Mon. Sep 16th, 2024

Penjelasan Badan Geologi Soal Gempa Merusak Berkekuatan M6,0 Berpusat di Perairan Kabupaten Kepulauan Talaud

matthewgenovesesongstudies.com, Bandung – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan gempa bumi terjadi di perairan Kabupaten Kepulauan Talo, Sulawesi Utara pada Kamis, 13 Juni 2024 pukul 00:01 WIB akibat gempa bumi. Talo Aktivitas zona subduksi ganda Ridge-Mayu mempunyai mekanisme sesar dorong yang relatif utara-selatan.

Menurut Mohammed Wafid, Direktur Biro Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, berdasarkan data lokasi episentrum, kedalaman dan fokus mekanisme dari USGS di Amerika Serikat dan GFZ di Jerman, sumber gempa ini telah berkali-kali menimbulkan gempa. bencana yang merusak bangunan.

Masyarakat diimbau tetap tenang, mengikuti arahan dan informasi dari pejabat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, waspada terhadap gempa susulan, dan tidak mudah tersinggung dengan isu-isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami, kata Bandung Wafid 2024 Kamis, 13 Maret.

Wafid mengatakan, berdasarkan catatan Badan Geologi, gempa dahsyat terakhir di kawasan itu terjadi pada 22 Januari 2022 dengan magnitudo 6,1 dan kedalaman 12 kilometer.

Wafid mengatakan, belum ada informasi mengenai dampak gempa hingga dilakukan analisis terhadap gempa dahsyat tersebut.

Berdasarkan data BMKG, gempa bumi dengan tingkat intensitas IV MMI (Modified Mekali Intensity) dirasakan di wilayah Kabupaten Kepulauan Talau, kata Wafid.

Wafid menjelaskan, data yang dimiliki Biro Geologi menunjukkan bahwa kawasan pemukiman yang terdampak gempa biasanya berada di kawasan rawan bencana gempa (KRB) sedang dan tinggi.

Gempa ini tidak memicu tsunami. Meski episentrum gempa berada di laut, namun diperkirakan tidak menimbulkan deformasi bawah air hingga memicu tsunami.

Wafid menjelaskan, “Menurut data BG, wilayah pesisir Kabupaten Kepulauan Talau tergolong wilayah rawan tsunami, dengan potensi tinggi tsunami pantai kurang lebih 5,37 meter.”

Episentrum gempa terletak di dekat Kabupaten Talao. Wilayahnya secara keseluruhan terdiri dari dataran pantai dengan perbukitan hingga terjal di tengahnya.

Wafid menjelaskan, wilayah tersebut terdiri atas tanah sedang (Grade D) pada morfologi pantai dan tanah keras (Grade C) pada morfologi berbukit.

“Batuan-batuan ini tersusun dari sedimen Kuarter, antara lain sedimen pantai, sedimen fluvial, dan batuan vulkanik muda, beberapa di antaranya telah mengalami pelapukan,” kata Warfield.

Sedimen kuarter dan puing-puing vulkanik muda yang mengalami pemanasan berada dalam keadaan lepas, lepas, kenyal, namun tidak terkompaksi (unconsolidated), sehingga memperparah dampak dampak dan rentan terhadap guncangan seismik.

Mengingat Kabupaten Kepulauan Talao merupakan daerah rawan gempa dan tsunami, maka upaya pengurangan bencana perlu diintensifkan melalui pengurangan bencana struktural dan non-struktural.

“Bangunan di Kabupaten Kepulauan Talau harus memiliki struktur konstruksi tahan gempa agar tidak terjadi risiko kerusakan. Selain itu juga harus disediakan jalur dan tempat evakuasi,” kata Wafid.

Wafid menegaskan, gempa tersebut tidak akan menimbulkan kerusakan tambahan seperti retakan tanah, penurunan permukaan tanah, pergerakan tanah, dan likuifaksi.

Gempa bumi terjadi di perairan Kepulauan Talau, Provinsi Sulawesi Utara. Menurut informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa terletak di laut pada 126,65 derajat BT dan 4,36 derajat LU. lintang, sekitar 30 kilometer dari Kota Melonguane (Provinsi Sulawesi Utara Sekitar 38,2 kilometer sebelah utara ibu kota Kabupaten Kepulauan Talau), magnitudo (M 6,0) berada pada kedalaman 30 kilometer.

Sementara itu, menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), pusat gempa berada pada 126.490 derajat Bujur Timur dan 4.384 derajat Lintang Utara, dengan magnitudo 5,8 dan kedalaman fokus 33,6 kilometer.

Berdasarkan data GeoForschungsZentrum (GFZ) Jerman, pusat gempa berada pada 126,50 derajat Bujur Timur dan 4,43 derajat Lintang Utara, dengan magnitudo 5,7 dan kedalaman fokus 39 kilometer.

Inilah yang harus dilakukan sebelum, sesudah, dan setelah gempa bumi.

Sebelum gempa:

– Pastikan struktur dan lokasi rumah Anda terlindung dari bahaya akibat gempa bumi, seperti tanah longsor atau tanah longsor. Kaji dan renovasi struktur bangunan Anda untuk menghindari bahaya gempa.

– Kenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, elevator dan tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat berlindung yang paling aman.

– Belajar menggunakan pertolongan pertama dan alat pemadam kebakaran.

– Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi jika terjadi gempa.

– Saat meletakkan furnitur, kencangkan dengan kuat ke dinding agar tidak terjatuh, roboh, atau bergeser saat terjadi gempa.

– Susun beban sejauh mungkin. Periksa kestabilan benda gantung yang mungkin jatuh saat terjadi gempa

– Simpan barang yang mudah terbakar di tempat yang tidak mudah pecah untuk mencegah kebakaran.

– Pastikan untuk mematikan air, gas, dan listrik bila tidak digunakan.

– Miliki peralatan yang Anda butuhkan untuk setiap lokasi: kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, suplemen nutrisi, dan air.

Jika terjadi gempa bumi:

– Jika Anda berada di dalam gedung: Berada di bawah meja, lindungi tubuh dan kepala Anda dari puing-puing bangunan, cari tempat teraman yang jauh dari puing-puing dan guncangan, dan lari keluar jika bisa.

– Jika Anda berada di luar gedung atau di area terbuka: Hindari bangunan di sekitarnya seperti gedung, tiang telepon, pepohonan. Perhatikan tempat Anda berdiri untuk menghindari retakan pada tanah.

– Jika Anda sedang mengemudi: Jika mobil bergerak atau terbakar, keluarlah dari kendaraan, keluar dari kendaraan, dan menjauhlah dari kendaraan.

– Jika Anda tinggal atau berada di pantai: Menjauhlah dari pantai untuk menghindari risiko tsunami.

– Jika Anda tinggal di daerah pegunungan: Jika terjadi gempa bumi, hindari daerah yang memungkinkan terjadinya tanah longsor.

Setelah gempa bumi:

– Jika berada di dalam gedung: Keluar dari gedung dengan tertib; tidak menggunakan elevator atau lift, menggunakan tangga biasa, memeriksa apakah ada yang terluka, dan memberikan pertolongan pertama jika Anda atau orang di sekitar Anda terluka parah, menelepon atau mencari bantuan.

– Periksa lingkungan sekitar: apakah ada kebakaran, apakah ada kebocoran gas, apakah ada korsleting. Periksa aliran air dan pipa apakah ada bahaya.

– Jangan memasuki bangunan yang terkena gempa karena mungkin masih ada puing-puing di sana.

– Jangan berjalan di area sekitar gempa, kemungkinan bahaya lebih lanjut masih ada.

– Dengarkan radio untuk informasi gempa (jika terjadi gempa susulan). Jangan mudah tersinggung dengan rumor atau informasi yang tidak diketahui sumbernya.

– Mengisi kuesioner kepada instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

– Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan untuk keselamatan kita semua. (Ali Nugaraha)

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *