Mon. Sep 30th, 2024

Pilih-Pilih Jodoh Berdasarkan Agama, Rupa dan Harta, Salah Enggak Ya? Ini Penjelasan Ustaz Nuzul Dzikri

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Setiap orang ingin mencari belahan jiwa terbaik untuk pasangan hidupnya di dunia, bahkan hingga bertemu kembali di surga.

Dalam memilih pasangan hidup, setiap orang tentu tidak hanya memandang satu sisi saja. Misalnya yang penting berpenampilan menarik, cantik, atau yang penting kaya. Ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan sebelum Anda akhirnya melangkah ke pelaminan.

Tak jarang setiap orang mempunyai kriteria atau parameter jodohnya masing-masing, misalnya harus baik dalam berbagai aspek antara lain agama, harta, dan ketampanan. Parameter ini sering dianggap sebagai sifat penggigit berpasangan atau tukang jagal.

Lantas, salahkah jika punya kriteria sendiri dalam mencari jodoh?

Profesor Mohammad Nazaral Zakari membalasnya. Menurutnya, memiliki standar pasangan sendiri tidak salah.

Salahkah memilih pasangan hidup berdasarkan kriteria agama, harta dan penampilan? “Tidak salah, hanya bagus,” kata Profesor Mohammad Nazul Zikri, Senin (29/7/2024), merujuk pada saluran YouTube pribadinya yang berjudul sama.

Ostaz yang baru-baru ini diduga menikah dengan Laodia Cynthia Bella namun kemudian diketahui palsu, menambahkan, ketiga hal tersebut merupakan standar yang tinggi.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah dia ingin bersama kita atau tidak. Profesor Nazul Zikri menambahkan: Karena standarnya tinggi lho, agama, kekayaan, penampilan.

Nazul Zikri mencontohkan, jika seseorang tidak memiliki cukup uang untuk membeli mobil mewah, maka ia tidak akan masuk ke showroom yang menjual mobil Eropa.

“Kalau kita punya 50 juta real untuk membeli mobil, menurutmu kita akan ikut pameran mobil Eropa atau tidak? “Tidak, tapi kalau kita punya Rp 500 juta, kita akan memilih lebih banyak dari sebelumnya.”

Kalau kita punya Rp 1 miliar, kita akan memilih lebih. Orang pun sama, mempunyai pasangan yang agamanya baik itu sangat berharga. “Dan orang yang agamanya baik memilih, apalagi agamanya bagus, hartanya bagus, penampilannya bagus,” jelas Nazul.

Menurut Nozul, di dunia ini ada orang yang religius, cantik, dan kaya raya.

Memang ada orang yang seperti itu, tapi pertanyaannya, ketika mereka memilih dengan profil seperti itu, apakah menurut kita cocok dengan profil mereka atau tidak? Kata Nizul, ayo kita atur kecepatannya.

Pemilihan calon pasangan penting dilakukan agar pasangan dapat membawa kebaikan dan kebaikan di kemudian hari serta mengajarkan mereka untuk tabah.

Seperti yang Nuzul bahas di unggahan lainnya. Nazul menuturkan dalam unggahan tersebut, ketahanan menjadi sulit bila memiliki pasangan hidup yang tidak mengetahui jalan Anda.

“Kegigihan itu sulit jika tidak diundang oleh orang yang tidak memimpin. Kalaupun benar, “Saya sudah tahu, sebelum saya membaca Al-Quran” dsb. Cobalah untuk mengevaluasi diri Anda sebagai seorang suami dan ayah. Ingatlah bahwa perempuan adalah tugas yang sangat besar, kata Nazul.

Setelah menikah, kewajiban pria bukan hanya uang. Namun mencakup berbagai aspek, termasuk aspek yang berkaitan dengan kehidupan setelah kematian.

Saat kita memutuskan untuk menikah, bukan hanya soal uang, tapi soal pendidikan dan perlindungan keluarga dari siksa api neraka.”

“Pernikahan mencakup segalanya mulai dari kehidupan hingga pengajaran agama dan pendidikan. Oleh karena itu, perempuan harus berpendidikan. “Dan bagi para wanita, usahakan untuk selektif dan carilah pria yang bisa mendidikmu, jangan hanya sekedar kaya dan ganteng,” pungkas Nizul.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *