Fri. Sep 20th, 2024

Pejuang Literasi di NTT, Mama Yane: Anak Saya Christian Sudah Bisa Baca, Besar Nanti Ia Ingin Jadi Polisi

matthewgenovesesongstudies.com, Kupang – Mama Yan bangga putranya Christian, siswa Sekolah Dasar (SD) Inpres 1 di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), kini bisa membaca dan menulis.

Katanya cita-citanya jadi polisi,” kata Mama Yen tentang acara tersebut, Rabu (26/6/2024) usai mewakili orang tua siswa yang menyaksikan kegiatan membaca di SD Inpres 1 Kupang. . ) di pagi hari.

Kebanggaan Mama Yen memang beralasan. Pasalnya, Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang sedang berjuang meningkatkan literasi, termasuk upaya mendukung kemampuan membaca anak.

“Senang sekali karena guru-guru di sini mau mendidiknya (Kristi). Dari tadinya tidak tahu huruf, dia sekarang lancar membaca. Begitu juga di rumah. Kadang-kadang dia merasa malas, dia juga anak-anak,” kata Mama Yen. .

“Tapi anak itu selalu bersemangat saat pergi ke sekolah. Suatu hari tidak pernah tiba.”

Sementara itu, Yeri Selfin Pandi pun mengaku senang sekaligus terharu karena anak-anak yang dulunya tidak bisa membaca kini bisa membaca.

Yeri Selfin Pandey merupakan guru SD Inpres 1 Kupang, NTT yang telah mengabdikan dirinya pada sekolah meski statusnya masih honorer.

Dalam program perkemahan membaca, ia mengajar anak-anak Kristen dan anak-anak lainnya membaca dan berlatih.

“Awalnya tentu saja saya sedih. Ketika anak-anak berhasil, saya tidak bisa mengungkapkan kegembiraan saya. Saat mereka lancar membaca,” kata Yeri.

Guru Yeri mengaku banyak kesulitan yang ia hadapi selama mengajar. Namun, mengingat profesinya sebagai guru, ia mengesampingkan hal tersebut dan berkonsentrasi mengajar anak-anak.

“Profesi saya sebagai guru adalah mengajar. Ada suka dan dukanya. Tapi suka dan duka saya gabungkan dengan semangat. Dengan begitu saya bisa mendidik anak dengan baik.”

“Bayangkan ketika anak-anak belum mengenal huruf, tentu kita harus berusaha sekuat tenaga. Namun dengan semangat dan bimbingan, saya berhasil membawa mereka ke level 4 yaitu kelancaran membaca.”

Reading camp merupakan program SD Inpres 1 Kupang yang bertujuan untuk menanamkan minat membaca pada anak-anak agar kemampuan literasinya prima.

SD Inpres 1 Kupang merupakan mitra INOVASI (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia), sebuah program kemitraan antara Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia, yang dipimpin oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT), Departemen Pendidikan, Kebudayaan dan Penelitian. . . dan Kementerian Teknologi, Agama, dan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (BAPPENAS).

Direktur SD Inpres 1 Kupang Nere Setiawan Lede mengatakan, pelaksanaan program kamp membaca sangat penting dan memiliki banyak manfaat.

“Pertama-tama, mencakup penilaian sederhana. Tanpa pengawasan pengembang, guru dapat menggunakan alat sesuai kemampuannya,” kata Nere.

“Selain itu, program ini memiliki siklus sederhana yang dapat melacak kemajuan anak-anak. Dan sekolah dapat menerapkan program ini sendiri.”

Pada akhir November 2022, Nere memulai kamp membaca. Untuk mendapatkan data yang akurat, dengan membentuk kelompok evaluasi instruktur dan siswa dari kelompok pengajar saat itu.

“Dari 480 siswa kelas 1-6, hasilnya menunjukkan 31 persen siswa atau 152 siswa tidak memahami membaca pada empat tingkat kemampuan. Tingkat pertama tidak mengenal huruf, tingkat kedua tidak mengetahui kosa kata, tingkat ketiga tidak mengenal kalimat, dan tingkat keempat tidak lancar dibaca dan dipahami,” kata Nere.

Lebih lanjut Direktur SD Inpres 1 Kupang Nere Setiawan Leday menyatakan, hasil asesmen Mei 2023 menunjukkan kemajuan.

Hasilnya, saat ini hanya 10 persen siswa atau 49 anak yang belum bisa membaca. Hal ini menjadi dasar untuk melanjutkan kegiatan membaca pada tahun 2024, kata Nere.

“Dengan siklus kira-kira bulan Januari sampai Juni, pelaksanaannya mengutamakan penilaian pembelajaran. Setelah menerima data dan nama siswa, pihak sekolah berkomunikasi dengan orang tua siswa.”

– Komunikasi ini penting karena sore harinya kita akan mengembalikan anak kepada orang tua.

Ada juga tahap penilaian informasi untuk melihat apakah ada perubahan pada gerak dan kemampuan, kata Nere.

“Kemudian ada bantuan lagi yang dilanjutkan ke penilaian berikutnya.”

“Kami yakin dengan adanya kegiatan reading camp ini dapat mengatasi permasalahan siswa yang belum bisa membaca.”

 

Sementara itu, INOVASI telah bermitra dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dan beberapa pemerintah kabupaten/kota sejak tahun 2017.

Pada Tahap 1 dan 2, INOVASI bekerja sama dengan pemerintah kabupaten di Sumba Barat Daya, Sumba Barat, Sumba Tengah, dan Sumba Timur (kemudian berkembang ke Nagekio, Timor Tengah Selatan, dan Kupang) untuk melaksanakan inisiatif peningkatan kualitas guru terkait menulis di kelas – membaca Memulai . Membaca buku dan literasi, transisi bahasa ibu ke bahasa asing, numerasi, disabilitas dan inklusi, pendidikan karakter dan gender.

Secara paralel, INOVASI juga memberikan dukungan perencanaan dan kebijakan, seperti integrasi Grand Design dan Peta Jalan Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT ke dalam rencana strategis RPJMD dan Biro Pendidikan Sumba Barat, Sumba Timur, dan Nagekio.

Contoh nyata dari program Inovasi Nusa Tenggara Timur adalah strategi menggenjot pendidikan literasi yang beragam melalui pembuatan ‘kemah membaca’ di Nusa Tenggara Timur.

Dalam kegiatan membaca ini, INOVASI mendorong pemanfaatan buku anak untuk meningkatkan budaya membaca taman bacaan masyarakat.

Di Nusa Tenggara Timur, INOVASI bekerja sama dengan Yayasan Taman Bakan Pelangi yang menyediakan perpustakaan untuk anak-anak di Indonesia Timur. Sebanyak 24 perpustakaan anak diciptakan INOVASI bekerja sama dengan Yayasan.

Contoh lainnya adalah Program Pendidikan Multibahasa Berbasis Bahasa Ibu (PMBBI) di Kabupaten Sumba Timur dan Nagekyo.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *