengambil data terenkripsi.

Beberapa data terenkripsi tidak dapat dipulihkan lagi, katanya.

Meskipun data yang diambil tidak dapat dipulihkan, Namun beberapa data dari penyewa pusat data nasional masih dicadangkan. kata Herlan.

“Kami telah mengidentifikasi 44 penyewa yang masih didukung,” katanya. “Kami sedang berupaya untuk mengaktifkan kembali layanan yang terkena dampak,” tambahnya.

Bukan hanya ini Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Telkom Sigma dan BSNN telah melakukan kontak dengan tenant-tenant yang terdampak, kata Herlan.

“Kami sudah menghubungi penyewa yang terdampak untuk memastikan mereka memiliki cadangan,” kata Herlan.

Data tertunda yang tidak dapat didukung Herlan mengatakan Kementerian Komunikasi dan Informatika akan bekerja sama dengan BSSN dan Telkom Sigma untuk membuat PDNS baru.

Dia menutup pernyataannya dengan mengatakan: “Jika informasi penyewa yang terkena dampak tidak dapat dikembalikan Kami akan membangun tempat baru.”

Untuk mencegah hal serupa terjadi, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara Hinsa Siburian menjelaskan, BSSN telah memutuskan sambungan PDNS 2 dengan PDNS di kota lain untuk mencegah penyebaran ransomware.

“BSSN mengidentifikasi keterkaitan PDNS 2 di Surabaya dengan PDNS di Serpong dan Batam sehingga mencegah Ransomware menjangkau sistem lain,” ujarnya.

Apalagi yang terdampak hanya PDNS 2 di Surabaya, ujarnya.

“Sejauh ini kami pastikan PDNS 1 di Serpong dan Batam aman,” ujarnya.

Tak hanya itu, PDNS lengkap akan mendapat pembaruan sistem. Untuk mencegah hal serupa terulang kembali.

“Kami akan memperkuat sistem PDNS 1 di Serpong dan Batam. Agar tidak terjadi lagi di tempat lain,” ujarnya.

Menurut Herlan Wijanarko, fokus utama setelah serangan ransomware ini adalah memulihkan penyewa yang terdampak.

“Kami memprioritaskan penyewa yang terkena dampak masalah ini,” kata Herlan.

Ia juga menyatakan, pelayanan publik menjadi prioritas Cominfo agar masyarakat dapat menerima layanan yang tepat.

“Menteri sudah perintahkan pemulihan pelayanan publik dulu,” ujarnya.

Helran mengungkapkan, ada lima tenant yang datanya telah dipulihkan oleh BSSN, Kominfo, dan Telkom Sigma.

“Ada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Imigrasi, LKPP, Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi RI, Dinas Perizinan Kegiatan, ASN Digital dari Kota Diri dan Kementerian Agama,” ujarnya.

“BSSN, Kominfo dan Telkom Sigma terus melakukan upaya pemulihan agar pelayanan publik tidak terganggu.”

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *