Fri. Sep 20th, 2024

Pendapatan Turun, Laba ESSA Industries Indonesia Malah Naik 227,96% di Kuartal I-2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) mengumumkan kinerja kuartal I 2024 yang berakhir 31 Maret 2024. Pendapatan perusahaan turun 15,97% pada periode tersebut. Namun laba perseroan meningkat 227,96% karena langkah perseroan menekan beban pokok pendapatan.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang diungkapkan Selasa (23/4/2024) di Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan membukukan pendapatan sebesar $73,82 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun (kurs USD Rp 16.234,20). Pada kuartal pertama tahun 2024. Pendapatan ini turun 15,97% dari pendapatan perusahaan pada Q1 2023 sebesar $87,85 juta.

Selama periode tersebut, perusahaan menurunkan beban pokok pendapatan menjadi $46,69 juta dibandingkan $69,44 juta pada kuartal pertama tahun 2023. Dibandingkan triwulan I 2023 sebelumnya, terjadi peningkatan sebesar 47,35% sebesar 18,41 juta dolar.

Per 31 Maret 2024, ESSA Industries Indonesia mempunyai beban pokok penjualan sebesar Rp 209.099 juta, beban umum dan administrasi sebesar USD 6,83 juta, pendapatan keuangan sebesar USD 915.992, beban keuangan sebesar USD 3,47 juta, dan laba rugi sebesar USD 577 juta.

Setelah memperhitungkan beban pajak, perseroan membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 10,21 juta atau Rp 165,76 miliar untuk periode berjalan. Laba ini meningkat 227,96 persen dari laba sebesar $3,11 juta yang dilaporkan pada kuartal pertama tahun 2023. Properti

Per 31 Maret 2024, aset perseroan turun menjadi $683,26 juta dari $695,44 juta pada akhir tahun lalu. Liabilitas kuartal I tahun 2024 turun dari USD 197,7 juta menjadi USD 172,9 juta pada akhir tahun 2023. Saham kemudian naik menjadi 510,34 juta USD pada kuartal pertama tahun 2024 dari 497,74 juta pada Desember 2023.

Meskipun harga amonia ESSA turun 51% YoY menjadi rata-rata USD 344/MT pada 1Q24, peningkatan volume produksi dan penurunan biaya berkontribusi terhadap pertumbuhan EBITDA. Harga amonia turun pada awal tahun 2024 akibat permasalahan geopolitik di kawasan Timur Tengah dan Laut Merah, mencapai titik terendah pada Maret 2024 dan kemudian menunjukkan tren kenaikan.

ESSA memperkirakan harga amonia akan tetap stabil hingga tahun 2023. Sementara itu, pengurangan produksi minyak di negara-negara anggota OPEC+ telah mendorong kenaikan harga LPG secara signifikan.

ESSA memperkuat komitmennya terhadap keunggulan produk, kelestarian lingkungan, dan beradaptasi dengan dinamika industri yang terus berkembang. Dengan fokus yang teguh pada inovasi dan pertumbuhan, ESSA menjajaki peluang baru yang sesuai dengan kemampuan canggihnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *