Tue. Oct 1st, 2024

Pekerja Muda Genjot Industri Video Game di Afrika Selatan

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Saat masih kecil, Devlin van der Walt bercita-cita menjadi seorang pengembang video game. Dia mulai membuat permainan kertas dan memasukkannya ke dalam buku.

Kota tempat tinggalnya, Middleburg, Afrika Selatan, tidak terkenal dengan industri gamenya, sehingga ia terus belajar dan berlatih hingga akhirnya mendapatkan pekerjaan di 24 Bit Games di Johannesburg.

Devlin menikmati pekerjaan yang menantang dan menjadi bagian dari industri game kecil namun berkembang di Afrika Selatan. Nicolina Visentin-E’Silva, manajer studio di 24 Bit Games, mengatakan perusahaan mereka dan industri game lokal berkembang pesat. Permainan mereka, seperti Broforce dan Cocoon, dinominasikan untuk penghargaan BAFTA.

24 Bit Games bahkan dibeli oleh perusahaan game besar California, Annapurna Interactive. Keberhasilan ini antara lain disebabkan oleh banyaknya staf junior yang dilatih dari program universitas serta budaya lokal yang mampu beradaptasi dan profesional. Industri game di Afrika Selatan

Arabella Rogerson dari Sea Monster Studio juga mengatakan bahwa pengembang game Afrika Selatan merasa nyaman mengerjakan game untuk pasar lokal dan internasional dan harganya relatif murah dibandingkan negara lain.

Namun, terlepas dari peluang tersebut, industri game di Afrika Selatan masih kecil. Ada sekitar 50 studio game, yang sebagian besar baru didirikan beberapa tahun terakhir dan tidak menghasilkan banyak pendapatan dari game mereka. Beberapa studio besar memasuki pasar global, tetapi lebih fokus pada pekerjaan layanan daripada memproduksi game dari awal.

Seorang pengembang game di Niamekop, Eric Prinz baru saja memulai karirnya dan optimis dengan masa depan industri game Afrika Selatan. Sementara itu, Chris Beer dari GWI mengatakan masyarakat Afrika Selatan sangat gemar bermain game dan sering menggunakan smartphone, PC, dan konsol game.

 

Local Gaming Expo Rage juga mengalami peningkatan jumlah dan variasi pengunjung. Banyak orang yang tumbuh sebagai penggemar game kini kembali menjadi pengembang game.

Namun, ada tantangan. Sam Wright, seorang komentator esports, mengatakan banyak anak muda di Afrika Selatan yang tidak mampu bermain game karena biaya data internet yang mahal. Peralihan ke game digital semakin memperumit masalah ini, karena akses internet di Afrika Selatan lebih mahal dibandingkan negara lain.

Sebelumnya, Netflix dikabarkan lebih serius menggarap pasar game. Platform streaming AS baru-baru ini merekrut Alan Tuscan sebagai presiden baru divisi game.

Mengutip informasi dari Engadget, Sabtu (27/7/2024), sebelum bergabung dengan Netflix, Allen adalah wakil presiden senior pengembangan game di Epic Games, sebuah studio yang terkenal dengan beberapa game populer seperti Fortnite, Rocket League, dan Autumn Guys.

Langkah tersebut juga harus menunjukkan komitmen Netflix dalam memperkuat persaingannya di dunia game. Sebelumnya mereka juga telah mengakuisisi beberapa studio game indie ternama seperti Night School, Boss Fight, Next Games, Spree Fox.

Tak hanya itu, Netflix juga rencananya akan mengembangkan lebih dari 80 game, hampir dua kali lipat dari jumlah game yang ada saat ini.

Salah satu fokus perusahaan adalah permainan interaktif berdasarkan serial dan film populer di platform mereka. Hal ini dilakukan untuk memberikan pengalaman baru bagi para penggemar.

Misalnya saja game multipemain Squid Game yang akan segera hadir di platform game Netflix. Meski Netflix semakin serius mengembangkan layanan game, namun tetap menghadapi tantangan tersendiri.

Data menunjukkan jumlah pengguna harian game Netflix masih terbilang kecil, yakni sekitar 1,7 juta orang pada tahun 2022.

Oleh karena itu, kehadiran sosok berpengalaman seperti Alan Tuscan menjadi strategi perusahaan untuk mempercepat pertumbuhannya di industri ini, sekaligus berpeluang meraup keuntungan. 

 

 

Sebelumnya Netflix baru saja mengumumkan jadwal rilis serial animasi barunya, Tomb Raider: The Legend of Lara Croft. Serial animasi berdasarkan game Tomb Raider ini akan tayang di Netflix pada 10 Oktober 2024.

Selain membeberkan jadwal rilis serial tersebut, Netflix juga merilis trailer baru Tomb Raider: The Legend of Lara Croft yang memberikan gambaran lebih jauh seperti apa serial tersebut nantinya.

Dikutip dari Engadget, Selasa (4/6/2024) Cerita dalam serial tersebut berfokus pada masa muda Lara Croft dengan latar belakang peristiwa trilogi Survivor.

Dalam serial ini, pemirsa akan melihat Lara harus menghadapi dirinya yang sebenarnya dan memutuskan ingin menjadi pahlawan seperti apa, serta menyaksikan Lara Croft memulihkan artefak yang berbahaya dan kuat.

Serial The Tomb Raider: The Legend of Lara Croft tayang perdana pada tahun 202. Pengerjaan animasinya dikerjakan oleh Legendary TV dan Powerhouse Animation, studio di balik anime Castlevania.

Perlu diketahui bahwa seri Legend of Lara Croft berbeda dengan seri Tomb Raider lainnya yang saat ini sedang dikembangkan untuk Prime Video.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *