Thu. Sep 26th, 2024

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal I 2024 Dipuji Bos Grab: Tertinggi Sejak 2015

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Grab Indonesia menyoroti ketahanan perekonomian Indonesia meski dibayangi risiko gejolak global. Neneng Goenadi, CEO Grab Indonesia, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,11% year-on-year (yy) pada kuartal I-2024.

Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, perekonomian Indonesia tumbuh sekitar 5,04% year-on-year.

Menurut Neneng, teknologi dan digitalisasi menjadi sektor penting untuk mendorong pertumbuhan.

“Pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi sejak tahun 2015,” kata Neneng dalam Grab Business Forum di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta, Selasa (14/5/2024).

“Untuk mendukung keberlanjutan dan kemajuan perekonomian nasional, peran teknologi dan digitalisasi menjadi semakin penting,” ujarnya.

Neneng juga menyampaikan bahwa penting bagi sebuah perusahaan untuk terus berupaya meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional bisnis.

“Dengan pendekatan dan strategi yang relevan untuk meningkatkan ketahanan bisnis dan efisiensi operasional perusahaan, teknologi dan digitalisasi akan mampu menggerakkan roda perekonomian Indonesia di masa depan,” jelasnya. Menko Airlangga Sebut Indonesia Jauh dari Ambang Batas Resesi, Ini Faktornya

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko) Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia masih jauh dari ambang resesi akibat tekanan ekonomi global dan geopolitik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I tahun 2024 sebesar 5,11%.

“Pertumbuhan ekonomi kita termasuk yang tertinggi selama ini dan kalau kita lihat dari lembaga pemeringkat selain yang memberikan penilaian positif,” kata Airlangga Hartarto dalam Rapat Kerja Nasional Percepatan dan Pra Penilaian PSN, Selasa (14/5/2024).

Airlangga menambahkan, berbagai indikator makroekonomi di Indonesia menunjukkan kondisi yang kuat dan stabil dibandingkan negara lain. Pada April 2024, inflasi Indonesia akan berada pada angka 3%, lebih rendah dibandingkan negara lain. Indonesia hanya kalah dari Korea Selatan dan Jerman yang inflasinya masing-masing sebesar 2,9% dan 2,2%.

 

Sementara itu, Airlangga mengatakan indeks PMI Indonesia masih berada pada level ekspansi sebesar 52,9% dan Indonesia termasuk negara yang tetap stabil meski ada tekanan global. Hal ini tercermin dari probabilitas resesi Indonesia yang hanya sebesar 1,5%, lebih rendah dibandingkan hampir semua negara.

Airlangga mengatakan, berdasarkan berbagai survei, peluang resesi Indonesia termasuk yang terendah di dunia dibandingkan negara lain seperti Jerman 60%, Italia 55%, Inggris 40%, Australia 32,5%, Amerika Serikat 30%, Thailand 30%. , Rusia 17,5 %, Korea Selatan 15 %, Tiongkok 12,5 % dan Indonesia 1,5 %.

“Peluang Indonesia mengalami resesi hanya 1,5%, lebih rendah dibandingkan hampir semua negara,” ujarnya.

Secara spasial, perekonomian Indonesia di wilayah timur mencatatkan pertumbuhan tertinggi yaitu di provinsi Maluku dan Papua sebesar 12,15%, Sulawesi sebesar 6,35%, dan Kalimantan sebesar 6,17%.

“Pertumbuhan ekonomi ketiga wilayah ini terutama didorong oleh pertambangan, industri logam, dan pengembangan IKN,” tutupnya.

 

Sebelumnya perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,11% pada kuartal I 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah industri manufaktur.

Pj Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan industri pengolahan menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar sebesar 0,86%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan triwulan IV tahun 2023.

“Kalau dilihat dari sumber pertumbuhannya pada triwulan I tahun 2024, industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan utama yakni sebesar 0,86%. Sumber pertumbuhan industri pengolahan ini lebih tinggi dibandingkan triwulan IV tahun 2023, namun lebih rendah dibandingkan triwulan I tahun 2023,” kata Amalia dalam siaran resmi statistik, di Jakarta, Senin (06/05/2024).

Selain industri manufaktur, Amalia menyoroti kontribusi lainnya. Serta sektor konstruksi sebesar 0,73%, pertambangan dengan sumber pertumbuhan sebesar 0,68% dan perdagangan sebesar 0,60%.

Secara rinci, industri manufaktur terus tumbuh didukung oleh kuatnya permintaan dalam dan luar negeri. Industri makanan dan minuman antara lain tumbuh sebesar 5,87% yang ditopang oleh meningkatnya permintaan produk makanan dan minuman dalam negeri selama Ramadhan dan persiapan menyambut Idul Fitri.

“Industri logam dasar tumbuh sebesar 16,57% didorong oleh meningkatnya permintaan luar negeri terhadap produk logam dasar seperti besi dan baja,” kata Amalia.

Selanjutnya, industri kimia, farmasi, dan obat tradisional tumbuh sebesar 8,01% seiring dengan meningkatnya permintaan di pasar dalam dan luar negeri.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *