Thu. Sep 19th, 2024

Peringati Anak-Anak Gaza Palestina yang Dibunuh Israel, Ribuan Pasang Sepatu Diletakkan di Lapangan Vredeburg Belanda

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Ribuan pasang sepatu ditata di Lapangan Vredeburg, Utrecht, Belanda, Minggu 17 Maret 2024. Sepatu tersebut menjadi simbol mengenang terbunuhnya anak-anak Palestina di Jalur Gaza akibat militer Israel. serangan dalam empat bulan terakhir.

Sepasang sepatu anak kemudian ditambahkan setiap sepuluh menit sambil memanggil nama anak melalui pengeras suara. Hal ini untuk menunjukkan frekuensi kematian anak di Gaza. Di akhir kegiatan seluruh lapangan diisi dengan sepatu anak-anak.

Penyelenggara kegiatan adalah yayasan “Plant an Olive Tree” (Plant een Oliifboom) yang berkedudukan di Belanda. Mengutip newarab.com, pada Sabtu 23 Maret 2024, mereka menyebut anak-anak Palestina di Gaza tidak hanya tewas akibat bom dan peluru, tetapi juga meninggal karena kelaparan dan dehidrasi akibat blokade Gaza dan gangguan keamanan yang dilakukan Israel.

“Rata-rata, satu lagi anak Palestina meninggal setiap sepuluh menit,” kata yayasan tersebut.

PBB mengatakan pekan lalu bahwa lebih dari 12.300 anak meninggal antara Oktober 2023 dan Februari 2024 di Jalur Gaza. UNICEF melaporkan pada hari Jumat 15 Maret 2024 bahwa jumlah anak di bawah usia dua tahun yang menderita kekurangan gizi akut di Jalur Gaza utara meningkat dua kali lipat dalam sebulan.

Menurut badan PBB tersebut, 23 anak telah meninggal di Gaza karena kekurangan gizi dan dehidrasi dalam beberapa pekan terakhir. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menyatakan keprihatinan serius terhadap masa depan generasi Gaza.

 

 

Dalam laporan Aljazeera, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkapkan pada Kamis, 22 Maret 2024 bahwa meskipun upaya pengiriman bantuan melalui udara dan laut membantu, perluasan jalur darat adalah kunci untuk memungkinkan pengiriman bantuan skala besar guna mencegah kelaparan. Tedros juga menyatakan bahwa sebuah tragedi terjadi di Gaza di mana anak-anak meninggal karena kekurangan gizi, penyakit, dan kurangnya air dan sanitasi yang memadai.

Tedros juga menekankan bahwa tindakan mendesak diperlukan oleh Israel untuk membuka lebih banyak rute dan mempercepat pengiriman bantuan kemanusiaan. “Masa depan seluruh generasi ini berada dalam bahaya serius,” katanya.

WHO berharap Israel segera merespons dengan membuka jalur ini, memfasilitasi masuknya air, makanan, pasokan medis, dan bantuan lain yang sangat dibutuhkan warga Gaza.

Beberapa negara, termasuk Yordania dan Amerika Serikat, telah melancarkan dukungan udara di sepanjang pantai Jalur Gaza yang terkepung. Namun, upaya ini terbukti mahal dan tidak efektif, dengan beberapa orang meninggal ketika parasut pasokan gagal dibuka, menyebabkan bantuan jatuh ke kerumunan orang yang menunggu makanan di utara kamp pengungsi Shati di Kota Gaza.

 

Ketika bantuan udara diberikan, Israel terus memblokir sebagian besar truk bantuan yang memasuki Gaza melalui jalur darat. Sejak dimulainya serangan pada 7 Oktober 2023, Israel telah melarang masuknya makanan, air, obat-obatan, dan kebutuhan pokok lainnya. Aliran kecil bantuan hanya diperbolehkan masuk dari selatan melalui Mesir di penyeberangan Rafah Israel dan penyeberangan Karem Abu Salem Israel.

Organisasi bantuan dan pejabat kesehatan di Gaza telah mengeluarkan peringatan buruk mengenai situasi ini, dengan alasan bahwa bantuan yang diterima saat ini masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hampir 2,3 juta orang di wilayah tersebut. Philippe Lazzarini, kepala Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), mengatakan kelaparan akan segera terjadi, terutama di Gaza utara.

Proyeksi di masa depan juga menunjukkan bahwa kelaparan dapat dimulai pada bulan Mei di bagian utara Gaza dan berpotensi menyebar ke seluruh wilayah tersebut pada bulan Juli 2024, menurut Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC), sebuah layanan pemantauan kelaparan global. Sementara itu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan permintaan WHO untuk mengirim pasokan ke Jalur Gaza seringkali diblokir atau ditolak.

Amerika Serikat (AS), sekutu utama Israel yang sebelumnya memveto seruan gencatan senjata, memperkenalkan resolusi yang mengatakan Dewan Keamanan PBB akan mendukung “pentingnya gencatan senjata segera dan abadi” dan untuk pertama kalinya mengutuk serangan Hamas pada bulan Oktober. 7 Agustus 2023.

Rusia dan Tiongkok yang memegang hak veto kemudian bersama-sama menentang resolusi tersebut. Aljazair, negara Arab yang saat ini menjadi anggota Dewan Keamanan PBB, bersama-sama mendukung resolusi baru yang lebih keras yang diperkirakan akan diputuskan pada hari Sabtu. , 23 Maret 2024 dan menghadapi veto AS. 

Duta Besar Rusia, Vasily Nebenzia, mengatakan usulan AS tidak akan melakukan apa pun untuk membendung Israel dan mengejek Washington karena berbicara tentang gencatan senjata setelah “Gaza hampir lenyap dari muka bumi”. “Kami menyaksikan tontonan munafik yang khas,” kata Duta Besar Rusia Vasily Nebenzia seperti dikutip AFP pada Sabtu, 23 Maret 2024.

Nebenzia mengatakan rancangan resolusi AS dimaksudkan untuk “mempermainkan para pemilih dan memberi mereka ancaman dalam bentuk semacam petisi untuk gencatan senjata di Gaza.” Resolusi tersebut “akan menjamin impunitas bagi Israel, yang kejahatannya bahkan tidak disebutkan dalam rancangan tersebut.”

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *