Fri. Sep 20th, 2024

Pengakuan Sopir Bus Bawa Rombongan SMK Lingga Kencana soal Detik-Detik Kecelakaan

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Sadira, sopir bus yang membawa rombongan siswa SMK Linga Kenkana Depok buka-bukaan soal kecelakaan yang terjadi pada Sabtu, 11 Mei 2024 di Subang, Siatar, Jawa Barat. 11 orang tewas dalam kecelakaan ini.

Peristiwa itu bermula saat Sadira sedang makan siang di kawasan Siatar, Subang, Jawa Barat. Saat makan, ia teringat rem bus yang dikendarainya blong.

“Waktu itu saya perbaiki, itu saja, saya panggil montir, lalu dicek, aman, sambung saya,” kata Sadara, Minggu (12/5/2024).

Merasa aman, bus melanjutkan perjalanannya. Hanya saja di tengah jalan rem kembali bermasalah dan akhirnya gagal berfungsi.

Rem blong juga merambah ke bagian perpindahan gigi.

Katanya, “Iya, saat ini memang begitu. Jadi kalau mau masuk persneling susah, kalau udaranya keluar susah masuk persneling.”

Ia mengaku melakukan beberapa upaya penyelamatan dengan mencari jalur darurat. Namun, kata dia, tidak ada jalur darurat di lokasi kejadian sebelum terjadinya kecelakaan.

Satu-satunya solusi yang terpikir olehnya adalah bagaimana memperlambat bus yang dikendarainya dengan cara apa pun.

Alhasil, ia memutuskan mengubah rute dengan harapan bisa menghentikan busnya. “Akhirnya saya lempar ke kanan. Saat saya lempar ke kanan, mobilnya terbalik. Saya tidak tahu ada sepeda motor yang melempar ke kanan. Karena ada sekitar 5 sepeda motor. Saya terus berjalan dan di situlah. adalah.. adalah korban.” 1,” tambahnya.

Akhirnya bus yang tidak terkendali itu menabrak tiang listrik dan berhenti.

Korban kecelakaan bus berjumlah 11 orang, 10 orang diantaranya adalah siswa dan guru SMK Linga Kenkana. Saat itu seorang pengendara sepeda motor.

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (KEMENHUB) Kementerian Perhubungan mengatakan, status pengujian berkala sebuah bus wisata yang membawa rombongan siswa SMK Lingga Kenkana Depok yang pada Sabtu berada di Subang, kawasan Siat, Jawa Barat, mengalami kecelakaan Berakhir pada 11 Mei 2024. Hal itu berdasarkan hasil pemeriksaan aplikasi Mitra Darat.

Informasi tersebut disampaikan Kepala Bagian Hukum dan Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Ajnal Kementerian Perhubungan, melansir Antara, Minggu (12/5/2024).

Dan status lulus tes reguler berakhir pada 6 Desember 2023, kata Aznal.

Ia mengatakan, pada permohonan mati pun, bus tersebut didaftarkan karena tidak memiliki izin angkutan

Selain itu, Ajnal mengatakan, kecelakaan ini juga diduga terjadi akibat rem bus yang blong.

Ajanal mengatakan, saat bus Trans Putera Fajar bernomor polisi AD7524 OG sedang membawa rombongan siswa SMK Lingga Kenkana, Depok, Jawa Barat, menuju Subang dari Bandung, bus tiba-tiba berbelok ke kanan dan melaju dari arah berlawanan pergi Bertabrakan dengan sepeda motor. di lajur dan bahu jalan sehingga bus terguling. Kecelakaan itu terjadi pada pukul 18.45 WIB.

Aznal mengatakan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk melanjutkan penyelidikan menyeluruh atas kecelakaan tersebut. Kementerian Perhubungan mengimbau seluruh Perusahaan Bus (PO) dan pengemudi bus untuk rutin mengecek status armada dan mendaftarkan izin angkutan serta melakukan uji kendaraan secara berkala.

Lebih lanjut, ia mengimbau kepada seluruh pengguna angkutan bus umum agar mengecek kesesuaian kendaraannya di aplikasi Mitra Darat yang dapat diunduh di ponsel pintar sebelum berangkat.

Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat menyampaikan keprihatinan dan belasungkawa atas kecelakaan bus Trans Putera Subuh di Siar, Subang, Jawa Barat, kata Aznal.

 

Pasca kecelakaan tersebut, Pemkot Depok akan melakukan peninjauan besar-besaran terhadap kejadian di luar kota tersebut.

Karena ini kasus SMA SMK, maka di bawah KCD (Kepala Cabang Pelayanan) Provinsi Jawa Barat. Kita akan koordinasi dengan Jabar, SD SMP juga akan ada evaluasi. Kalau kamu city From Ho, kalau mau jalan-jalan ke luar, syarat dan ketentuan berlaku,” kata Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono di TPU Parang Bingang, Depok, Jawa Barat, Minggu (12/5/2024).

Imam belum mau menyebutkan kapan penilaian besar-besaran itu akan dilakukan. Dia hanya mengatakan, banyak pemangku kepentingan terkait yang akan ikut serta dalam evaluasi tersebut.

“Kami sebagian besar dewan sekolah, Dinas Pendidikan Kota Depok, himpunan sekolah swasta, Dinas Pendidikan Kota Depok, Dinas Pendidikan Jabar dan kepolisian yang bisa kami koordinasikan,” ujarnya.

Oleh karena itu, Pemkot akan menanggung biaya siswa dan guru yang terlibat dalam kecelakaan bus tersebut, termasuk siswa yang masih menjalani perawatan.

“Kami menanggung semuanya di sini, termasuk pemakamannya, dan juga akan mendapat asuransi baik dari Jasa Rahraja maupun Pemkot Depok nantinya terhadap kejadian ini,” kata Imam.

Sebanyak enam korban dimakamkan di TPU Parang Bingung pada Minggu sore. Salah satunya juga seorang guru. Sedangkan sisanya dimakamkan sesuai tempat tinggalnya.

 

 

 

 

Wartawan: Rahmat Behak

Sumber: Merdeka.com

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *