Mon. Sep 30th, 2024

PDIP Cermati Sosok Baru di Pilkada Jakarta: Ada Nama Bivitri hingga Andika Perkasa

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Sekretaris Jenderal PDI Perujuang Hasto Cristianto membuka kemungkinan mengusung calon baru pada Pilkada 2024 di Jakarta.

Ia mendapat informasi dari masyarakat sipil bahwa ada usulan untuk memasukkan nama pakar hukum tata negara Bivitri Susanti dalam bursa pilkada.

Kepemimpinan ini terus membuka posisi PDIP terhadap kehadiran calon yang akan kami pertimbangkan berdasarkan suara partai,” kata Hasto, 20 Juli 2024, di kantor DPP PDIP, Jakarta.

Ia memikirkan dampak penayangan film dokumenter “Dirty Vote” yang dirilis di platform YouTube pada 11 Februari 2024. Menurutnya, situasi ini dapat membantu memulihkan demokrasi Indonesia.

Di sisi lain, PDIP masih mencermati sosok-sosok yang akan dipilih demi kemajuan Pilpres Jakarta.

Kini banyak wacana yang mempromosikan Ahok pada Basuki Tajaja Purnama atau Anis Beswadan.

Dia mengutip Antara, “Pandangan saat ini kemungkinan besar antara Pak Ahok dan Pak Anis, kombinasi keduanya, atau persaingan keduanya.”

Tokoh baru seperti Sekretaris Kabinet Pramono Anung, mantan Panglima TNA Jenderal TNA (Purn) Andika Perkasa, dan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Umum (LKPP) Hender’s Prihadi juga turut diungkap.

Hasto menutup, “PDIP masih memantau semua ini.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada Selasa (16/7/2024) mengapresiasi hasil survei yang dirilis Litbang Kompas terkait Pilkada Jakarta 2024.

Tentu kita mengapresiasi survei Litbang Kompas yang menyebut Pak Basuki Tazaja Purnama (Ahok), pengurus PDP, dan Pak Anis sebagai dua dari sembilan orang teratas yang ada di benak warga Jakarta, ujarnya.Rabu (17 /7/2024) Politisi PDIP akan lewat

Dia mengatakan Anis Baswedan yang mendapat 29,8 persen dan Ahok 20,0 persen sangat beralasan. Saya ingat mereka dulu pernah memimpin dan menjabat Gubernur di Jakarta.

“Iya, tentu saja mereka berdua yang memimpin Jakarta. Dan tentunya pemilih Jakarta adalah pemilih yang rasional, tentu mereka tidak ingin Jakarta dipimpin oleh orang yang tidak berpengalaman.”

Jadi menurutnya, jika ada calon lain di Pilkada Jakarta, dia akan menyebut mereka sebagai orang atau orang baru, namun masa jabatannya akan habis.

“Ini berdasarkan hasil kajian Litbang Kompas. Tentu saja cita rasa produk baru itu sudah menguap, yang tidak diinginkan masyarakat Jakarta,” ujarnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *