Sun. Sep 8th, 2024

Pengusaha Malaysia Investasi Rp 1 Triliun di Sulsel, Garap Apa?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Pengusaha Malaysia, Emir Dato’ Mohd Mavani Abdullah akan berinvestasi di Sulawesi Selatan. Tak main-main, jumlahnya mencapai $80 juta atau setara Rp 1 triliun.

Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PT Sulsel Citra Indonesia (Perseroda) Sulawesi Selatan dengan Dato’ Emir Mavani dilaksanakan di Kantor Gubernur Sulawesi Selatan pada Jumat, 26 April 2024. Penandatanganan tersebut juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Batyar Baharuddin.

Pada kesempatan tersebut, Perseroda Sulsel juga menandatangani nota kerja sama dengan berbagai perusahaan yang akan ikut menjalin kerja sama dengan investor asal Malaysia. Diantaranya, ZWD Solutions Terintegrasi SDN BHD, Kawan Engineering SDN BHD, PT. Perkebunan Nusantara 1 Regional VIII, PT. Industri Perkapalan Indonesia (Persero), PT. Shinwaya Putra Karuna, dan PT. Asuransi Takaful Umum.

Kerjasama Perseroda Sulsel dengan Integrated ZWD Solutions SDN BHD mengenai pengolahan biomassa (Implementasi Circular Transition to Regenerative Net-Zero Plantation Economy (CEZRA).

Kedua, dengan perusahaan KAWAN Engineering SDN BHD yang bergerak di bidang Integrated Palm Oil Complex.

Ketiga, PT Perkebunan Nusantara 1 Regional VIII melakukan kerja sama di bidang pengembangan kelapa sawit dan pengolahan biomassa.

Keempat, PT Industri Kapal Indonesia (Persero) melakukan kerja sama dalam pengembangan dan pemanfaatan pengelolaan aset dan potensi sumber daya.

Selain itu, kerjasama perusahaan KAWAN Engineering Sdn. Bhd., PT. Shinwaya Putra Karuna, dan PT. Asuransi Takaful Umum, dalam rangka pembangunan, pengelolaan perkebunan kelapa sawit, pembangunan pabrik kelapa sawit dan asuransi di provinsi Sulawesi Selatan.

Wakil Direktur PT Sulsel Citra Indonesia (Perseroda) Mahmud Achmad mengatakan pada Mei mendatang, pihaknya akan segera mulai membangun hubungan dengan seluruh perusahaan terkait, tentunya dengan seluruh investor asing.

“Bulan depan kami akan bekerja sama dengan investor Malaysia serta PTPN dan PT IKI yang akan mengelola pabrik minyak goreng dan pabrik lainnya,” kata Mahmud Achmad.

Dia menjelaskan, nantinya investor akan bergabung dalam kemitraan ini. Ada yang menghasilkan minyak, ada yang mengolah sisa kelapa sawit menjadi pupuk, ada pula yang menyediakan bahan baku pembangunan pabrik dan kebutuhan perkebunan kelapa sawit. Total nilai investasinya akan mencapai Rp 1 triliun.

“Dan jumlahnya USD 80 juta atau setara hampir Rp 1 triliun untuk satu kawasan. Ini karena ada penanaman, pembangunan pabrik CPO untuk memproduksi minyak goreng. Minyak goreng pertama akan diproduksi 30 juta liter per tahun. .” dia menjelaskan.

Sementara itu, investor Malaysia Dato’ Emir Mavani mengaku sangat senang bisa berpartisipasi dalam pembangunan perekonomian masyarakat Indonesia khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan.

Ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran Perseroda Sulsel dan Pemprov Sulsel yang telah mempercayakannya berinvestasi di Sulsel.

“Yang kita inginkan adalah bagaimana meningkatkan perekonomian Sulsel, tidak hanya di Malaysia tapi seluruh dunia. Selain itu, ada kelapa sawit, gas alam dan berbagai kemungkinan di sini,” kata Dato Emir dalam sambutannya.

Senada dengan itu, Wakil Gubernur Sulsel Batiar Baharuddin mengatakan Perseronda Sulcel mengukir sejarah dengan menandatangani Nota Kesepahaman dengan investor asal Malaysia dan beberapa perusahaan serta BUMN.

“Hari ini adalah hal yang paling penting karena ini adalah sejarah. Yang kita hadapi saat ini adalah perbincangan mengenai ekonomi biru, dan itu berdampak besar bagi alam semesta kita,” kata Batiar.

Selain itu, Bahtiar juga menjelaskan, selain memiliki potensi pertanian dan kelautan, Sulsel yang menarik perhatian juga banyak tempat wisatanya seperti Takabonerate di Selayar, Pantai Bira di Bulukumba, Wisata Budaya di Toraja dan masih banyak lagi wisatawan lainnya. daya tarik.

Kita punya potensi wisata, ada Takabonerate di Selayar, ada Bira di Bulukumba yang pasirnya putih. Dan ngga kita sumber pangannya bagus. Potensi ikan air tawarnya ada di Wajo, Sidrap, Luwu Timur, kata Bahtiar. .

Begitu pula di bidang pertanian, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan telah melakukan penghijauan dengan menanam pisang cavendish, nangka, nangka dan tanaman lainnya.

“Sukun merupakan tanaman endemik di Sulawesi Selatan dan akan menjadi daerah penghasil buah terbesar di dunia. Banyak pengusaha di Sulsel namun sampai saat ini mereka dibiarkan sendiri. Jadi tugas kita sebagai pemerintah ini adalah Enabler bagi seluruh pengusaha,” tutupnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *