Sat. Sep 21st, 2024

Pemda Didorong Serap Habis APBD 2024 Pakai Kartu Kredit

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Direktorat Jenderal Pengembangan Anggaran Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melakukan penguatan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBD) Tahun Anggaran 2024 melalui kartu kredit Pemerintah Daerah (KKPD).

Direktur Operasional Pengembangan Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri Horas Maurits Panjaitan mengatakan untuk mendukung pesatnya transformasi layanan digital pemerintah India ke sistem pemerintahan elektronik (SPBE), penting untuk menggunakan kartu kredit pemerintah daerah.

Penggunaan KKPD telah disetujui dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) nomor 79 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis penggunaan KKPD dalam pelaksanaan Anggaran dan Komitmen Umum (APBD) sebagai pelaksanaan Bangga Buatan Indonesia ( BBI). ) oleh D’ Meningkatkan penggunaan produk dalam negeri (P3DN).

“Dalam pelaksanaan KKPD, pemerintah daerah harus menggunakan kartu kredit minimal 40 persen dari Jumlah Pembelian (UP) untuk membayar pembelian barang/jasa melalui UP, dan menjamin produktivitas internal,” ujarnya. . keterangan tertulis, Sabtu (8/6/2024).

“Jenis kartu kredit yang digunakan pemerintah daerah saat ini adalah KKI yang diterbitkan oleh Bank Penempatan RKUD, Bank Kerjasama RKUD (co-brand),” kata Maurits.

Maurits memerintahkan Kementerian Dalam Negeri aktif mempercepat dan memperluas KKPD, karena memiliki banyak manfaat bagi pemerintah daerah (Pemda). Selain itu, pemberlakuan KKPD juga menjadi syarat pertama peninjauan kembali perubahan Peraturan Daerah tentang APBD Provinsi dan Pendaftaran/Kota Tahun Anggaran 2024 pada bagian tersebut.

“Banyak keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan KKPD dan Pemerintah Daerah. Keuntungan tersebut antara lain dapat mempercepat tercapainya pembelian barang/jasa melalui e-Payment, kemudahan dan biaya administrasi, kemudahan dan jumlah transaksi. , transaksi yang aman dia memuji.

Dalam hal koordinasi dan pelaksanaan kegiatan evaluasi pelaksanaan APBD dan akuntabilitas, pemerintah daerah diminta mengikuti arahan strategis.

Pemerintah daerah terlebih dahulu harus melakukan penilaian terhadap pagu, peruntukan dan struktur serta klasifikasi pendapatan, belanja dan pendanaan dalam model Peraturan Daerah untuk Pengesahan APBD dan Undang-undang Daerah untuk APBD/APBD Perubahan.

Kedua, menilai kepatuhan hukum dalam penyusunan Ranperda Provinsi dengan menilai langkah proses dan jadwal penyusunan Ranperda dan Ranperkada hingga ada dokumen audit Ranperda, kata Maurits.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meluncurkan teknologi pemerintah Indonesia (GovTech) bernama INA Digital dalam rangkaian acara Forum Riset Pemerintah (SPBE) 2024 di Istana Negara, Jakarta, Senin (27/5/2024). 

GovTech adalah perusahaan yang memimpin integrasi layanan pemerintah digital yang mencakup ribuan proyek/aplikasi.

Jokowi mengatakan, penting untuk mengintegrasikan berbagai aplikasi pemerintah dan layanan digital ke dalam portal layanan publik dan portal administrasi pemerintahan untuk meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat.

Ia juga mengatakan, ada 27.000 permohonan di tingkat daerah, mulai dari pusat hingga daerah, yang perlu diikutsertakan.

“Untuk meningkatkan daya saing Indonesia, kita perlu memperkuat Infrastruktur Publik Digital, yaitu semacam metode pembayaran untuk digitalisasi pelayanan publik. Kita juga perlu memperkuat revolusi GovTech yang disebut INA Digital,” kata Jokowi.

RI 1 mengatakan lahirnya INA Digital merupakan langkah awal percepatan transformasi layanan digital bagi pemerintah Indonesia.

“Semua departemen, lembaga, dan pemerintah daerah perlu bekerja sama untuk mengintegrasikan dan berkolaborasi dalam aplikasi dan data. Anda tidak dapat berpikir bahwa data tersebut adalah milik Anda. Anda tidak akan membuat kemajuan jika tidak melakukannya.” ini. Tinggalkan cara-cara dan pemikiran-pemikiran lama,” kata Jokowi.

Sementara itu, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Birokrasi (Menpan RB) Abdullah Azwar Anas menegaskan, pasca peluncuran INA Digital, pengenalan layanan digital pemerintah akan dipercepat. 

Banyak layanan utama yang akan diintegrasikan ke dalam portal layanan publik yang akan diluncurkan pada September 2024. Layanan utama yang akan diintegrasikan antara lain pendidikan, kesehatan, bantuan sosial, pembayaran digital, identitas digital, SIM online, perizinan umum, dan perangkat pemerintahan. Layanan.

 

Hingga saat ini, lanjut Anas, jika warga menginginkan layanan A, mereka harus mengunduh aplikasi dari Office A dan mengisi data di aplikasi tersebut. Jika warga membutuhkan layanan B, maka perlu mengunduh aplikasi B dan mengisi kembali datanya. Prosesnya berulang. Meskipun ada ribuan layanan dan ribuan aplikasi. Yang terjadi adalah alih-alih membuat segalanya lebih mudah, manusia malah mempersulit teknologi.

“Jadi sesuai anjuran Presiden, pekerjaannya tidak boleh dipersulit meski menggunakan teknologi. Ini bagian terpenting dari kolaborasi layanan yang membutuhkan pertukaran data. INA Digital berupaya memperkenalkan layanan ini”, katanya.

“Sekarang untuk pertama kalinya dalam sejarah, sesuai arahan Presiden, Indonesia bersiap mencapai sejarah baru yang mana layanan digital diikutsertakan, bukan berdasarkan institusi, pemerintah, tetapi berdasarkan kebutuhan masyarakat. atau warga negara, alasan yang tepat untuk pencatatan sipil, dukungan untuk mencari pekerjaan, layanan jika warga sakit, perubahan tempat tinggal, akses terhadap bantuan sosial dan masih banyak lagi,” tambah Anas.

Menteri BUMN Erick Tohir saat itu menjelaskan, pilihan Peruri mengelola INA Digital didasari oleh portofolio digital yang kuat, terbukti dari berbagai layanan pemerintah digital di masa lalu yang semakin baik. Oleh karena itu, langkah ini merupakan pilihan yang tepat karena akan membuat BUMN semakin kompetitif di sektor digital.

“Peluncuran ini merupakan langkah awal bagi kami untuk bekerja keras dalam beberapa bulan mendatang agar kami dapat bermimpi dan mewujudkan bahwa kerja keras pemerintah untuk masyarakat adalah benar adanya.” kata Eric.

Tahap pertama, INA Digital bekerja sama dengan sembilan kementerian/lembaga untuk mendukung pengembangan, integrasi dan kolaborasi aplikasi SPBE Prioritas.

Diantaranya bidang pendidikan, kesehatan, sosial, pengelolaan kependudukan yang termasuk dalam Indeks Kependudukan Digital, transaksi keuangan pemerintah, utilitas pemerintah, portal layanan publik, Satu Data Indonesia, dan kepolisian. 

Kesembilan kawasan utama tersebut dipilih langsung oleh Presiden Joko Widodo untuk dipercepat pemasangannya berdasarkan kesiapan rencana, infrastruktur, dan keberadaan pemanfaatan.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *