Thu. Sep 19th, 2024

Pengalaman Perdana Turis Malaysia Liburan ke Jakarta, Cicipi Masakan Padang sampai Asyik Main di Mal

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Review buruk turis asal Malaysia bernama Intan Nurlin yang sedang berlibur di Jakarta sempat viral beberapa waktu lalu. Setelah dihimpun sisi baik dan buruknya, masih banyak hal yang menunjukkan sisi lain ibu kota yang dinilai menarik bagi wisatawan dari negara tetangga.

Salah satu postingan yang dibagikan akun TikTok @mimelcollection secara tidak sengaja mewawancarai seorang turis asal Malaysia. Pertanyaan pertama diajukan tentang perilaku orang Malaysia yang memakai penutup kepala, yang disebutnya sebagai “orang tudung”.

“Kalau aku bisa bahasa Kuala Lumpur (Melayu) oke?” tanya turis yang sepertinya belum paham Indonesia dalam video yang diunggah Rabu 20 Maret 2024.

Setelah itu, ia bercerita tentang kunjungannya ke kawasan STBD dan berjalan-jalan di toko murah dekat kantor. “Coba dulu di Pagi Sore (restoran makanan Padang),” jawabnya sambil mengatakan rasa makanannya unik.

“Apa yang kamu suka dan tidak suka tentang Indonesia?” pewawancara bertanya lagi pada turis itu.

“Sebenarnya ini pertama kalinya saya ke Jakarta. Itu kota modern, tidak ada yang perlu dibenci..oh, lalu lintas (Sebenarnya ini pertama kalinya saya ke Jakarta. Kota modern sekali, tidak ada yang tidak disukai, (kecuali) lalu lintasnya), ”kata seorang turis.

Ia kemudian bercerita, saat hendak ke Restoran Padang untuk makan siang, jalannya diblokir. Alhasil, jarak lima kilometer ditempuh dalam waktu 45 menit. 

Konten yang disukai lebih dari 180.000 pengguna TikTok ini mendapat reaksi beragam dari netizen. Ia antara lain kembali menyinggung perbedaan pendapat wisatawan yang sebelumnya memberikan ulasan buruk tentang Jakarta.

“Wah turis kaya raya,” tulis warganet. “Intan, lihat Intan,” kata netizen tentang turis asal Malaysia yang komentar negatifnya menjadi viral. “Makan siang pagi dan sore, Intan di wartega depan jalan,” tulis yang lain.

“Yah, itu keinginan untuk berlibur ke negara lain,” sahut yang lain. “Tag adikmu liburan ke Jakarta biar diperhatikan,” balas warganet.  “Tergantung budgetnya Intan,” sahut netizen lainnya.

“Intan, bisakah kamu makan Ashta?” – tanya netizen. “Intan, lihat, kamu berjalan di sini, bukan di pinggir jalan,” sahut yang lain. “Mungkin dia orang kaya,” saran warganet. “Makan siangnya langsung dari nasi padang,” tanya yang lain kaget. “Makanan Minang tiada tandingannya, aku suka,” komentar netizen sependapat.

Dunia internet menjadi heboh ketika netizen Indonesia dibuat kesal saat memergoki seorang turis Malaysia mengungkapkan ketidaksenangannya usai berlibur di Jakarta. Saking kecewanya, ia memberi Jakarta nilai 0/10.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Pariwisata dan Perencanaan (Menparekraf) Sandiago Uno mengatakan, semua pendapat harus kita hormati. “Jangan terlalu memikirkan perasaan kita. Jangan emosi,” ujarnya saat konferensi pers pekan 13 Maret 2024. “Itu dijadikan kritik yang membangun dan membesarkan hati.”

“Ini kesempatan kita untuk memperbaiki dan meningkatkan pelayanan pariwisata kita,” kata Sandi. “Jangan mengolok-olok satu sama lain dan hal-hal lain, jangan membuat orang marah secara online, Anda harus selalu menjunjung tinggi martabat negara” dan menanggapinya dengan rasa hormat, kebaikan, dan perbaikan.

Menurut Sandi, menjaga hubungan persahabatan sangat penting karena Malaysia merupakan negara pertama yang menyumbang jumlah wisman terbanyak ke Indonesia. Kita harus menjadi pemerintahan yang menerima kritik dan berupaya menjadi lebih baik, kata mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini.

Selain itu, kata Sandi, pihaknya akan terus bekerja sama dengan semua pihak untuk menjadikan Indonesia sebagai tempat yang aman, nyaman, dan membahagiakan bagi wisatawan. Ia berbagi, “Pameran MATTA (di Kuala Lumpur) juga akan segera diadakan dan kami dapat meyakinkan Anda bahwa ulasan ini mungkin sangat berbeda dari pendapat wisatawan Malaysia secara keseluruhan.”

Rata-rata wisatawan asal Malaysia, menurut Menteri Pariwisata dan Perekonomian, merasa puas berlibur ke Indonesia, termasuk Jakarta. Tapi kenapa ini terjadi, kita harus selidiki kenapa dia tidak suka datang ke Jakarta, ujarnya. “Biasanya yang datang ke Jakarta senang-senang, main golf, belanja di Tanah Abang, dan sebagainya.”

“Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas dukungannya dalam mendorong pariwisata Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan,” tambahnya. Sandy lebih lanjut sepakat akan bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta untuk memastikan segala hal yang dikritisi dapat “ditangani dan ditanggapi dengan baik”. 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *