Fri. Sep 20th, 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Hotel Candi Baru, pemegang saham mayoritas PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), menambah kepemilikannya di SIDO.

Di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (4 Mei 2024), PT Hotel Candi Baru membeli 5.140.877.862 saham SIDO pada 5 April 2024 dengan harga pembelian Rp 719. Dengan demikian, nilai pembelian saham SIDO sekitar Rp 3,69 triliun.

David Hidayat, Direktur Hotel Candi Baru, mengatakan pembelian saham SIDO ini sejalan dengan keyakinan pemegang saham utama Hotel Candi Baru bahwa kinerja SIDO akan tumbuh pada tahun 2024 dan seterusnya. Ekuitas segera terjadi.

Setelah mengakuisisi saham SIDO, kepemilikan saham Hotel Candy Baru di SIDO bertambah menjadi 23.278.282.442 lembar saham atau 77,59%. Sebelumnya, Sido Munkul dari Hotel Kandi Baru memiliki 18,137,404,580 saham atau 60,46%, di industri Jamu dan Farmasi. Hasilnya, Hotel Kandi Baru menambah kepemilikan SIDO sekitar 17,13%.

Berdasarkan data BEI, pemegang saham SIDO antara lain PT Hotel Candi Baru (60,46%), Concordant Investments Pte Ltd (17,14%), Johan Hidayat (0,01%) dan publik (22,39%).

Saham SIDO menguat 6,06% ke Rp 700 per saham pada Jumat 5 April 2024 pada perdagangan pukul 13.43 WIB. Harga saham SIDO berkisar dari harga tertinggi Rp 705 per saham hingga harga terendah Rp 655 per saham. Saham tersebut telah diperdagangkan sebanyak 8.728 kali dengan volume sebanyak 52.800.032 lembar saham. Nilai transaksinya Rp 3,8 triliun.

Harga saham SIDO naik 12,90% selama seminggu terakhir. Sepanjang tahun 2024, harga saham SIDO tumbuh 33,33%.

Sebelumnya diberitakan, PT Industri Jamu dan Pharmaceutical Sido Muncul Tbk (SIDO) mengumumkan hasil tahun buku yang berakhir 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, kinerja Sido Muncul mengalami penurunan.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang diungkapkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), SIDO melaporkan penjualan sebesar 3,56 triliun rupiah pada tahun 2023. Dibandingkan penjualan tahun lalu sebesar Rp 3,86 triliun, penjualan mengalami penurunan sebesar 7,77%.

Seiring menurunnya penjualan, beban pokok penjualan juga turun dari Rp1,7 triliun pada tahun 2022 menjadi Rp1,55 triliun pada tahun 2023. Alhasil, laba kotor perseroan pada tahun 2023 sebesar Rp 1,02 triliun, turun 6,91% dari tahun 2023. Akan mencapai 0,17 triliun pada tahun 2022.

Sepanjang tahun 2023, perseroan melaporkan beban penjualan dan pemasaran sebesar Rp570,39 miliar, beban umum dan administrasi sebesar Rp204,6 miliar, beban lain-lain sebesar Rp78,62 miliar, dan pendapatan lain-lain sebesar Rp25,78 miliar. Pada periode tersebut, perseroan juga melaporkan pendapatan keuangan sebesar 29,35 miliar rupiah dan beban keuangan sebesar 681 juta rupiah.

Setelah dikurangi pajak, laba setahun penuh yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas pendasar adalah Rp950,65 miliar.

Laba tersebut lebih rendah 13,95% dibandingkan laba tahun berjalan sebesar Rp 1,1 triliun pada tahun 2022. Akibatnya, laba per saham akan menjadi $31,69 pada tahun 2023 dibandingkan dengan $36,82 pada tahun 2022.

Perseroan memiliki aset sebesar Rp3,89 triliun pada akhir tahun 2023, turun dari Rp4,08 triliun pada akhir tahun 2022. Liabilitas pada akhir tahun 2023 juga turun menjadi Rp504,77 miliar dari Rp575,97 miliar pada periode yang sama tahun 2022. Modal saham SIDO turun menjadi Rp3,89 triliun pada tahun 2023 dari Rp3,51 triliun pada akhir tahun 2022.

Diberitakan sebelumnya, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Munkul TBK (Sido) atau Sido Munkul menargetkan pendapatan dan laba bersih tumbuh lebih dari 10% pada tahun 2024. Optimisme tersebut sejalan dengan kondisi sosial yang mulai terwujud. Pentingnya kesehatan.

Direktur Keuangan Sido Munkul Leonard mengatakan pihaknya menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih lebih dari 10% pada tahun depan.

“Kami secara umum optimistis pertumbuhan pendapatan dan laba melebihi 10%,” kata Leonard dalam pidato publik tahun 2023, Rabu (29 November 2023).

Untuk lebih mengembangkan usahanya, Sido Muncul akan terus melakukan aktivitas yang menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Salah satunya adalah peluncuran produk baru, perluasan distribusi dan banyak fitur.

“Manajemen tetap percaya bahwa dalam jangka panjang, seiring dengan meningkatnya kesadaran hidup sehat, dorongan untuk menggunakan produk herbal akan terus tumbuh dan mengamankan kinerja kami di tahun-tahun mendatang,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, perusahaan bernama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) atau Sido Muncul ini melaporkan hasil keuangan untuk tahun yang berakhir September 2023.

Dikutip dari laporan keuangan yang masuk ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa 31 Oktober 2023. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk melaporkan penjualan Rp 2,36 triliun hingga September 2023. Penjualan Sido Munkul turun 9,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 2,61 triliun.

Perusahaan mengatakan akan memisahkan beberapa unit bisnis pada September 2023. Segmen jamu turun 12,1%, segmen makanan dan minuman turun 2,6%, dan segmen farmasi turun 25,6%.

Hal ini menyebabkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas pendasar turun 18,6% menjadi Rp586 miliar pada tahun berakhir September 2023 dari Rp720,44 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Perseroan melaporkan beban pokok penjualan turun 9,9% menjadi Rp 1,09 triliun dibandingkan Rp 1,21 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Laba bersih kuartal III 2023 sebesar Rp 1,26 triliun. Laba kotor turun 9,4% menjadi Rp 1,39 triliun pada kuartal III 2022.

Perseroan melaporkan beban penjualan dan pemasaran meningkat menjadi Rp 366,28 miliar pada September 2023 dari Rp 345,96 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Namun di sisi lain, perseroan menurunkan beban umum dan administrasi menjadi Rp 163,98 miliar pada September 2023. Pada periode yang sama tahun lalu, beban umum dan administrasi mencatatkan pendapatan sebesar Rp 171,89 miliar.

Akibatnya, laba usaha turun 18,8% menjadi Rp 735,37 miliar pada September 2023. Pada periode yang sama tahun lalu, laba usaha sebesar Rp 905,89 miliar. Dengan kondisi tersebut, laba per saham yang mendasari pemilik entitas yang mendasarinya per September 2023 adalah sebesar Rp19,55, naik dari Rp24,01 pada tahun lalu.

Mulai Desember 2022 hingga September 2023, total modal ekuitas akan berkurang menjadi Rp 3,40 triliun. Perseroan telah mengurangi utangnya per kuartal III 2023.

Sejak Desember 2022 hingga September 2023, liabilitas perseroan turun dari Rp575,9 miliar menjadi Rp34,46 miliar. Per 30 September 2023, perseroan memiliki aset sebesar Rp 3,75 triliun. Per Desember 2022, aset perseroan sebesar Rp 4,08 triliun. Hingga September 2023, perseroan memiliki kas dan setara kas sebesar Rp 783,19 miliar.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *