Fri. Sep 20th, 2024

Penjualan Mobil Listrik Dunia Naik 31 Persen pada 2023

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Penjualan global mobil listrik murni alias BEV, dan kendaraan listrik hybrid plug-in (PHEV) akan tumbuh 31 persen pada tahun 2023. Namun, pertumbuhan penjualan kendaraan ramah lingkungan pada tahun 2023 lebih rendah dibandingkan tahun 2022. , yang telah mencapai 60 persen menurut riset pasar Rho Motion.

“Pertumbuhan melambat, tapi hal itu memang diharapkan terjadi di pasar yang berkembang seperti ini,” kata Charles Lester, manajer data Rho Motion, dikutip Reuters, Minggu (14/1/2023). ,” dia berkata.

Di saat yang sama, Lester juga mengatakan penjualan global kendaraan listrik pada tahun 2022 kemungkinan besar akan tumbuh sebesar 30 persen sesuai perkiraan Rho Motion. Pada tahun 2024, perusahaan memperkirakan pertumbuhan penjualan kendaraan listrik global sebesar 25 hingga 30 persen.

Sementara itu, penjualan mencapai rekor bulanan sebesar 1,5 juta unit pada Desember 2023 saja.

BEV menyumbang 9,5 juta dari 13,6 juta unit kendaraan listrik yang terjual di seluruh dunia pada tahun 2023, dan sisanya adalah PHEV.

Setelah bertahun-tahun mengalami pertumbuhan pesat, beberapa pabrikan khawatir penjualan mobil listrik di Eropa dan negara lain akan melambat, karena pengemudi menunggu model yang lebih baik, lebih kecil, dan lebih murah dalam dua atau tiga tahun ke depan.

MG Motor Indonesia telah memulai produksi dua mobil listrik, MG4 EV dan MG ZS EV, di Indonesia. Buatan Indonesia, kendaraan ramah lingkungan ini diharapkan bisa dikirim ke Australia pada tahun ini.

Menurut Direktur Pemasaran dan Humas MG Motor Indonesia Arif Syarifudin, Kanguru merupakan model pertama yang dikirim ke Tanah Air, MG ZS EV.

“Iya (ekspor ke Australia), tapi diutamakan untuk MG ZS EV 2024 kuartal IV. Sedangkan untuk MG4 EV untuk performa dalam negeri,” jelas Arif saat ditemui di Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Terkait MG4 EV, lanjutnya, kemungkinan akan diekspor pada tahun 2025. Sementara untuk negara tujuan ekspor, MG Motor Indonesia juga akan fokus ke beberapa negara lain di Asia Tenggara.

“Vietnam, Filipina, Australia termasuk. Targetnya 30 persen kapasitas produksi kita akan dialokasikan untuk kebutuhan ekspor,” kata Arif.

Begitu pula dengan pabrik MG di Thailand yang memang akan diidentikkan sebagai pusat produksi di ASEAN, namun tidak menutup kemungkinan Indonesia masih memiliki peran dalam banyak model yang tidak bisa diberikan oleh pabrik tersebut di gajah putih. negara

“Jadi apa yang dilakukan Thailand dengan sedikit terburu-buru untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, apalagi setelah pandemi di akhir tahun 2022 dan awal tahun 2023, terdapat permintaan yang sangat besar terutama di kawasan Asia Tenggara. Jadi mereka melihat peluang. Akhirnya sumber daya di Indonesia,” kata Arif.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *