Fri. Sep 20th, 2024

Peneliti Temukan Virus Raksasa Dapat Hambat Pencairan Es

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Tanaman alga yang tumbuh di lapisan es Greenland semakin membesar seiring datangnya musim semi. Alga akan menggelapkan permukaan dan mempercepat pencairan es.

Fenomena ini akan meningkatkan pemanasan global dengan mengurangi kemampuan es memantulkan sinar matahari. Kabar baiknya adalah para peneliti telah menemukan virus yang mampu mengendalikan alga jenis ini.

Virus ini berukuran raksasa, hingga 2,5 mikrometer, lebih besar dari bakteri, demikian dilansir situs IFL Science yang dirilis Senin (10/06/2024). Genom mereka juga besar, sekitar 2,5 juta pasangan basa, jauh lebih banyak daripada 100.000 hingga 200.000 yang ditemukan pada bakteriofag.

Meski berukuran relatif besar, virus ini tidak bisa dilihat dengan mata telanjang apalagi mikroskop cahaya. Virus ini pertama kali ditemukan pada tahun 1981 menginfeksi ganggang hijau di laut.

Virus ini juga dapat ditemukan di tanah dan manusia. Sejauh ini, dampak buruk virus ini terhadap manusia belum diketahui.

Sebaliknya, ia berperan dalam menginfeksi alga untuk mengendalikan laju pencairan es. Ganggang penggelap es menyerap lebih banyak sinar matahari, sehingga mempercepat pencairan.

Namun saat virus raksasa ini menginfeksi dan mengendalikan alga salju. Dengan demikian, virus dapat bertindak sebagai mekanisme alami untuk mengendalikan pertumbuhan alga, sehingga mengurangi laju pencairan es.

Para peneliti menemukan virus tersebut dengan menganalisis DNA dan mRNA dari sampel es. Kehadiran gen penanda spesifik dan transkripsi gen tersebut menjadi mRNA mengonfirmasi bahwa virus tersebut aktif.

Hal ini menunjukkan bahwa virus raksasa tidak hanya ada, tetapi juga berfungsi di lingkungan yang dingin. Penemuan ini dinilai sangat luar biasa.

Pasalnya, beberapa tahun lalu konsensus di antara para ilmuwan adalah bahwa bagian dunia yang dingin ini tandus dan tidak bernyawa.

 

Lapisan Es Greenland merupakan lapisan es terbesar kedua di Bumi setelah Antartika. Wilayah ini memainkan peran penting dalam pengaturan permukaan laut global.

Sayangnya, akibat peningkatan suhu global, lapisan es mencair secara signifikan. Diluncurkan Senin (10/06/2024) oleh Pusat Data Salju dan Es Nasional, studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Nature menemukan bahwa laju pencairan es 20 persen lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.

Salah satu daerah yang paling terkena dampaknya adalah Gletser Petermann di barat laut Greenland. Penelitian yang dilakukan oleh University of California, Irvine dan Jet Propulsion Laboratory NASA menemukan bahwa air laut hangat yang merembes ke dasar gletser secara signifikan meningkatkan laju pencairan gletser.

Peristiwa yang terjadi pada awal tahun 2000-an ini mengakibatkan hilangnya sekitar 140 meter gletser dalam dua puluh tahun terakhir. Situasi yang sama sulitnya terjadi di gletser besar lainnya.

Misalnya, gletser 79° Utara kehilangan es dengan kecepatan yang luar biasa. Laju pencairan es di kawasan ini mencapai 130 meter per tahun.

 

Sebelumnya, para ilmuwan menemukan bahwa Gletser Thwaites, yang dikenal sebagai “Gletser Kiamat”, mencair lebih cepat dari yang diperkirakan. Hal ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran akan kenaikan permukaan air laut akibat mencairnya es yang dapat menimbulkan bencana besar.

Melansir Live Science Senin (6/10/2024), temuan tersebut berasal dari studi endapan laut prasejarah yang ditemukan di pantai sekitar Gletser Twaiter dan Gletser Pulau Pinus. Keduanya terletak di Lapisan Es Antartika Barat.

Mencairnya gletser-gletser ini konon disebabkan oleh perubahan iklim yang meningkat lebih cepat dari sebelumnya. Gletser merupakan lapisan es berukuran besar yang dapat membentang hingga berkilo-kilometer.

Gletser yang sangat besar, seperti yang ada di Arktik, Kutub Utara, dan Antartika, Kutub Selatan, disebut gletser kontinental. Diperkirakan sekitar 50 miliar ton es hilang setiap tahun di Gletser Thwaites.

Hal ini menyumbang sekitar 4 persen kenaikan permukaan air laut global. Namun perkiraan ini akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang.

Dengan meningkatnya pemanasan global, Gletser Thwaites mungkin akan melepaskan bongkahan besar gunung es ke laut dengan lebih cepat. Potongan besar gletser yang pecah dan mengapung mengikuti arus laut disebut gunung es.

Bagian gunung es yang terlihat terapung hanya sebagian kecil dibandingkan dengan bagian yang berada di bawah permukaan laut.

(Tiffany)

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *