Fri. Sep 20th, 2024

PDN Diretas Hacker, Data Keluarga Indonesia di BKKBN Aman Enggak Nih? Dokter Hasto Angkat Bicara

matthewgenovesesongstudies.com, Pusat Data Nasional atau PDN Semarang diretas pada 20 Juni 2024. Karena dampaknya yang luas, hal ini mendapat berbagai reaksi dari masyarakat.

Peretas dilaporkan menggunakan ransomware atau virus jenis terbaru untuk menyerang server pemerintah yang mengelola data nasional kementerian dan lembaga serta pemerintah daerah.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan data keluarga Indonesia masih aman setelah mengetahui peretasan PDN.

Menurut dia, data keluarga BKKBN memiliki mekanisme yang baik mulai dari pencatatan, pengolahan, hingga penyimpanan multilayer. Selain itu, ia harus mengikuti prosedur dengan penjaga data untuk memastikan kerahasiaan data “nama berdasarkan alamat” keluarga untuk pengungkapan data yang meragukan.

“Terkadang kami hanya menyediakan data populasi agregat.” Sistemnya berlapis yang diterapkan BKKBN sehingga tidak ada kebocoran. Alhamdulillah sejauh ini data keluarga aman, tambah dr Hasto.

Di bawah Family Data, salah satu penghargaan diberikan kepada Ruma Data di Kampung KB untuk kategori Data Ruma Tradisional Terbaik dan Data Ruma Digital.

Menurut Hasta, data Ruma mempunyai peran besar dalam percepatan pembangunan keluarga, kependudukan, keluarga berencana (Banga Kenkana), dan program penurunan stunting.

“Saat saya ke Ruma Datak saya senang karena Data sudah selesai. Jika ditanya, ada berapa ibu hamil dan dimana tempat tinggalnya, kepala desa, kepala desa, dan kepala dinas? Rumah Dataku sangat bagus, detail, memudahkan pekerjaan karena di Rumah Dataku ada mikro data,” kata Hasto usai berakhirnya seminar nasional peningkatan kualitas integrasi dan sinkronisasi kebijakan melalui Rencana Pembangunan Kependudukan Indonesia 2045 Semarang. Jawa Tengah, Kamis 27 Juni 2024 .

Kasus peretasan PDN sebelumnya dilaporkan oleh Badan Pelayanan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Manajer Telkom Sigma.

Akibatnya, data di Pusat Data Nasional tertahan dan layanan publik yang menggunakan pusat data tersebut terhenti, dan layanan imigrasi menjadi pihak yang paling terkena dampaknya.

Pengamat keamanan siber Akuncom, Alphonse Tanujaya yang menyaksikan hal tersebut mengatakan, seperti dikutip Tekno matthewgenovesesongstudies.com, saat ini ransomware menjadi malware yang paling ditakuti oleh pengguna komputer dan pengelola data.

Ransomware adalah kejahatan dunia maya di mana seorang peretas dapat membobol suatu sistem untuk mendapatkan data milik pihak lain dan mengunci (mengenkripsinya). Selain itu, penjahat menyandera data dan meminta uang tebusan dari pemilik atau pengontrol data.

Ransomware sekarang dapat menambahkan tindakannya ke ransomware.

“Jika ransomware mengenkripsi data dan sistem yang diserangnya, ransomware mengancam akan mendistribusikan data yang dicuri jika korban menolak membayar uang tebusan yang diperlukan,” kata Alphonse.

Data yang Disusupi PDN Sementara 2 Data ini disusupi oleh ransomware BrainChipper, turunan dari Lockbit.

Ransomware ini melumpuhkan sistem yang dikelola PDN dan layanan pemerintah yang menggunakan data.

Salah satu pelayanan yang terganggu adalah imigrasi yang merupakan pintu gerbang Indonesia dan mencoreng wajah Indonesia.

Sebab, pelayanan keimigrasian terhenti sehingga sistem keimigrasian yang seharusnya dilakukan secara elektronik harus dilakukan secara manual.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *