Thu. Sep 19th, 2024

Pendapatan Naik Tipis, Laba Telkom Indonesia Susut 2,86% pada Kuartal I 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) atau Telkom mengumumkan kinerja perseroan kuartal I 2024 yang berakhir pada 31 Maret 2024.

Pada kurun waktu tersebut, perseroan mencatatkan sedikit peningkatan pendapatan. Namun, seiring kenaikan biaya, laba kuartal pertama perusahaan sedikit turun.

Dalam laporan keuangan perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (18/04/2024), Telkom Indonesia melaporkan pendapatan sebesar Rp37,43 triliun atau meningkat 3,71 persen dibandingkan pendapatan Q1 2023 sebesar Rp36,09 triliun .

Sementara itu, perseroan membukukan biaya operasional, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi sebesar Rp9,63 triliun, biaya penyusutan sebesar Rp8,09 triliun, dan biaya tenaga kerja sebesar Rp4,13 triliun. Kemudian biaya koordinasi sebesar Rp1,52 miliar, biaya pemasaran sebesar Rp794 miliar, kerugian akibat perubahan nilai wajar investasi yang belum direalisasi sebesar Rp403 miliar, biaya biaya lain-lain sebesar Rp2 miliar, dan keuntungan perdagangan luar negeri sebesar Rp77 miliar.

Sementara itu, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp335 miliar, beban keuangan sebesar Rp1,2 triliun, dan porsi kerugian investasi jangka panjang pada perusahaan terkait sebesar Rp1 miliar.

Setelah dikurangi beban pajak, perseroan memperoleh laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp6,05 triliun. Laba tersebut turun 2,86 persen dari laba kuartal I 2023 yang tercatat Rp6,36 triliun.

Aset perseroan pada Maret 2024 meningkat menjadi Rp288,04 triliun dari Rp287,04 triliun pada akhir tahun 2023. Utang turun menjadi Rp123,62 triliun pada kuartal I 2024 dari Rp130,48 triliun pada Desember. 42 triliun pada triwulan I 2024 dari Rp 156,56 triliun pada Desember 2022.

Pada akhir perdagangan Kamis 18 April 2024, harga saham TLKM naik 1,56 persen menjadi Rp 3.250 per saham. Harga saham TLKM turun 10 poin menjadi Rp 3.190 per saham. Harga saham TLKM sempat setinggi Rp 3.310 dan terendah Rp 3.110 per saham. Total frekuensi perdagangan sebanyak 42.165 kali dengan volume perdagangan 3.489.747 lembar saham. Nilai transaksi Rp 1,1 triliun.

Diberitakan sebelumnya, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) atau Telkom Indonesia mengumumkan operasionalnya untuk tahun anggaran 2023 yang berakhir 31 Desember 2023.

Sementara itu, Telkom Indonesia berhasil mencatatkan pertumbuhan yang baik dari sisi pendapatan dan laba. Pada tahun 2023, perseroan akan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 149,22 triliun.

Pendapatan ini meningkat 1,30 persen dari pendapatan tahun 2022 yang tercatat sebesar Rp 147,31 miliar. Sementara itu, perseroan mencatat biaya dan beban yang menggambarkan biaya pengoperasian, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi sebesar Rp 39,72 triliun. Kemudian biaya penyusutan Rp32,66 triliun, biaya tenaga kerja Rp15,93 triliun, biaya koordinasi Rp6,36 triliun.

Kemudian, beban umum dan administrasi sebesar Rp6,1 miliar, beban pemasaran Rp3,53 miliar, kerugian perubahan nilai wajar investasi yang belum direalisasi sebesar Rp748 miliar, pendapatan lain-lain sebesar Rp252 miliar, dan kerugian nilai tukar sebesar Rp36 miliar. Perusahaan juga mengumumkan pendapatan sebesar Rp 1,06 triliun pada tahun 2023.

Pada periode tersebut, biaya pendanaan tercatat sebesar Rp 4,65 triliun, dan sebagian keuntungan investasi jangka panjang pada perusahaan terkait tercatat sebesar Rp 1 miliar. Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan meraup laba tahunan pemilik induk perusahaan sebesar Rp 24,56 triliun pada 2023.

Laba tersebut meningkat 18,34 persen dari laba tahun 2022 yang tercatat sebesar Rp 20,75 triliun. Aset perseroan per 31 Desember 2023 meningkat menjadi Rp287,04 triliun dari Rp275,19 triliun pada akhir tahun 2022. Liabilitas per Desember 2023 meningkat menjadi Rp130,48 triliun dari Rp125,93 triliun dari Rp125,93 triliun pada tahun 2022 pada periode yang sama. Rp156,56 triliun dari Rp149,26 triliun pada 2022.

Sebelumnya diberitakan, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) atau Telkom Indonesia sedang mengembangkan bisnisnya secara signifikan di sektor data center.

Direktur Portofolio Strategis Telkom Indonesia Budi Setiawan Wijaya mengatakan industri data center menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan di Indonesia. Secara nasional, kapasitas pusat data TI di Indonesia akan mencapai 98 megawatt (MW) pada tahun 2022 dan diperkirakan meningkat menjadi 1.256 MW pada tahun 2031.

Telkom Group sendiri saat ini memiliki data center dengan kapasitas IT sebesar 42 MW. TLKM memiliki 32 data center, dimana 27 data center berada di dalam negeri dan 5 sisanya berada di luar negeri. Bisnis data center menyumbang pendapatan TLKM sebesar Rp1,4 triliun pada kuartal III 2023.

Integrasi data Telkom sedang berjalan dan akan selesai pada akhir tahun 2023, kata Budi dalam pidato publik tahun 2023, Kamis (30/11/2023).

Bahkan, Telkom Indonesia juga berencana mencari mitra strategis pada tahun 2024 untuk membantu perusahaan mengembangkan bisnis data centernya. Sayangnya, manajemen Telkom Indonesia belum bisa terbuka mengenai mitra strategis yang digaet perusahaan.

Meski demikian, Budi mengungkapkan setidaknya ada tiga kriteria mitra strategis yang ingin dikejar Telkom Indonesia. Pertama, mitra strategis harus mampu memenuhi kemampuan yang dimiliki Telkom Indonesia, sehingga para pengelola bisnis data center perusahaan mampu bersaing dengan pemain global.

Kedua, mitra strategis harus mampu mendatangkan penyewa atau pembeli. Ketiga, mitra strategis harus mampu mendatangkan uang atau dana.

“Mengingat besarnya perkembangan bisnis data center, maka kehadiran mitra kami sangat penting untuk mempercepat pertumbuhan pekerjaan kami,” ujarnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *