Thu. Sep 19th, 2024

Penurunan Penggunaan AstraZeneca di Dunia Sudah Terjadi Sebelum Isu Efek Trombositopenia Mencuat

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Baru-baru ini perusahaan vaksin AstraZeneca (AZ) menarik produknya dari seluruh dunia. Penarikan dilakukan ketika risiko trombositopenia atau efek samping perdarahan dibahas.

Namun AstraZeneca tidak menyebut trombosis dengan sindrom trombositopenia (TTS) sebagai alasan penarikan vaksin. Penarikan tersebut dilakukan karena produk vaksin AZ diharapkan tidak memberikan manfaat bagi perusahaan.

Pakar kesehatan dunia Dickie Budiman mengatakan penggunaan obat AstraZeneca mengalami penurunan sebelum efek TTS dipublikasikan di media.

Beberapa negara, terutama negara maju, lebih memilih vaksin lain seperti Pfizer dan Moderna karena dinilai lebih terjangkau.

Padahal, sejak munculnya Pfizer, Moderna, aksesnya lebih besar dan mudah, banyak negara, terutama negara maju, yang belum menggunakan atau memilih AstraZeneca, kata Dicky kepada Health matthewgenovesesongstudies.com, Jumat, 10 Mei. 2024.

Perubahan penggunaan obat dari AstraZeneca ke obat lain mulai tahun 2022. Selain itu, banyak negara, termasuk Australia, mengandalkan ketersediaan perlindungan sosial melalui vaksin messenger RNA seperti Pfizer dan Moderna. Saat ini, AZ merupakan vektor adenovirus yang tidak bereplikasi.

“Jadi ini (penurunan permintaan) mendahului pemulihan dan kesadaran akan TTS,” kata Dickey.

Bagi Dickey, jumlah negara yang tidak dipilih AstraZeneca pun demikian. Bahkan di Indonesia, penggunaan vaksin ini terbilang jarang. Pada dasarnya pemerintah mendorong penggunaan obat-obatan dalam negeri.

“Tidak mengherankan jika banyak negara tidak memilih AstraZeneca.” Kalau di Indonesia menurutku jarang banget ya? Saya yakin pemerintah mendorong penggunaan obat-obatan dalam negeri,” jelas Dickey.

Indonesia sendiri memiliki vaksin COVID-19 dalam negeri, Indovac dari Bio Pharma.

“Produk Bio Pharma seperti Indovac sangat unggul dan termasuk produk terbaru, aman, transparan, dan halal.”

Alasan keluarnya perusahaan adalah perubahan penggunaan AstraZeneca di berbagai negara termasuk Indonesia.

Menurut CNN, permintaan vaksin Covid-19 AstraZeneca, yang saat ini dikenal dengan nama VaxJevria, telah menurun. Vaksin yang dikembangkan bekerja sama dengan Universitas Oxford ini telah menjadi salah satu vaksin COVID-19 terpenting di dunia. Lebih dari 3 miliar ban telah dibagikan sejak pertama kali digunakan di Inggris pada 4 Januari 2021.

Sayangnya, AstraZeneca belum menghasilkan keuntungan mulai April 2023, kata perusahaan tersebut.

Berbagai jenis vaksin COVID-19 telah dikembangkan, dan vaksin terbaru memiliki keunggulan. Hal ini telah mengurangi permintaan Vaxzevria yang tidak lagi diproduksi atau didistribusikan, kata AstraZeneca dalam keterangannya, Jumat (10/5/2024). ).

Oleh karena itu, AstraZeneca memutuskan untuk memulai pencabutan izin edar Vaxzevria di Eropa.

Terkait penarikan vaksin ini, Dickey mengatakan, produsen di seluruh dunia akan menarik vaksinnya karena alasan penting (cepat).

Soal keluarnya AstraZeneca dari AstraZeneca ke virus global AstraZeneca COVID-19, apapun penjelasannya tentu bisa dijawab dengan cara yang berbeda-beda, kata Dickey.

“Kalau ditanya apa alasannya produsen vaksin bisa menarik vaksinnya di seluruh dunia? Tentu ini memerlukan alasan yang kuat, mendesak, dan penting,” lanjutnya.

Secara umum, alasan penarikan vaksin atau obat oleh produsen antara lain: Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi efektivitas obat, seperti apakah obat tersebut tidak memperburuk penyakit. Terdapat risiko atau keamanan obat yang membahayakan kesehatan masyarakat. Ada bukti bahwa vaksin tersebut perlu dievaluasi ulang. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja dan keamanannya. Tujuannya adalah untuk menjamin mutu vaksin atau menjamin kualitasnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *