Fri. Sep 13th, 2024

Perdana Ikut Rapat, Sri Mulyani Perkenalkan Thomas Djiwandono ke Komisi XI DPR

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan nomor Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono kepada anggota Komisi XI KHDR RI. Thomas Giwandono pertama kali mengikuti temu bisnis di KHDR RI.

Pertama, Shri Mulyani ingin berpidato di Rapat Kerja Komisi XI KHDR RI. Namun, dia menginformasikan bahwa dia memiliki 2 wakil menteri bersamanya. Yang pertama adalah Swahasil Nazara yang telah lama mengabdi. Kedua, ada Tomas Giwandono, keponakan Presiden terpilih Prabowo Subianto yang baru saja dilantik.

“Saya hari ini didampingi dua orang Wakil Menteri, yang satu sangat saya kenal, Wakil Menteri Sua (Suahasil Nazara) dan satu lagi Wakil Menteri Keuangan, Pak Thomas Djiwandono,” kata Sri Mulyani dalam pertemuan tersebut. Komisi XI KHDR RI, Rabu (21/8/2024).

Pada saat ini, KHDR XI mengumumkan bahwa masukan tersebut telah diteruskan kepada anggota dan pimpinan RI.  Oleh karena itu, kami ingin memperkenalkan beliau kepada Komisi XI, pimpinan dan seluruh anggota Komisi XI yang terhormat.

Sri Mulyani mengatakan, anggota Komisi XI ke depannya akan lebih mengenal Thomas Djiwandono. Hal ini menandakan Thomas akan tetap berada di Kementerian Keuangan pada masa pemerintahan Prabowo-Gibran.

“Kalau begitu kita ketemu Pak Tommy, dan walaupun namanya Thomas, kita panggil dia Tommy,” pungkas Treasury. Menunjukkan kinerja anggaran

Sebelumnya, Menteri Keuangan Shri Mulyani Dravati memaparkan capaian proses penganggaran di bidang kepemimpinan. Bahkan tercatat senilai Rp 2,21 triliun dalam 4 tahun terakhir.

Ia mengatakan, penghematan anggaran penting bagi Kementerian Keuangan. Selain itu, banyak departemen dan lembaga lain yang melirik efisiensi anggaran Kementerian Keuangan.

“Karena kami selalu sampaikan bahwa semua K/L melihat ke Kementerian Keuangan. Jadi kami paham bahwa kami adalah salah satu standar acuan bagi K/L lainnya. Makanya kita bicara dampak dari aturan tersebut yang perlu diterapkan. Itu keluar,” katanya. Shri Mulyani dalam rapat kerja bersama tim XI KHDR RI pada Rabu (21/8/2024).

Ia mengatakan efisiensi anggaran Kementerian Keuangan berhasil berkat digitalisasi. Memulai tanda tangan elektronik pada dokumen digital.

“Digitalisasi alur kerja ini telah menghasilkan efisiensi yang signifikan dan kami telah menyerahkannya kepada Komisi pada saat itu.

Dibagi tahun anggaran, yang terbaik pada tahun 2020 adalah Rp 1,12 triliun. Menjadi Rp425,72 miliar pada tahun 2021, Rp435,40 miliar pada tahun 2022, dan Rp232,32 miliar pada tahun 2023. Sri Mulyani mengatakan, ada 11 poin yang menjadi pendorong kinerja baik setiap tahunnya. Efisiensi ini dicapai melalui digitalisasi.

“Terkadang kita harus benar-benar relevan. Jadi dalam hal ini, ada 11 cara kita terus meningkatkan efisiensi. Apalagi dengan teknologi digital.”

“Semua teks dokumen kerja kita sudah didigitalkan. Kita bisa menjadi salah satu K/L pertama yang mewajibkan pengenalan tanda tangan digital dan penambahan BSSN dan lain-lain,” ujarnya.

 

Sri Mulyani meraih 11 keberhasilan dalam pidatonya. Pertama, produktivitas tenaga kerja sebesar Rp902,69 miliar. Kedua, pengelolaan biaya birokrasi seperti perjalanan dinas dan kiriman uang sebesar Rp534,42 miliar.

Ketiga, pengadaan pusat dan Rp 290 miliar. Keempat, meningkatkan anggaran untuk memerangi epidemi dengan efisiensi sebesar Rp173,83 miliar. Kelima, integrasi pengadaan laptop dengan katalog LKPP dan kebijakan TKDN dengan efisiensi Rp 140,83 miliar.

Keenam, digitalisasi proses bisnis dan keberhasilan Rp 92,85 miliar. Ketujuh, Rp35,27 miliar untuk meningkatkan pemanfaatan sarana dan prasarana seperti efisiensi fungsi ruang dewan.

Kedelapan, memprioritaskan pembentukan grup dengan pendapatan Rp15,35 miliar. Kesembilan, realisasi lapangan kerja masa depan dan efisiensi sebesar Rp14,35 miliar.

Kesepuluh, pembayaran biaya tenaga kerja sejajar dengan pendapatan sebesar Rp9,46 miliar. Pembuatan sebelas kelas dan penyelenggaraan workshop terpilih dengan efisiensi Rp 4,44 miliar.

 

Sebelumnya, keputusan kenaikan gaji PNS berada di tangan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Namun, pemerintah kini mengakui anggarannya telah disesuaikan.

Isa Rachmatarwata, Kepala Badan Anggaran Kementerian Keuangan, mengatakan pemerintah telah menyiapkan anggaran untuk menaikkan gaji pegawai negeri sipil pada tahun 2025. Bagian pokoknya tertuang dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) APBN 2025.

“Kami siap setelah menyusun APBN 2025, baik penyesuaian gaji dan sebagainya,” kata Isa dikutip, Sabtu (17/8/2024) saat ditemui di Kompleks Majlis, Senayan, Jakarta. .

Meski anggarannya disiapkan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), namun pemerintahan Prabowo-Gibran memutuskan untuk menaikkan gaji PNS.

“Tapi keputusan itu sesuai dengan janji Pak Jokowi dan Pak Prabowo. Mereka akan memberikannya kepada presiden baru. Jadi Pak Prabowo kapan atau berapa jumlahnya,” kata Isa.

Wakil Menteri Keuangan Shri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintahan Jokowi berpihak pada peningkatan kesejahteraan PNS.

“Katakanlah pemerintah saat ini dan masa depan selalu berkomitmen untuk melindungi dan meningkatkan kesejahteraan pegawai negeri, baik sipil maupun TNI/Polri.”

“Yang terpenting saat ini adalah meningkatkan produktivitas, integritas, dan lain-lain dari berbagai upaya tersebut.”

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *