matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Terkadang dalam dunia sepak bola, drama di luar lapangan bisa menjadi perbincangan yang sama menariknya dengan pertandingan. Hal itulah yang terjadi saat dua pemain Jerman, Antonio Rüdiger dan Niklas Fulkerg bermain.
Keduanya terlibat insiden hingga terjadi perkelahian di tempat latihan. Namun, bagi bintang veteran Jerman Toni Kroos, kejadian tersebut justru dianggap sebagai “hal baik”.
Dalam jumpa pers jelang Euro 2024, Kroos dengan tenang membahas kejadian tersebut. “Saya pikir adalah hal yang baik ketika situasi seperti ini terjadi,” katanya.
Meski berpenampilan tenang, Cruise memberikan sudut pandang menarik atas kejadian tersebut. “Satu-satunya yang membuat Niklas marah adalah wasit. Kalau dia melawan Tony, dia tahu itu salahnya,” imbuhnya.
Sebagai pengamat yang terlibat langsung dalam konflik, Kruse memahami bahwa terkadang konflik merupakan bagian integral dari dinamika tim. Sekaligus, dia memastikan kejadian tersebut tidak ditanggapi serius.
Saat keduanya kembali ke lapangan untuk berlatih bersama, Rudiger dan Fulkerg tampak tersenyum, menunjukkan bahwa konflik telah ditangani dengan matang.
Namun dibalik kehangatan momen tersebut, Cruz juga menghadapi tantangan pribadi. Ia mengumumkan Euro 2024 akan menjadi penampilan terakhirnya di pentas sepak bola sebelum ia pensiun. Turnamen ini menjadi sebuah kehormatan bagi pemain berpengalaman tersebut, apalagi digelar di negara asalnya, Jerman.
“Pada dasarnya, setiap turnamen diadakan di kandang sendiri (ada tekanan). Lebih istimewa lagi,” jelas Kruse. Namun dengan segala ekspektasi dan tanggung jawab, ia bersemangat bisa bersaing di panggung besar ini.
Pengumuman Kroos bahwa ia akan pensiun setelah Euro 2024 menambah dimensi emosional. Sebagai pesepakbola legendaris yang akan segera pensiun dari kancah internasional, setiap momen Euro 2024 menjadi semakin berharga baginya.
Terlepas dari tekanan dan ekspektasi yang datang dari perannya, Cruise tetap mempertahankan sikap tenang dan penuh perhatian. Baginya, Euro 2024 bukan sekadar turnamen sepak bola. Itu adalah perpisahan terakhirnya dengan sepak bola dan kesempatan untuk memberikan segalanya untuk negaranya.
Jadi saat Kroos dan kawan-kawan bersiap menghadapi Skotlandia di Munich, mereka tidak hanya akan membawa harapan tetapi juga harapan dan kenangan masa lalu.