Thu. Sep 19th, 2024

PHRI Sebut Tingkat Hunian Hotel Berpotensi Naik sampai 10 Persen di Libur Lebaran 2024, Terbanyak di H+2

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Libur Lebaran menjadi salah satu momen meningkatnya okupansi hotel. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) meyakini permintaan sewa kamar hotel akan meningkat signifikan di berbagai daerah pada musim libur Idul Fitri 2024 seiring dengan tradisi mudik.

Menurut Hariyadi Sukhamdani, Ketua PHRI, hingga saat ini belum terlihat adanya lonjakan pemesanan hotel pada periode libur Idul Fitri 2024. Namun hal tersebut tidak menjadi masalah mengingat berbagai online travel agent (OTA) menawarkan kemudahan dan keleluasaan kepada pelanggannya untuk memesan kamar hotel. Dalam hal ini, pelanggan dapat dengan mudah memesan kamar beberapa hari sebelum kunjungannya.

“Occupancy kamar hotel kemungkinan akan meningkat signifikan pada minggu menjelang libur lebaran. Perkiraan kami akan ada peningkatan minimal hingga 10 persen,” kata Hari pada acara Buka Puasa PHRI. Kamis, 14 Maret 2024, di sebuah hotel di Kawasan Senayan, Jakarta Pusat.

Ia menambahkan, peningkatan okupansi kamar hotel pada masa libur Idul Fitri biasanya terjadi pada hari ketiga perayaan Idul Fitri. Pada hari ini, masyarakat fokus pada kumpul keluarga yang disusul dengan banyak waktu liburan. Oleh karena itu, tingginya okupansi ruangan tergantung seberapa cepat rombongan berangkat dari hari raya Idul Fitri.

“Jadi kalau liburan bareng menjelang lebaran biasanya okupansi hotel tidak naik signifikan. Biasanya lonjakan okupansinya H+2 di hari lebaran lalu di hari-hari menjelang berakhirnya libur bersama. jelasnya.

PHRI juga mengatakan hotel-hotel di wilayah Jakarta mungkin tidak akan mengalami peningkatan okupansi yang signifikan selama libur Idul Fitri. Pasalnya, banyak warga Jakarta yang kembali ke kampung halamannya di berbagai daerah di dalam dan luar Pulau Jawa.

Dari situ, peningkatan besar okupansi hotel saat libur lebaran akan lebih banyak terjadi di kota-kota di luar Jakarta dan kota-kota lain yang memiliki banyak destinasi wisata. Pengelola hotel sudah menyiapkan strategi untuk menarik tamu di musim libur lebaran 2024. Misalnya, memfasilitasi penetapan tarif sewa kamar sesuai dengan kondisi lokal dan kecepatan pesaing.

Hotel juga berupaya meningkatkan dan memperbaiki fasilitas untuk memberikan pengalaman menginap terbaik bagi para tamu. PHRI sebelumnya telah menyelenggarakan Musyawarah Kerja Nasional IV Tahun 2024 yang dilaksanakan di Batam dan mengangkat tema “Strategi Pemerintah dalam Pengaturan Penyelenggara Perjalanan Wisata”.

Menurut Hari, konferensi yang dilaksanakan pada 22 Februari 2024 ini menarik lebih dari 1.500 anggota PHRI dari seluruh Indonesia. “Musyawarah kerja nasional ini merupakan kegiatan sehari-hari untuk mengevaluasi dan melaporkan program kerja tahun ini. Kemudian kita menyusun program untuk tahun depan. Lebih pada evaluasi dan perencanaan,” kata Presiden PHRI 2024 itu, Rabu , 21 Mei. Mengutip saluran regional matthewgenovesesongstudies.com.

Hari mengatakan, Rakernas PHRI kali ini akan membahas situasi bisnis di sektor perhotelan dan cara mengatasi tantangan terkini bagi hotel dan restoran di Indonesia. Salah satu fokusnya adalah peningkatan agen perjalanan online (OTA), namun sektor akomodasi belum pulih.

Merujuk data BPS tahun 2023, okupansi hotel di Indonesia tidak mengalami peningkatan dari sisi keterisian kamar. Tingkat keterisian ini masih di bawah tingkat keterisian tahun 2019 atau sebelum COVID-19, menurut data PHRI.

“Pada prinsipnya OTA membantu dalam satu hal, karena memberikan efisiensi. Namun ada dua permasalahan. Pertama, terkait dengan biaya yang relatif tinggi, yang memberatkan, OTA asing tidak membayar pajak, artinya biaya tersebut dikenakan kepada kami (hotel),” ujarnya.

Peningkatan penetrasi pasar OTA di Indonesia diperkirakan mencapai 45%, dengan total pasar pariwisata mencapai Rp 12 miliar pada tahun 2025. Namun, kesenjangan antara peningkatan valuasi OTA dan pendapatan hotel domestik diperkirakan akan menghambat tujuan tersebut. .

Anomali ini terjadi karena OTA milik perusahaan asing menyuntikkan dana promosi dalam jumlah besar sekaligus menekan harga hotel di Indonesia. OTA luar negeri tersebut adalah Agoda, Booking.com, Airbnb, Trip.com, Expedia, Globaltix, dan Klook.

“Pajak dari OTA luar negeri harus kita tanggung,” ujarnya. Konferensi Kerja Nasional PHRI bertujuan untuk mencari solusi dan menjawab kekhawatiran akan hadirnya OTA luar negeri yang ‘buang-buang uang’, namun nyatanya berdampak kecil terhadap sektor pariwisata dalam negeri.

Secara terpisah, dalam agenda ini, PHRI juga meluncurkan platform BookingINA. Aplikasi ini merupakan platform pemesanan hotel dan restoran online yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan belanja hotel dan restoran kementerian dan lembaga pemerintah Indonesia.

Platform ini akan menjadi wadah bagi seluruh kementerian dan lembaga pemerintah untuk melakukan pemesanan hotel dan restoran untuk seluruh kegiatan yang dijalankan pemerintah. PHRI mengatakan BookingINA dapat saling memberikan manfaat bagi pengusaha dan pemerintah.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *