Sun. Sep 29th, 2024

Pertamina Bidik Pasang Listrik Bersih 6 GW pada 2029

matthewgenovesesongstudies.com, Batavia – Pertamina Nova & Renewable Energy (Pertamina NRE) menargetkan memasang kapasitas 6 GW untuk mengembangkan pembangkit listrik berbasis energi ramah lingkungan pada tahun 2029.

Targetnya adalah pembangkit listrik berbahan bakar gas dan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan seperti panas bumi, tenaga surya, dan biogas sebesar 6 GW. Hingga semester I 2024, kapasitas terpasang pembangkit listrik yang dioperasikan Pertamina mencapai sekitar 2,6 GW.

John Innes, CEO Pertamina NRE, mengatakan pada Jumat (21/6/2024) “Pertamina memiliki strategi pertumbuhan dua kali lipat, yaitu memperkuat bisnis migas yang ada dan membangun bisnis rendah karbon di masa depan.

Tak hanya listrik ramah lingkungan, Pertamina NRE juga menetapkan sejumlah target lain pada tahun 2029, antara lain penjualan kredit karbon sebesar 19,2 juta CO2 ekuivalen.

Pada September 2023, Pertamina NRE menjadi penjual kredit karbon pertama pada perdagangan karbon perdana BEI dengan volume perdagangan kurang lebih 800 ribu ton setara CO2.

Pertamina NRE juga menargetkan produksi hidrogen bersih sebesar 7.000 ton per tahun dan bioetanol sebesar 840.000 kilogram pada tahun 2029. Sementara pada bisnis baterai dan ekosistem kendaraan listrik, Pertamina berniat meningkatkan produksi EBT hingga 51,4 GWh. 

“Dengan seluruh target tersebut, sistem investasi yang diusulkan akan mencapai USD 6,2 miliar pada tahun 2029.” Angka ini lebih dari peningkatan delapan kali lipat investasi fiskal tahun ini,” kata Ines 

Tahun ini, Pertamina NRE fokus pada sejumlah proyek prioritas, yakni menggalakkan bisnis bioetanol guna membantu peningkatan penggunaan bahan bakar nabati (biofuel) yang bekerja sama dengan Pertamina Patra Nyaga di Indonesia.

 

 

Kemudian pengembangan kawasan panas bumi Lumut Balai 2 sebesar 55 MW, pengembangan pengusahaan panas bumi di luar negeri, perdagangan karbon dan hidrogen untuk bahan bakar kendaraan (hydrogenmobility).

Berdasarkan laporan keuangan, Pertamina NRE menunjukkan pertumbuhan bisnis yang cukup baik. Pada kinerja keuangan tahun 2023, Pertamina NRE meningkatkan pendapatannya sebesar 6% hingga tahun 2022 yakni sebesar USD 411,5 juta. 

Sedangkan EBITDA dan laba bersih masing-masing mencapai USD 331,77 juta dan USD 146,60 juta atau meningkat 11% dan 24% dibandingkan tahun 2022.

“Dengan amanah Pertamina NRE untuk memimpin transisi energi di lingkungan Pertamina Group, tantangan yang kami hadapi tidaklah mudah. ​​Namun kami yakin dengan dukungan solid dari Pertamina NRE dan dukungan seluruh pemangku kepentingan, kami akan mampu mentransfer energi ke diri kita sendiri, seperti yang dia pikirkan,” katanya. 

 

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) telah menyetorkan dana ke kas negara sebesar Rp425,5 triliun pada tahun 2023. Setoran ini berasal dari pajak dan pembayaran dividen. Pertamina terus berkontribusi kepada negara dalam bentuk pajak dan dividen untuk menggerakkan perekonomian nasional.

Vice President Corporate Communications Pertamina Fadjar Joko Santoso menjelaskan kontribusi pendapatan finansial Pertamina sejalan dengan pertumbuhan bisnis Pertamina yang baik. Pertamina meyakini tugasnya untuk menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab.

Termasuk kepatuhan terhadap peraturan perpajakan, hal ini memberikan kemampuan bagi Pertamina dalam mengelola dana dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik, jelas Fadjar Djoko Santoso dalam suratnya, Jumat (14/6/2024).

Total penerimaan negara Pertamina terdiri dari pajak sebesar Rp 224,53 triliun yaitu pajak penghasilan (PPh), pajak dibayar di muka, pajak pertambahan nilai (PPN), bea masuk atau bea masuk, dan pajak daerah.

Selain pajak, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) lainnya sebesar Rp66,17 triliun, jumlah dividen dan bonus penandatanganan sebesar Rp14,03 triliun.

Kontribusi lain dari Pertamina berupa Minyak Bumi dan Kondensat Umum Rakyat (MMKBN) yang mencapai Rp 120,79 triliun pada tahun 2023.

Sementara itu, selain membayar pajak, Pertamina juga berkontribusi dalam pelaksanaan program tanggung jawab Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

Pada tahun 2023, Pertamina Group berhasil menyerap TKDN hingga Rp374 triliun atau mencapai 47% dari total TKDN BUMN nasional. Kemitraan Pertamina dengan TKDN bertujuan untuk mendorong pengembangan industri dalam negeri.

Fadjar mengatakan, “Dengan kontribusi Pertamina bagi negara dan industri, diharapkan mampu memberikan multiplier effect yang positif bagi masyarakat, memajukan industri dalam negeri, dan menggerakkan perekonomian nasional.”

Sebelumnya, sepanjang tahun 2023, PT Pertamina (Persero) meraup total laba sebesar 4,77 miliar USD atau Rp 72,7 triliun (dengan asumsi kurs Rp 15.255 per USD). Laba Pertamina naik 17% dibandingkan laba tahun 2022.

Kinerja keuangan positif Pertamina juga terlihat pada EBITDA atau laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi sebesar USD 14,36 miliar. Angka ini mewakili peningkatan 6 persen dibandingkan EBITDA pada tahun 2022. Sedangkan pendapatan kotor pada tahun 2023 sebesar USD 75,79 miliar.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Niki Vidyawati menjelaskan dengan rencana restrukturisasi tersebut kinerja keuangan Pertamina yang stabil menjadi tren positif dan terus tumbuh dari tahun ke tahun. Di sisi lain, kinerja seluruh lini, baik holding maupun subholding, juga semakin solid dan dapat diandalkan.

“Pertamina bisa mengelola operasionalnya untuk mempertahankan pertumbuhan laba.” Kinerja keuangan tahun 2023 meningkat dibandingkan tahun 2022 berkat pengelolaan yang efektif, optimalisasi biaya, pembayaran beban dan kompensasi,” kata Nick, Kamis (13/6/2024).

Menurut Nicke, pemulihan sumber daya berhasil lebih mengedepankan peran kerja sama aktif melalui orkestrasi beberapa inisiatif strategis di sektor keuangan.

Selain optimalisasi biaya, upaya penghematan biaya perawatan, strategi bisnis valuta asing, perdagangan dan komoditas, serta upaya penurunan risiko valuta asing dan kredit dapat menghindari potensi kerugian. Satu miliar

 

Kinerja ekonomi positif Pertamina, lanjutnya, tidak lepas dari dukungan pemerintah seperti pada harga pembayaran kompensasi sepanjang tahun 2023 yang mencapai Rp 119,31 triliun (belum termasuk pajak).

“Kami sangat mengapresiasi dukungan pemerintah yang terus berlanjut kepada Pertamina melalui perbaikan regulasi yang memungkinkan pembayaran lebih cepat, penyesuaian harga produk, dan peningkatan rasio keuangan,” tambahnya.

Tak hanya dari sisi finansial, kinerja Pertamina yang didukung 6 (enam) sub-tenant dan anak perusahaannya pun meningkat.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *