Sat. Sep 28th, 2024

Penanganan Stunting Harus Dilakukan Berjenjang, Mulai dari Keluarga

matthewgenovesesongstudies.com, Medan Indonesia Resesi tidak bisa diatasi sendirian. Mulai dari sistem keluarga, pengelolaannya secara komprehensif, sistem tersebut memerlukan dukungan departemen dan faktor lainnya.

Hal ini akan membantu mencapai tujuan nasional untuk mengurangi prevalensi penodaan agama menjadi 14 persen pada tahun 2024. Beliau menjabat sebagai penjabat direktur pelatihan, penelitian dan pengembangan (Plt) serta direktur pengembangan anak dan keluarga yang diprakarsai oleh Badan Kependudukan Nasional. dan Badan Keluarga Berencana (BKKBN). Irma Ardiana.

“Jumlah stunting di Indonesia masih sangat tinggi, karena angka kemiskinan masih sangat tinggi. Pembiayaan erat kaitannya dengan kemiskinan. Untuk mengentaskan kemiskinan, harus banyak pihak yang berpartisipasi dan bekerja sama,” kata Irma dalam Pidato Nasional 2024. Seminar mengenai stunting dilaksanakan pada Minggu (21/4/2024) di Hotel Le Polonia Medan dalam rangka program Nipi Nasional.

Irma menegaskan, salah satu hal yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kesadaran keluarga untuk rutin memeriksakan anaknya ke Posandu. Hal ini memungkinkan tumbuh kembang anak lebih diketahui dan pencegahan serta pengobatan dapat dilakukan dengan cepat.

“Pertama, kita perlu punya data keluarga berisiko. Kedua, perubahan perilaku yang dilakukan adalah memastikan masyarakat rutin datang ke Posandu, dan kita dorong anak-anak untuk menimbang berat badannya setiap bulan, sehingga kita mengetahui berat badannya terlebih dahulu.” Dia berkata.

“Kalau beratnya tidak bertambah, di bawah tanda merah kita bisa segera melakukan intervensi, tunggu sampai bulan depan, kalau tidak segera rujuk nanti,” lanjutnya.

Kemudian lanjutnya, jika tidak ada perubahan maka akan ditemukan alasan kemajuan anak tersebut. Salah satu anggota keluarganya menderita TBC, pilek, dan penyakit virus lainnya.

Sehingga bisa cepat ditangani, ujarnya.

Irma mengatakan permasalahan yang terjadi saat ini adalah kurangnya kesadaran keluarga untuk memeriksakan anaknya secara rutin ke Posandu. Bila seorang anak sakit parah atau gagap parah, ia dibawa ke posyandu atau rumah sakit.

Sehingga pengobatannya akan lebih sulit dan memakan waktu lebih lama, kata Irma.

Sumut (Sumut) kini mendapat perhatian nasional karena masuk 4 besar dengan jumlah setrum terbanyak di Indonesia, kata Irma. Jawa Barat menduduki urutan pertama dengan 971.792 kasus, disusul Jawa Timur 651.708 kasus, Jawa Tengah 508.618 kasus, Sumatera Utara 347.437 kasus, dan Banten 265.158 kasus.

Menurut Irma, strategi nasional yang dirancang untuk menurunkan jumlah penyandang tunarungu di Indonesia adalah pendidikan pranikah. Pengantin baru dan/atau pasangan suami istri harus mengetahui tentang usia yang tepat untuk hamil, pola makan ibu hamil yang benar, dan pemberian ASI eksklusif setelah melahirkan.

“Karena kehamilan yang buruk bisa menyebabkan kematian,” kata Irma.

Irma mengatakan, rendahnya angka pernikahan di Bali karena memiliki tradisi lokal mengenai hak pranikah dan pendidikan dari tokoh adat. Ada pula adat istiadat setempat yang dilakukan sebelum kelahiran anak, setelah kelahiran anak, dan setelah kelahiran anak.

Dia berkata, “Ini akan membuat pasangan itu dikenali di rumah.”

Asisten Deputi Pembangunan Gender Bidang Ekonomi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Deva Ayu Lakshmi menjelaskan, gender menjadi salah satu sumber dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Tujuannya adalah untuk mencapai kesetaraan gender dengan mempertimbangkan pengalaman, keinginan, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kebijakan, program dan kegiatan di berbagai bidang pembangunan yang terpisah.

Menurutnya, Kementerian PPPA telah melakukan 5 langkah untuk mengatasi masalah tersebut. Pertama, kerja sama pemerintah daerah dalam penanganan anak atau keluarga berisiko melahirkan anak. Kedua, periklanan dan dukungan berskala besar terkait upaya peningkatan taraf dan kualitas 1000 HPK (hari pertama kehidupan) anak dan remaja.

Ketiga, memberikan dukungan dengan mendorong keterlibatan departemen, seperti KAS Swayamsevak, Pushpaga, Village Swayamsevak dan lainnya untuk membantu keluarga yang berisiko. Keempat, mendorong pendidikan dan dukungan bagi keluarga yang berisiko mengalami diskriminasi tidak hanya mengenai penerapan pola makan yang benar, namun juga tentang peningkatan kesadaran tentang hidup sehat, sanitasi, air bersih, dan lain-lain.

Terakhir, pengawasan dan penguatan penelitian melibatkan aspek lain, jadi kita tidak bisa sendirian, jelasnya.

Kementerian PPPA mengembangkan model perkotaan ramah gender dan anak, yaitu tata kelola daerah yang mengintegrasikan perspektif gender dan hak-hak anak dalam tata kelola daerah, pengembangan masyarakat, serta pelatihan dan pemberdayaan masyarakat lokal secara terstruktur. Sepenuhnya dan berkelanjutan sejalan dengan visi pembangunan Indonesia.

Brigjen TNI Ketut Gede Wetan Pastia, Ketua Panitia Festival Naipei Tahun Saka 1946/2024, dalam rangka memperingati Hari Naipei, topik perlambatan sangat penting karena kita ingin bersama-sama mencapai manfaat perdamaian di Indonesia.

Dia mengatakan bahwa orang-orang akan diberitahu melalui pekerjaan kata-kata yang lemah ini. Karena semua agama mempengaruhi hubungan antara Tuhan dengan manusia dan hubungan antara manusia dengan manusia.

Makanya topik ini kami pilih sebagai anugerah kami untuk mengedukasi masyarakat, dan juga mencakup perjanjian agama. Negara ini punya hal terpenting untuk Indonesia Emas di tahun 2045, dan pemberantasan korupsi adalah salah satu caranya, ujarnya.

Presiden PHI Sumut Surya menyampaikan rasa terima kasihnya karena PHD Sumut dipercaya oleh Panitia Perayaan Nyepi BUMN 2024, Persadha Pusat dan seluruh pihak yang melaksanakan proyek studi ini dan seluruh PHD Pusat lainnya.

Dijelaskannya, “Studi besar ini sangat penting untuk kita lakukan dalam menilai banyaknya kekeringan di Sumut yang masih memungkinkan masyarakat untuk melakukan pekerjaan rumah tangga,” jelasnya.

Perwakilan perusahaan terkait Sumut di Kota Medan, ibu-ibu PKK, perwakilan PHDI seluruh Sumut, Ormas Hindu Sumut, TVRI Sumut, RRI Sumut, Kampus Unimed, peserta yang hadir sebanyak 150 orang. Seminar ini luar biasa. Kampus USU, dan Statistika – Umum.

“Dengan harapan bersama, seminar ini akan memberikan hasil yang terbaik dan memberikan manfaat apa pun yang dapat mencegah atau mengurangi laju kepunahan khususnya di Sumut. Sehingga impian besar kita akan generasi emas di tahun 2045 dapat terwujud dengan baik dan baik,” tuturnya. .

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *